Share

Bab 1126

Penulis: Vodka
Winola bertanya, "Apa? Kamu benaran nggak punya rencana?" Winola langsung tertegun. Dia menatap Yoga dengan mata terbelalak. Sulit baginya untuk memercayai perkataan Yoga.

Yoga mengangkat bahu dengan santai, lalu bertanya, "Sudah kubilang nggak punya, kenapa kamu nggak percaya?"

Winola bertanya, "Jadi maksudmu, kamu cuma lagi mempermainkan empat keluarga besar?"

"Tentu saja. Kalau nggak, apa lagi?" balas Yoga.

Melihat Yoga yang begitu santai dan seolah-olah itu adalah hal yang wajar, Winola terdiam cukup lama. Akhirnya, dia pun memilih untuk percaya.

"Oke, aku mengerti," ucap Winola sambil berbalik tanpa ragu dan berjalan pergi.

Yoga bertanya dengan nada sedikit khawatir, "Kamu nggak akan menyebarkan rumor lagi, 'kan?"

"Saat ini, aku nggak akan kasih tahu siapa pun tentang rahasia ini. Tapi setelah menemukan harta karun itu, baru aku akan memutuskan ... apa aku akan punya anak atau nggak," ucap Winola dengan tak acuh.

Usai berkata demikian, Winola berbalik dan pergi. Dia meninggalkan Y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1127

    "Semuanya, jadi maksud kalian ...." Para anggota Keluarga Bramasta mulai berdiskusi dengan ramai.Winola hanya berdiri di tempat dan menyaksikan pemandangan itu dengan puas. Dulu mereka begitu sering menindas dirinya, tetapi sekarang situasinya sudah berbalik. Sungguh ironis!Kebohongan yang baru saja Winola karang ternyata dipercaya penuh oleh mereka. Namun, apa yang tidak Winola sadari adalah bahwa Yoga dan Sutrisno memang benar-benar bekerja sama."Keluarga Bramasta adalah yang paling lemah di antara empat keluarga besar. Kalau kita melawan Keluarga Salim yang paling kuat, jelas itu langkah yang sangat nggak bijak!""Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma punya dendam mendalam terhadap Yoga. Ini juga menjadi alasan di balik rencana Yoga kali ini. Sementara itu, tujuan Keluarga Salim adalah merebut sumber daya dan kekuatan kedua keluarga itu. Kalau begitu, apa yang bisa kita dapatkan?""Yang kita dapatkan ... mungkin cuma agar kita nggak dimusnahkan dalam konflik ini?"Setelah kalimat te

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1128

    "Ya, kamu masih tahu diri," ucap Yoga dengan santai."Tentu saja. Kamu menciptakan peluang sebagus ini, mana mungkin aku nggak memanfaatkannya dengan baik?" jawab Sutrisno sambil terkekeh-kekeh. Ekspresinya penuh semangat saat memandang Yoga."Aku datang ke sini kali ini karena ada satu hal yang ingin kubicarakan denganmu," ujar Yoga sambil mengubah nada suaranya. Wajahnya tiba-tiba menjadi serius.Sutrisno langsung mengubah sikapnya. Dia berjanji, "Langsung katakan saja, aku akan melakukan yang terbaik!"Yoga melirik sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. Setelah yakin, dia mendekatkan diri pada Sutrisno dan berbicara dengan suara rendah, "Akhir-akhir ini, coba kamu sering-sering menemui Winola."Sutrisno bertanya dengan bingung, "Menemui dia? Kenapa aku harus menemui dia?"Yoga menjelaskan, "Aku sudah batalkan perjanjian pernikahanku dengannya, tapi dia terus menggangguku. Jadi, aku mau kamu membantuku menanganinya.""Menangani dia?" Sutrisno terlihat berpik

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1129

    Winola melirik sekeliling dengan makna tersembunyi dalam pandangannya. Di sekitar mereka, masih ada beberapa penjaga dan pelayan yang berjaga."Kalian semua keluar dulu," pinta Sutrisno dengan nada datar."Oke!" Para pelayan dan penjaga di ruang tamu segera pergi. Mereka meninggalkan ruangan itu untuk Sutrisno dan Winola. Di sudut belakang, Yoga tetap diam-diam bersembunyi sambil mendengarkan."Sekarang, ruangan sudah kosong. Kalau ada yang mau kamu katakan, langsung saja," ujar Sutrisno.Winola menatap Sutrisno, lalu berujar dengan tegas, "Meski nggak bisa bikin keputusan sendiri, setidaknya kamu bisa menyampaikan pesan ini pada orang-orang yang lebih berwenang.""Kalau itu, tentu nggak masalah," jawab Sutrisno dengan santai.Winola bertanya, "Aku ingin tahu, apa rencana Keluarga Salim sekarang? Apa kalian benar-benar berniat melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma?"Mendengar pertanyaan itu, Sutrisno tidak bisa menahan tawanya. Dia bertanya, "Kenapa kamu berpikir begitu? Siapa yan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1130

    "Kamu benar-benar licik. Mana boleh kamu sembunyi di sini?" seru Winola dengan marah."Apa salahnya aku berada di sini? Masa cuma kamu yang boleh datang?" jawab Yoga dengan nada santai sambil tersenyum puas. Dia terus memainkan ponselnya."Kamu ....!" Wajah Winola memerah karena marah. Tubuhnya gemetar dan bibirnya bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Winola menggigit bibirnya dengan keras sambil menatap Yoga dan Sutrisno dengan emosi. Suasana hatinya sudah kacau balau. Dia merasa seperti telah dijebak oleh kedua orang itu.Sutrisno berujar, "Nona Winola, aku membiarkanmu masuk dengan baik hati, tapi kamu malah membuatku muak. Bukannya tindakanmu ini keterlaluan? Untung saja kamu belum sempat membuka semua bajumu. Kalau nggak, dampaknya pasti sangat buruk bagi kondisi psikologisku.""Untuk menebus ini, sebaiknya kamu serahkan beberapa senjata ajaib atau obat. Anggap saja itu untuk menyelamatkan mataku yang malang!" ucap Sutrisno dengan ser

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1131

    Winola memandang langit dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang ke mana-mana. Bagaimana cara memecahkan kebuntuan ini?Keluarga Bramasta telah menonjol dalam perebutan kekuasaan kali ini. Jika ingin tetap menjadi bagian penting dari keluarga, Winola harus menemukan cara untuk membuktikan dirinya. Hanya dengan begitu, ibunya tidak akan berada dalam bahaya lagi.Winola bergumam perlahan, "Pil Ketenangan Jiwa ...."Winola tiba-tiba bangkit berdiri dan mendekati tepi tebing. Dengan tenang, dia menatap ke dalam jurang yang gelap di bawahnya. Jurang itu seolah-olah menatap balik ke arahnya, dingin dan sunyi.Tanpa sadar, Winola melangkah lebih dekat ke tepi. Pandangannya tertuju ke bawah. Dia menatap kegelapan yang begitu pekat. Jurang yang dingin dan suram ini mengingatkannya pada suasana Keluarga Bramasta yang sedingin es dan penuh kehampaan.Winola pun mengernyit dan tatapannya menjadi makin serius. Dia berusaha memikirkan cara untuk memecahkan kebuntuan yang dihadapinya.Tiba-tiba, su

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1132

    Dalam sekejap, Yoga dan Winola saling menatap dengan ekspresi bingung di wajah masing-masing. Barulah mereka menyadari bahwa mereka telah salah paham.Yoga pun mengernyit. Suaranya terdengar kesal ketika bertanya, "Kamu mau nikmati pemandangan, memangnya nggak bisa cari tempat lain selain tepi tebing?""Apa salahnya aku menikmati pemandangan di sana? Itu urusanku, 'kan? Lagian, yang mendorongku jatuh itu kamu!" balas Winola dengan nada marah.Yoga tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menghela napas panjang dan menerima bahwa memang dia yang salah paham lebih dulu.Kini, mereka berdua pun duduk diam di dalam gua yang gelap. Suasananya hening dan sedikit mencekam."Ini tebing. Kita masih bisa keluar nggak?" tanya Winola dengan suara kecil. Dia sepertinya ketakutan."Bisa," jawab Yoga sambil berdeham. Dia segera mengaktifkan lampu senter di ponselnya untuk menerangi sekeliling.Ketika cahaya menerpa pemandangan di depan mereka, Winola terkejut dan tanpa sadar berteriak kecil. Dia refleks

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1133

    Yoga terdiam.Bimo kembali berkata, "Kalau bisa menemukan satu sisik naga, itu tetap akan sangat berharga."Pada saat itu, Winola yang melihat Yoga sedang melamun segera menggoyang Yoga dengan cemas."Kamu dengar, 'kan? Benar-benar ada harta karun di sini, kita harus mencari cara untuk menemukannya," desak Winola."Kamu lihat saja tempat ini, ada begitu banyak orang yang sudah mati. Kamu pikir kita benar-benar bisa menemukannya?" tanya Yoga kembali."Setidaknya kita sudah mencobanya," jawab Winola dengan tegas sambil menatap Yoga.Yoga hanya bisa menghela napas dan berkata, "Kalau begitu, kita coba terus jalan sampai akhir saja."Winola yang merasa sangat bersemangat langsung mengikuti Yoga pergi. Mereka berjalan sangat jauh melewati tempat yang pernah dikunjungi Yoga sebelumnya, tetapi tetap terdapat banyak mayat yang berserakan di tanah.Awalnya, mayat terlihat berserakan di mana-mana, tetapi makin sedikit saat keduanya berjalan makin jauh. Melihat itu, Yoga menyadari mungkin mereka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1134

    Winola sama sekali tidak menghiraukan perkataan Yoga dan langsung berlari menuju takhta hitam itu. Sementara itu, prajurit kerangka terus mengejar di belakangnya tanpa henti.Yoga menghela napas dengan tak berdaya. Jika mati di sini, semuanya akan kacau. Dia segera melangkah maju dan menendang salah satu prajurit kerangka itu.Bang!Kekuatan yang besar itu langsung membuat prajurit kerangka itu hancur dan tulang-tulangnya berserakan ke mana-mana. Namun, justru karena tindakan ini, seluruh perhatian prajurit kerangka itu langsung beralih pada Yoga. Tak lama kemudian, mereka satu per satu mengangkat pedang panjang mereka dan menebas ke arah Yoga secara liar.Ekspresi Yoga tetap tenang dan terus menendang satu per satu prajurit kerangka itu. Meskipun prajurit kerangka itu terlihat menyeramkan, gerakan mereka sangat lambat dan sama sekali bukan tandingannya. Saat terus menyerang mereka, dia merasa ada sesuatu yang aneh karena mereka sepertinya tidak ada habisnya.Saat ini, Winola sudah sam

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1273

    Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1272

    "Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1271

    Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1270

    "Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1269

    Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1268

    Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1267

    Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1266

    Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1265

    Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status