Share

Bab 1132

Author: Vodka
Dalam sekejap, Yoga dan Winola saling menatap dengan ekspresi bingung di wajah masing-masing. Barulah mereka menyadari bahwa mereka telah salah paham.

Yoga pun mengernyit. Suaranya terdengar kesal ketika bertanya, "Kamu mau nikmati pemandangan, memangnya nggak bisa cari tempat lain selain tepi tebing?"

"Apa salahnya aku menikmati pemandangan di sana? Itu urusanku, 'kan? Lagian, yang mendorongku jatuh itu kamu!" balas Winola dengan nada marah.

Yoga tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menghela napas panjang dan menerima bahwa memang dia yang salah paham lebih dulu.

Kini, mereka berdua pun duduk diam di dalam gua yang gelap. Suasananya hening dan sedikit mencekam.

"Ini tebing. Kita masih bisa keluar nggak?" tanya Winola dengan suara kecil. Dia sepertinya ketakutan.

"Bisa," jawab Yoga sambil berdeham. Dia segera mengaktifkan lampu senter di ponselnya untuk menerangi sekeliling.

Ketika cahaya menerpa pemandangan di depan mereka, Winola terkejut dan tanpa sadar berteriak kecil. Dia refleks
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1133

    Yoga terdiam.Bimo kembali berkata, "Kalau bisa menemukan satu sisik naga, itu tetap akan sangat berharga."Pada saat itu, Winola yang melihat Yoga sedang melamun segera menggoyang Yoga dengan cemas."Kamu dengar, 'kan? Benar-benar ada harta karun di sini, kita harus mencari cara untuk menemukannya," desak Winola."Kamu lihat saja tempat ini, ada begitu banyak orang yang sudah mati. Kamu pikir kita benar-benar bisa menemukannya?" tanya Yoga kembali."Setidaknya kita sudah mencobanya," jawab Winola dengan tegas sambil menatap Yoga.Yoga hanya bisa menghela napas dan berkata, "Kalau begitu, kita coba terus jalan sampai akhir saja."Winola yang merasa sangat bersemangat langsung mengikuti Yoga pergi. Mereka berjalan sangat jauh melewati tempat yang pernah dikunjungi Yoga sebelumnya, tetapi tetap terdapat banyak mayat yang berserakan di tanah.Awalnya, mayat terlihat berserakan di mana-mana, tetapi makin sedikit saat keduanya berjalan makin jauh. Melihat itu, Yoga menyadari mungkin mereka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1134

    Winola sama sekali tidak menghiraukan perkataan Yoga dan langsung berlari menuju takhta hitam itu. Sementara itu, prajurit kerangka terus mengejar di belakangnya tanpa henti.Yoga menghela napas dengan tak berdaya. Jika mati di sini, semuanya akan kacau. Dia segera melangkah maju dan menendang salah satu prajurit kerangka itu.Bang!Kekuatan yang besar itu langsung membuat prajurit kerangka itu hancur dan tulang-tulangnya berserakan ke mana-mana. Namun, justru karena tindakan ini, seluruh perhatian prajurit kerangka itu langsung beralih pada Yoga. Tak lama kemudian, mereka satu per satu mengangkat pedang panjang mereka dan menebas ke arah Yoga secara liar.Ekspresi Yoga tetap tenang dan terus menendang satu per satu prajurit kerangka itu. Meskipun prajurit kerangka itu terlihat menyeramkan, gerakan mereka sangat lambat dan sama sekali bukan tandingannya. Saat terus menyerang mereka, dia merasa ada sesuatu yang aneh karena mereka sepertinya tidak ada habisnya.Saat ini, Winola sudah sam

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1135

    Setelah merenungkannya dengan serius, Yoga merasa ucapan Bimo itu masuk akal juga."Baiklah, ayo kita pergi," saran Yoga. Dia pun membawa Winola pergi dari tempat itu."Aku boleh melihat sisik naga itu?" tanya Winola dengan nada cemas dan menatap Yoga dengan hati-hati."Ambil saja," kata Yoga yang tidak terlalu peduli sambil melemparkan sisik naga itu pada Winola. Tadi dia sudah memeriksa sisik itu cukup lama, tetapi tidak menemukan arti atau tujuan dari sisik itu.Winola juga mengamati sisik hitam itu cukup lama, tetapi tetap tidak menemukan petunjuk apa pun.Tiba-tiba terdengar suara aneh dari kegelapan di depan mereka. Seperti suara langkah kaki, tetapi terdengar seperti suara logam yang berbenturan juga. Perasaan mencekam perlahan-lahan merayap."Apa itu?" tanya Winola yang merasa ketakutan dengan hati-hati dan secara refleks memeluk lengan Yoga."Nggak peduli apa pun itu, kita hadapi saja," kata Yoga dengan penuh percaya diri dan dingin.Seiring dengan cahaya senter yang menyinari

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1136

    Boom!Yoga mengayunkan satu telapak tangan ke depan dan mengeluarkan kekuatan dahsyat yang langsung meledak. Semua kerangka di depannya langsung hancur berkeping-keping dan berserakan di tanah.Melihat semua itu, Yoga mengernyitkan alis dan menatap ke depan dengan dingin. Kerangka-kerangka di aula sebelumnya ternyata bisa hidup kembali seperti semula. Jika kerangka-kerangka ini juga seperti itu, situasinya akan menjadi sangat sulit.Namun, apa yang dikhawatirkan selalu terjadi. Tulang-tulang yang berserakan di tanah kembali berkumpul dan perlahan-lahan membentuk kerangka yang baru. Kerangka itu memegang senjata dan terus mengayunkannya ke arah Yoga."Gawat. Kerangkanya begitu banyak, apa kita masih bisa melarikan diri dari sini?" tanya Winola dengan cemas dan ketakutan."Bagaimanapun juga, kita tetap harus mencari cara melarikan diri," jawab Yoga dengan nada muram. Setelah mengatakan itu, dia langsung menarik Winola ke belakangnya dan berniat untuk menghadapi semuanya sendirian.Namun,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1137

    Muncul dua pria di hadapan Yoga dan Winola, yang satu berpakaian hitam dan yang satunya lagi berpakaian putih. Wajah kedua pria itu tidak terlihat jelas, tetapi punggung keduanya memberikan kesan yang sangat kokoh.Yoga dan Winola pun tertegun dan tatapan mereka terlihat terkejut karena muncul dua orang yang hidup."Apa yang harus kita lakukan?" bisik Winola di telinga Yoga.Yoga mengernyitkan alis dan menatap kedua pria itu dengan tajam. Dia tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata dengan nada muram, "Nggak perlu takut, mereka nggak bisa mendengar kita. Ini mungkin hanya sebuah formasi.""Apa?" seru Winola dengan terkejut dan seluruh tubuhnya bergetar. Dia mengira kata-katanya akan membuat kedua pria itu langsung menyadari keberadaan mereka, tetapi tidak terjadi apa-apa. Kedua pria itu tetap menatap ke arah pintu gua dengan tenang dan tidak bergerak sedikit pun."Formasi? Formasi apa?" tanya Winola dengan panik."Ini hanya kilas balik saja," jawab Yoga dengan nada muram.Sebelum Winola

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1138

    "Siapa kedua orang ini?" tanya Yoga sambil tertegun dan menatap kedua pria itu dengan bengong. Dari diri mereka, dia bisa merasakan sebuah aura yang belum pernah dirasakannya. Itu adalah percaya diri yang seolah-olah mereka menguasai dunia."Apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan? Hanya untuk membuat orang mengambil sisik naga ini? Tapi, kenapa harus disembunyikan di sini?" tanya Winola yang juga makin bingung setelah melihat pemandangan itu. Dia bahkan merasa semua ini terlalu rumit."Kalau ini adalah rencana, aku rasa tujuan mereka sudah tercapai," kata Yoga dengan nada muram dan tatapannya terlihat serius. Dia merasa dirinya sudah menjadi pion dalam permainan kedua pria itu karena sisik naga itu memang ada di tangannya.Winola bertanya, "Bagaimana kalau kita pergi saja? Kita kembalikan saja benda ini, terlalu berbahaya. Orang-orang ini sudah merencanakannya sejak lama, bahkan sampai sekarang."Yoga membalas, "Kita masih terjebak dalam ingatan sisik naga ini, kita masih nggak bisa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1139

    Yoga terkejut dan merasa ada yang tidak beres. Pada saat itu, seluruh gua dan gunung tiba-tiba runtuh total. Batu-batu berjatuhan dan semuanya runtuh.Pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba membuka matanya dan menarik napas dalam-dalam. Dia baru menyadari dia tidak berada di dalam gua, melainkan di sebuah ladang yang luas.Winola juga membuka pintunya dan ekspresinya berubah. Keduanya berpelukan dengan sangat erat dan dekat, terlihat sangat akrab."Kita ... nggak mati?" tanya Winola dengan sangat senang dan menatap Yoga dengan bersemangat.Saat itu, Yoga dan Winola saling menatap dengan wajah yang sangat dekat. Saat melihat ke dalam mata masing-masing, mereka melihat bayangan satu sama lain di dalam mata mereka. Situasi itu terasa sangat ambigu."Kamu .... Cepat lepaskan aku!" teriak Winola buru-buru dengan wajah yang memerah dan secara refleks menundukkan kepala."Aku nggak menyentuhmu, kamu yang harusnya melepaskan aku," kata Yoga dengan santai.Mendengar perkataan itu, Winola yang ba

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1140

    Yoga dan Winola saling menatap. Ekspresi mereka penuh dengan kerumitan. Keduanya merasa bahwa yang ada di depan mereka adalah ilusi, hanya sekadar figur dalam dunia ilusi ini dan sama sekali bukanlah sosok yang nyata. Saat ini, rasanya mustahil untuk bisa keluar dari sini.Winola memandang ke arah Yoga. Sambil menghela napas pelan, dia bertanya, "Kapan sebenarnya kita mulai terperangkap dalam dunia ilusi ini?""Kalau dipikir-pikir, mungkin sejak kita jatuh dari tebing. Saat itu, kamu mulai berubah," jawab Yoga dengan ekspresi sangat serius. Dia mencoba mengingat kejadian sebelumnya dan merasa bahwa segalanya memang dimulai dari saat itu.Wajah Winola agak memerah saat memandang Yoga. Dia membalas, "Sepertinya memang begitu. Kamu benar-benar berubah saat itu ...."Kala itu, Yoga selalu melindunginya, memperhatikan perasaannya, dan bahkan terlihat seperti pria sempurna yang diciptakan khusus untuk dirinya. Namun, mana mungkin Yoga seperti itu?Keduanya tetap terdiam dan berdiri kaku di t

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status