Share

Bab 1122

Author: Vodka
"Baiklah, aku akan menelepon mereka sekarang," kata Yoga sambil tersenyum sinis. Dia suka melihat mereka saling menjatuhkan satu sama lain, sungguh konyol.

Tak lama kemudian, orang-orang dari tiga keluarga besar lainnya segera datang.

"Ayu, sudah lama nggak bertemu, kamu terlihat lebih kurus. Yoga, aku melihat barang bagus di perjalanan tadi, jadi kubelikan untukmu. Kamu coba saja, mana tahu cocok," kata Luna yang langsung mulai mendekatkan diri. Dia tidak pernah bersikap dan tersenyum begitu ramah seperti ini pada Ayu. Dia bahkan memberikan sebuah jam tangan dan terus meminta Yoga untuk mencobanya.

Ayu terlihat jelas agak canggung, tetapi tetap tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum kaku.

"Terima kasih," kata Yoga sambil tersenyum tenang dan menerima hadiah itu dengan tanpa ragu-ragu. Saat melihat itu jam tangan Rolex, dia berpikir ternyata banyak barang bagus di jalanan.

Melihat Yoga mengenakan jam tangan itu, Luna akhirnya merasa lega dan tersenyum bangga. Ekspresinya itu seol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1123

    Saat melirik orang-orang di sekitarnya, Winola menyadari dia pasti sudah membuat mereka marah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain, dia sudah terjebak di dalam situasi ini. Dia juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi semua ini nanti malam."Baiklah, sudah cukup nostalgianya. Ayo kita cepat bahas harus bagaimana mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa itu," kata Farel dengan dingin dan aura yang menekan."Kali ini Tuan Bimo sudah memberikan instruksi agar Yoga yang memimpin, sepertinya dia sangat memercayainya. Tapi, apa sudah ada rencananya?" tanya Luna sambil tersenyum dan tatapannya terlihat lembut."Ayo cepat kita bahas, kita harus buru-buru," desak Sutrisno.Yoga duduk di sofa dengan santai dan menatap semua orang dengan tenang. Dia melambaikan tangan dan berkata sambil tersenyum, "Kalian semua duduklah. Kita minum teh dulu, aku agak haus.""Kamu bisa bicara sambil minum teh. Kita nggak mungkin menunggumu sampai selesai minum dulu baru berbicara," kata Farel dengan nada dingi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1124

    Saat ini, semua orang di ruangan itu menggertakkan gigi dan merasa sangat marah. Bimo meminta mereka menyerahkan harta mereka dan menugaskan Yoga untuk memimpin pencarian harta karun kali ini. Sekarang Yoga malah meminta mereka untuk mencari terlebih dahulu tanpa memberikan mereka informasi yang berguna.Pada akhirnya, orang-orang dari keempat keluarga besar hanya menjadi pekerja yang paling menderita. Memikirkan hal itu, tidak ada yang akan merasa puas. Dalam sekejap, amarah mereka meledak dan tatapan mereka menjadi tajam."Kenapa masih diam di sana? Masih nggak pergi mencari?" teriak Yoga dengan nada dingin dan aura kewibawaannya langsung menyebar.Mendengar perkataan itu, semua orang terdiam sejenak dan merasa sangat kesal. Namun, itu adalah perintah, sehingga mereka hanya bisa berbalik dengan tak berdaya dan pergi.Pada saat itu, di dalam ruangan."Apa ini benar-benar kehendak Tuan Bimo? Mereka semua sepertinya sangat ketakutan," tanya Ayu sambil menatap Yoga dengan bingung."Benar

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1125

    Winola berkata, "Nggak mungkin, mana mungkin kamu nggak punya rencana untuk masalah sebesar ini."Yoga berkata, "Percaya atau nggak, terserah kamu. Kalau nggak percaya, pergilah."Winola melanjutkan, "Kalau kamu memberitahuku, malam ini aku akan makan malam dan menonton bersamamu. Ini batasanku."Yoga membalas, "Aku nggak butuh itu. Kamu pikir kamu ini benar-benar begitu istimewa?"Winola berkata dengan marah, "Kamu! Aku sudah memberimu kesempatan, kamu sendiri yang nggak menghargainya."Yoga berkata, "Aku nggak butuh kesempatan seperti ini. Cepat pergi atau aku akan menyuruh Keluarga Salim untuk menargetkan kalian."Winola menggigit bibirnya dan tatapannya penuh dengan amarah. Yoga yang sekarang memang memiliki kemampuan seperti itu.Kali ini Winola bisa datang menemui Yoga juga karena dipaksa oleh keluarganya. Mereka mengancamnya untuk harus mendapatkan lokasi harta karun itu atau rencana Yoga selanjutnya, meskipun dia harus mengorbankan dirinya. Dia tidak mungkin setuju untuk melaku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1126

    Winola bertanya, "Apa? Kamu benaran nggak punya rencana?" Winola langsung tertegun. Dia menatap Yoga dengan mata terbelalak. Sulit baginya untuk memercayai perkataan Yoga.Yoga mengangkat bahu dengan santai, lalu bertanya, "Sudah kubilang nggak punya, kenapa kamu nggak percaya?"Winola bertanya, "Jadi maksudmu, kamu cuma lagi mempermainkan empat keluarga besar?""Tentu saja. Kalau nggak, apa lagi?" balas Yoga.Melihat Yoga yang begitu santai dan seolah-olah itu adalah hal yang wajar, Winola terdiam cukup lama. Akhirnya, dia pun memilih untuk percaya."Oke, aku mengerti," ucap Winola sambil berbalik tanpa ragu dan berjalan pergi.Yoga bertanya dengan nada sedikit khawatir, "Kamu nggak akan menyebarkan rumor lagi, 'kan?""Saat ini, aku nggak akan kasih tahu siapa pun tentang rahasia ini. Tapi setelah menemukan harta karun itu, baru aku akan memutuskan ... apa aku akan punya anak atau nggak," ucap Winola dengan tak acuh.Usai berkata demikian, Winola berbalik dan pergi. Dia meninggalkan Y

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1127

    "Semuanya, jadi maksud kalian ...." Para anggota Keluarga Bramasta mulai berdiskusi dengan ramai.Winola hanya berdiri di tempat dan menyaksikan pemandangan itu dengan puas. Dulu mereka begitu sering menindas dirinya, tetapi sekarang situasinya sudah berbalik. Sungguh ironis!Kebohongan yang baru saja Winola karang ternyata dipercaya penuh oleh mereka. Namun, apa yang tidak Winola sadari adalah bahwa Yoga dan Sutrisno memang benar-benar bekerja sama."Keluarga Bramasta adalah yang paling lemah di antara empat keluarga besar. Kalau kita melawan Keluarga Salim yang paling kuat, jelas itu langkah yang sangat nggak bijak!""Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma punya dendam mendalam terhadap Yoga. Ini juga menjadi alasan di balik rencana Yoga kali ini. Sementara itu, tujuan Keluarga Salim adalah merebut sumber daya dan kekuatan kedua keluarga itu. Kalau begitu, apa yang bisa kita dapatkan?""Yang kita dapatkan ... mungkin cuma agar kita nggak dimusnahkan dalam konflik ini?"Setelah kalimat te

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1128

    "Ya, kamu masih tahu diri," ucap Yoga dengan santai."Tentu saja. Kamu menciptakan peluang sebagus ini, mana mungkin aku nggak memanfaatkannya dengan baik?" jawab Sutrisno sambil terkekeh-kekeh. Ekspresinya penuh semangat saat memandang Yoga."Aku datang ke sini kali ini karena ada satu hal yang ingin kubicarakan denganmu," ujar Yoga sambil mengubah nada suaranya. Wajahnya tiba-tiba menjadi serius.Sutrisno langsung mengubah sikapnya. Dia berjanji, "Langsung katakan saja, aku akan melakukan yang terbaik!"Yoga melirik sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. Setelah yakin, dia mendekatkan diri pada Sutrisno dan berbicara dengan suara rendah, "Akhir-akhir ini, coba kamu sering-sering menemui Winola."Sutrisno bertanya dengan bingung, "Menemui dia? Kenapa aku harus menemui dia?"Yoga menjelaskan, "Aku sudah batalkan perjanjian pernikahanku dengannya, tapi dia terus menggangguku. Jadi, aku mau kamu membantuku menanganinya.""Menangani dia?" Sutrisno terlihat berpik

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1129

    Winola melirik sekeliling dengan makna tersembunyi dalam pandangannya. Di sekitar mereka, masih ada beberapa penjaga dan pelayan yang berjaga."Kalian semua keluar dulu," pinta Sutrisno dengan nada datar."Oke!" Para pelayan dan penjaga di ruang tamu segera pergi. Mereka meninggalkan ruangan itu untuk Sutrisno dan Winola. Di sudut belakang, Yoga tetap diam-diam bersembunyi sambil mendengarkan."Sekarang, ruangan sudah kosong. Kalau ada yang mau kamu katakan, langsung saja," ujar Sutrisno.Winola menatap Sutrisno, lalu berujar dengan tegas, "Meski nggak bisa bikin keputusan sendiri, setidaknya kamu bisa menyampaikan pesan ini pada orang-orang yang lebih berwenang.""Kalau itu, tentu nggak masalah," jawab Sutrisno dengan santai.Winola bertanya, "Aku ingin tahu, apa rencana Keluarga Salim sekarang? Apa kalian benar-benar berniat melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma?"Mendengar pertanyaan itu, Sutrisno tidak bisa menahan tawanya. Dia bertanya, "Kenapa kamu berpikir begitu? Siapa yan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1130

    "Kamu benar-benar licik. Mana boleh kamu sembunyi di sini?" seru Winola dengan marah."Apa salahnya aku berada di sini? Masa cuma kamu yang boleh datang?" jawab Yoga dengan nada santai sambil tersenyum puas. Dia terus memainkan ponselnya."Kamu ....!" Wajah Winola memerah karena marah. Tubuhnya gemetar dan bibirnya bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Winola menggigit bibirnya dengan keras sambil menatap Yoga dan Sutrisno dengan emosi. Suasana hatinya sudah kacau balau. Dia merasa seperti telah dijebak oleh kedua orang itu.Sutrisno berujar, "Nona Winola, aku membiarkanmu masuk dengan baik hati, tapi kamu malah membuatku muak. Bukannya tindakanmu ini keterlaluan? Untung saja kamu belum sempat membuka semua bajumu. Kalau nggak, dampaknya pasti sangat buruk bagi kondisi psikologisku.""Untuk menebus ini, sebaiknya kamu serahkan beberapa senjata ajaib atau obat. Anggap saja itu untuk menyelamatkan mataku yang malang!" ucap Sutrisno dengan ser

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status