Besoknya, waktu kami baru selesai sarapan, rumah tiba-tiba kedatangan tamu. Tamu tersebut, orang lama tentunya. Ambar. "Cepat juga angin berhembus, Kak." Aku menggoda dengan senyum lebar yang tak kusembunyikan. Ambar yang terpaut usia dua tahun diatasku nampak kikuk. Sementara itu, si beruang yang tahu-tahu saja sudah berdiri di belakang, langsung menoyor kepalaku. "Anak kecil, masuk sana. Tak usah ikut campur urusan orang dewasa." Aku meleletkan lidah. Sebelum pergi masih sempat kugoda mereka berdua. "Jangan kelamaan mikirnya. Nanti keburu uzur." Usai mengucapkan kalimat sindiran ini, aku berlari kecil sebelum tangan Chris beruang mendarat lagi di kepalaku. Hanya sesaat memasuki rumah, deru mobil pun terdengar. Sepertinya, kedua manusia dewasa itu ingin bicara secara pribadi. Baru memasuki rumah, aku berpapasan dengan Cipta yang sudah bersiap hendak pergi. "Ma, aku cabut dulu. Ada tugas kelompok dari sekolah." Sontak langkahku terhenti. Berhubung ini hari libur, tadin
Read more