Share

Kantor Polisi

Penulis: Auphi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 15:00:41

"Kamu baik-baik saja, Tiara?"

Respon panik Hendra menyambutku pertama kali ketika mata ini terbuka.

Kutatap wajahnya sambil berusaha mengingat kejadian apa yang membuatku sampai terbaring dengan selang infus. Sekelebat ingatan akhirnya singgah di otakku.

"Dimana Haris?" tanyaku parau sebab tenggorokanku masih sangat perih, seperti terbakar.

Bukan menjawab, Hendra justru buru-buru menuangkan secangkir teh lalu membantu aku minum. Dua tegukan cukup membuatku merasa baikan.

"Dimana Haris sekarang?" ulangku lagi. "Kamu tidak apa-apa, kan?"

"Tenang Tiara. Bajingan itu tak akan bisa lagi menyakitimu. Dia sedang dalam pemeriksaan polisi."

Mendengar penuturan Haris, aku menarik nafas lega. Masih terbayang dalam benakku betapa menakutkan kegilaan mantan suamiku kemarin.

Sungguh tak menyangka dia sanggup melakukan hal keji bahkan pembunuhan.

"Sudah berap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
klo udah menyangkut anak sangat sulit untuk menolak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Pulang

    Besoknya, sekira pukul sepuluh, aku diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sebab Cipta harus masuk sekolah, dan baik Ambar maupun Hendra punya kesibukan tersendiri, akhirnya aku pulang bersama supirku, Supriyadi. "Untung Ibu nggak kenapa-kenapa, kalau tidak ... kalau tidak pasti saya merasa bersalah seumur hidup." Pria paruh baya itu berkata begitu aku memasuki mobil. "Tak apa, Pak. Itu bukan salah bapak."Menurut penuturan Hendra, supirku sudah sampai lebih awal di parkiran. Tetapi asisten Haris langsung menyeretnya secara paksa lalu membawa mobil entah kemana.Sampai detik ini, mobil tersebut masih dalam penanganan pihak berwajib. Untuk sementara, Hendra meminjamkan mobilnya padaku.Dengan wajah haru, Supri berkata lagi. "Semoga Ibu selalu dalam lindungan Tuhan. Ibu orang baik."Aku tersenyum kecil sembari menatap ke jalanan yang ramai di luar sana. Hatiku penuh dilema, antara memenjarakan Haris atau mengikuti kema

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Bayar Dulu Utangmu

    Besoknya, waktu kami baru selesai sarapan, rumah tiba-tiba kedatangan tamu. Tamu tersebut, orang lama tentunya. Ambar. "Cepat juga angin berhembus, Kak." Aku menggoda dengan senyum lebar yang tak kusembunyikan. Ambar yang terpaut usia dua tahun diatasku nampak kikuk. Sementara itu, si beruang yang tahu-tahu saja sudah berdiri di belakang, langsung menoyor kepalaku. "Anak kecil, masuk sana. Tak usah ikut campur urusan orang dewasa." Aku meleletkan lidah. Sebelum pergi masih sempat kugoda mereka berdua. "Jangan kelamaan mikirnya. Nanti keburu uzur." Usai mengucapkan kalimat sindiran ini, aku berlari kecil sebelum tangan Chris beruang mendarat lagi di kepalaku. Hanya sesaat memasuki rumah, deru mobil pun terdengar. Sepertinya, kedua manusia dewasa itu ingin bicara secara pribadi. Baru memasuki rumah, aku berpapasan dengan Cipta yang sudah bersiap hendak pergi. "Ma, aku cabut dulu. Ada tugas kelompok dari sekolah." Sontak langkahku terhenti. Berhubung ini hari libur, tadin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Penyekapan

    Samar-samar netraku menangkap bayangan dinding berwarna kelabu di depan sana. Setelah itu, barulah aku sadar kenapa tubuh ini terasa kaku, sulit sekali digerakkan. Ternyata, posisiku di atas kursi dengan tangan dan kaki yang terikat kuat. "Akhirnya, kamu sadar juga." Suara Silvy sontak membuatku menoleh ke samping. Tampak wanita culas itu sedang bersantai sembari menikmati buah yang sudah dipotong-potong dalam wadah kecil. "Apa yang kamu lakukan, hah? Cepat lepaskan aku sekarang juga!""Lepas? Hahahha ... maaf, kamu tak mungkin lepas. Cuma malaikat maut yang bisa membebaskanmu dari sini, Tiara."Rasa takut menyergap segenap tubuhku. Sorot mata Silvy tampak liar, seperti orang kerasukan. Sosoknya yang ini tak pernah kulihat sebelumnya. "Silvy, tolong berpikir yang jernih. Kenapa harus pakai kekerasan, hah?"Wanita itu tertawa sangat keras, sampai tubuhnya terguncang. "Akhirnya kamu takut juga? Sayang sekali,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Lembaran Baru Bersama Setan

    Melihat kedua orang ini membicarakan nasibku seperti bercerita tentang harga barang di pasaran, aku makin sesak nafas. Kubuka mulut susah payah, namun yang terjadi kain kumal itu makin masuk dalam tenggorokan. 'Tuhan, tolong aku!'Batinku berseru tak putus-putus sambil berharap agar siapapun segera menemukan tempat ini. Tadi sebelum berangkat menemui Silvy, aku sempat mengirim pesan pada Hendra. Namun karena tak kunjung ditanggapi, kuputuskan datang sendiri. Keputusan yang akhirnya bikin aku menyesal setengah mati. "Bersiaplah, Tiara. Sekarang aku akan mencabut kuku jempolmu, hahahaha... ."Aku memejamkan mata, berharap maut datang sekarang juga. "Braakk!"Tiba-tiba pintu ruangan terbanting, dan tampaklah Hendra beserta Christopher sudah berdiri di ambang pintu, persis pahlawan kesiangan dalam film India. "Bajingan!" Serta-merta Christopher menerjang mantan Silvy hingga pria kurus itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Kenyataan Lain

    Mediasi kemarin jadi pertemuan terakhirku dengan Haris. Penutupnya lebih dramatis dari yang kukira sebab Chris memutuskan kasih 'pelajaran' sampai muka mantan suamiku memar. Untunglah kuasa Bambang sigap mengatur segalanya. Kalau tidak, bisa-bisa giliranku yang kena tuntutan hukum sekarang. "Kamu mau kemana lagi, Dek? Sebaiknya jangan terlalu banyak keluar. Kita tak tahu apa yang dipikirkan Haris," tegur Chris ketika melihatku buru-buru melintasi ruang tamu. "Lantas bagaimana dengan butikku? Hampir dua minggu aku tak ke sana?"Melihat wajah memelasku karena sudah lama tak memegang pensil dan kertas desain, akhirnya Chris mengalah. "Terserah kamu saja, tetapi tetap waspada."Mendapat persetujuannya, aku langsung tancap gas menuju Ratu Mode yang sekarang berkembang cukup pesat. Kecintaan wanita terhadap fashion adalah hal yang tak lekang oleh waktu. Sebab itu, jika dikerjakan sungguh-sungguh, industri ini bisa memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Kecewa

    Tanpa ragu, Silvy menampilkan seringai ejekan, seolah aku manusia paling tolol di muka bumi. Memilin-milin rambutnya yang panjang, dia akhirnya buka mulut. "Tadinya aku mau diam saja. Kurasa lucu juga melihatmu seperti orang bodoh. Akan tetapi... karena kamu sudah peduli pada anakku, anggap saja informasi ini sebagai balas jasa." Dengan mimik muka berlebihan, Silvy melanjutkan," orang yang memintaku menggoda Haris adalah pria yang tengah dekat denganmu sekarang." Keningku mengernyit dalam. Satu-satunya pria yang dekat denganku hanya dia. "Hendra?" tanyaku tak percaya. Silvy mengedikkan bahu. Gestur tubuh yang menunjukkan jika tebakanku benar. "Tapi... kenapa?" Aku tak bisa menerima bila Hendra yang selalu tulus menolong adalah biang kerok dari penderitaanku selama ini. "Kamu pasti bohong? Iya, kan?!" Tanpa sadar suaraku meninggi, bahkan aku sampai berdiri hendak memaksa Silvy buka mulut. Tetapi perempuan culas itu terlihat santai, sedikitpun tidak terintimidasi dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Dekapan Hangat

    "Ah, ya ampun," desahku untuk kesekian kali sambil menutup buku besar yang semakin tidak masuk akal isinya. Malam ini memang jadi sangat panjang tapi bukan lantaran aku sibuk bekerja melainkan memikirkan keculasan Hendra. Hatiku tak bisa menerima bila orang sebaik dia rupanya menusuk dari belakang. Kenapa harus Hendra? Sebab terlalu malas melanjutkan pekerjaan, aku membuka gawai yang sejak tadi sengaja kumatikan. Belasan pesan dan puluhan panggilan masuk dari Cipta, Ambar, Chris, bahkan Hendra sudah mengantri. Kubalas pesan Cipta lebih dulu sebelum meneliti isi pesan Hendra. [Tiara, maaf sudah bikin kamu kecewa. Tapi kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu][Tiara, kamu dimana?][Tiara, tolong angkat teleponku]... Dan pesan-pesan lain yang isinya kurang lebih sama. Kutatap jam di layar gawai, ternyata sudah lewat tengah malam. Sebab terlalu bingung mau berbuat apa, kulempar benda itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Dijebak

    Tubuhku membatu, kata-kata semanis ini sudah lama tak kudengar. Mungkin hanya mendiang ayah yang dulu pernah mengatakannya. Itu pun sudah lama sekali. Mengabaikan perasaan, aku menyahuti perkataan Hendra dengan nada datar. "Jangan mengucapkan sesuatu yang tak mungkin kamu tepati. Lagipula, aku belum memaafkanmu Hendra." Pria yang tampak sangat menarik dengan pakaian casual itu, menatapku sejurus lamanya. Aku tahu kamu belum memaafkanku. Setidaknya, dengar dulu ceritaku seutuhnya, bagaimana?" Aku diam saja, tidak membantah atau mengiyakan. Hal ini rupanya dimaknai Hendra tanda persetujuan. Dia pun membuka mulut dan mengutarakan cerita versinya. "Dulu, waktu kamu menikah sama Haris, aku sangat terpukul. Sebab itulah, aku sampai kabur ke luar negeri, berkarir di sana sementara waktu sampai bisa melupakanmu." Hendra memulai kisahnya dengan pembukaan yang sangat menyentuh hati. Tanpa sadar, jantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Akhir Cerita

    "Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!"Aku berteriak panik seraya mencari jalan keluar tetapi ketiga orang dewasa yang duduk di sofa, bergeming. Sedikitpun, tak kasihan sama perempuan yang tengah menangis, mengiba. Sementara itu, dua petugas berseragam putih mulai mendekat, salah satu dari mereka bahkan sudah siap dengan borgolnya. "Haris! Kenapa diam saja? Tolong aku!"Aku makin panik, hendak melarikan diri dari jendela, akan tetapi pembantu kami sudah berdiri di sana, siap dengan sebuah sapu di tangan. Astaga! Apa mereka menganggapku anjing sekarang? Sebab semua jalan sudah buntu, aku akhirnya kembali ke hadapan laki-laki yang kusebut suami. Dengan air mata membanjiri pipi, aku mulai berteriak. "Haris, jelaskan maksud semua ini!"Pria yang sudah kudampingi selama tiga belas tahun itu menatap dingin. "Jangan berlebihan, Tiara. Mereka datang untuk menolongmu. Kurasa kamu butuh perawatan agar mentalmu stab

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Resiko

    Keputusanku sepertinya sangat tepat, karena seminggu kemudian, anakku akhirnya pulang dengan berbagai bingkisan yang konon pemberian kerabat keluarga Danendra. "Ma, nenek juga menitipkan dokumen ini." Cipta menyerahkan sebuah map berwarna kuning. Meski sudah bisa menebak, tetap saja kuluangkan waktu melihat isinya. Ternyata benar, semua ini surat tanah dan bangunan yang masih dimiliki Haris. Tak sampai sepertiga dari kekayaannya diawal. Padahal, semua sahamnya pun sudah dijual saat memutuskan hengkang dari EraCipta. "Baiklah, Mama simpan semuanya. Kelak bila sudah cukup dewasa, kamu bisa mengambilnya."Cipta mengangguk lalu masuk kamar. Rupanya, ini jadi perbincangan kami yang terakhir karena sejak hari itu, anakku selalu menutup diri. Bila tidak sekolah, dia langsung mendekam di kamar dan hanya keluar bila ada urusan yang mengharuskannya begitu. Kucoba mendekatinya agar mau bicara, namun mulut anakku seperti terku

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Sampai Maut Memisahkan

    "Selamat pagi, bu Tiara. Kami mau mengabarkan bahwa suami Anda sudah meninggal sekitar pukul satu subuh tadi."Aku membatu di tempat, tak tahu harus bereaksi apa. Setelah sekian menit lamanya, barulah bisa kutemukan suaraku. "Maaf, tapi saya tak punya suami lagi."Pihak rumah sakit yang menelepon jadi kelabakan sebab butuh beberapa saat baginya untuk kembali merespon. "Bukankah suami ibu bernama Haris Danendra? Soalnya nomor ini diberi nama 'istri' pada kontak beliau."Duarr! Bagai petir yang datang tiba-tiba, jantungku nyaris berhenti. Haris, mantan suamiku, meninggal? Tapi kenapa? Enam bulan lalu kami baru saja bertemu. "Apa Anda yakin? Setahu saya pak Haris sehat, tak ada penyakit fatal yang bisa membuat beliau meninggal."Dalam hati, aku masih berharap mereka salah nomor. Semoga yang meninggal itu Haris yang lain, bukan pria yang pernah jadi suamiku. Sayang sekali, harapanku tak terkabul.

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Duka

    Beta testing dilakukan pada end user yang dipilih dari berbagai komunitas. Ada sekitar seratus lima puluh user yang berpartisipasi dalam hal ini. Berbeda dengan Alpa testing yang dilakukan di lab, maka testing kedua bisa dikerjakan dimana saja dan kapan saja selama periode yang ditentukan. "Apakah masih ada masalah?" tanyaku pada Hendra lewat sambungan telepon setelah lebih satu minggu masa testing berlangsung. "Sejauh ini belum ada. Aku yakin, kali ini aplikasinya sudah sembilan puluh sembilan persen siap."Hatiku agak lega mendapat kepastian ini sebab tak lama lagi, kami akhirnya bisa meluncurkan inovasi baru untuk memanjakan pelanggan. Perkataan Hendra ternyata bukan bualan karena dua minggu kemudian, aplikasi Ratu Mode akhirnya resmi diluncurkan. Meski menelan milyaran rupiah untuk pengembangan, desain, dan pemasaran, aku tetap bersemangat. Menandai peluncuran tersebut, aku mengadakan acara kecil-kecilan di aula gedung E

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Serba-serbi Hidup

    Begitu data mentah yang akan diinput ke direktori sudah siap, Hendra langsung mengerahkan tim khusus untuk mewujudkan impianku. "Kamu harus sabar, butuh beberapa bulan agar aplikasinya bisa sempurna," ujar Hendra setelah beberapa waktu. "Kapan alpha testing bisa dikerjakan?"Sembari mengotak-atik bahasa pemrograman di layar monitor, Hendra menyahut singkat. "Paling cepat dua bulan lagi.""Baiklah, yang penting hasil akhirnya memuaskan."Membiarkan Hendra menyelesaikan segala hal menyangkut aplikasi, aku kembali larut dalam kesibukan lain agar penantian ini tidak terlalu panjang. Salah satu hal yang kutekuni, tentu saja merancang busana untuk menyambut tahun baru. Rencananya, kami akan meluncurkan busana berkonsep asimetris dengan warna pastel yang soft. Aku tengah sibuk dengan coretan-coretan di atas kertas ketika Bambang menghubungi. "Selamat siang bu Tiara, maaf mengganggu waktunya. Persidangan untuk tind

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Ratu Mode

    Seruan MC tidak membawa riak apapun padaku sebab memang sejak awal kehadiranku di sini hanya meramaikan suasana, bukan untuk melantai. Aku terpaku mengamati orang-orang,-- lebih tepatnya outfit mereka -- ,yang mulai turun ke lantai dansa. Ada beberapa gaun yang cukup menarik minat tetapi banyak pula yang terlihat aneh, tak cocok dengan bentuk tubuh pemakainya. Tiba-tiba Hendra yang sekejap tadi duduk, berdiri dan mencondongkan tubuh ke arahku. "May I have this dance with you?" tanyanyaSontak aku ternganga, mengamati wajahnya yang berselimut humor. "Ta--tapi... ."Hendra mengedipkan mata dan aku pun mengamati sekeliling. Tampaknya beberapa tamu yang kebetulan duduk di dekat kami, mulai menoleh kemari. Pria tengil ini membuatku jadi pusat perhatian. Tak mau membuat kehebohan di pesta kakak sendiri, aku akhirnya ikut ke lantai dansa. Grogi betul rasanya, saat berpasang-pasang mata mengamati gerak-gerikku den

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Lantai Dansa

    Hari yang dinanti kakakku pun tiba. Pagi ini dia terlihat tampan dalam balutan setelan tiga potong. Dan karena sebulan menjelang pesta, dia sudah wara-wiri di tempat fitness, maka tubuhnya yang bongsor terlihat lebih proporsional. "Tiara, kakakmu rupanya sangat tampan, ya." Dia berkata sambil mematut diri di depan cermin. "Hemm," sahutku malas. "Beruk pun kalau pakai tuxedo, tampan juga."Serta-merta tangannya bergerak cepat menoyor kepalaku. "Adek durhaka, sia-sia kakak melindungimu sepenuh hati."Aku pura-pura mau muntah dan makin meledeknya. Kebahagiaan tersendiri melihat melihat kakakku bad mood. Padahal kalau mau jujur, aku sangat sedih sekarang. Belum lama kebersamaan kami, Chris harus menikah dengan pujaan hatinya. Meskipun Ambar juga dekat denganku, tetap saja setelah pesta ini, kakak sah jadi milik perempuan lain. Andaikata aku masih bersuami, mungkin tak semiris ini rasanya. "Hei, kok diam? Sedih ya, karen

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Saksi Bisu

    Tiga minggu berlalu, pembicaraanku dengan Cipta kemarin masih terngiang-ngiang hingga detik ini. Meski demikian, kuputuskan untuk abai. Pada akhirnya, dengan atau tanpa pasangan, seseorang harus bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. "Bu, kita langsung ke rumah tahanan sekarang?" Supri bertanya kali kedua. Aku mengangguk mantap tanpa mengalihkan pandangan dari luar jendela.Hari ini kuputuskan untuk mengunjungi Silvy di rumah tahanan sebab kurasa perlu mengabarkan perilaku ayahnya. Bukan lantaran dendam atau apa, hanya saja dia harus tahu bahwa ayahnya masih hidup. "Kenapa lagi kamu kemari?"Seperti biasa, kata-kata sapaannya tak pernah ramah. "Cuma mau bilang, ayah yang kamu rindukan masih sehat dan hidup."Dia langsung berhenti memelintir rambutnya, menatapku penuh tanya, seolah apa yang kusampaikan tak mungkin benar-benar terjadi. "Aku tak percaya. Mana buktinya?"Kubuka gawai lalu mencari fot

  • Gara-gara Istri Muda Anakku Meregang Nyawa   Pengorbanan

    "Bagaimana situasi anakku?" Begitu membuka mata aku langsung bertanya pada Hendra yang duduk terpekur di sisi ranjang. Setelah dilarikan dari cengkeraman bandit kemarin malam, barulah pagi ini aku bangun. Sepertinya, tendangan dan siksaan yang kuterima bertubi-tubi, menyebabkan luka dalam sebab sekujur tubuhku terasa nyeri. Pria itu memegang tanganku. "Cipta sedang dirawat. Kamu tenanglah, dia pasti baikan.""Kamu tidak berbohong, kan?""Aku tak membohongimu, Tiara." Dia menyahut sungguh-sungguh. "Cipta memang terserempet peluru, tapi bagian bahu saja."Usai berkata demikian, Hendra bercerita tentang peristiwa malam itu. Cipta yang cerdas menyadari sekelompok orang sedang bersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk melumpuhkan penjahat. Sama seperti pikiranku, dia pun menggigit bahu Anton hingga pria itu refleks menembak, yang rupanya berhasil menyerempet bahunya. Ketika tubuh anakku terlempar, orang yang bersembunyi

DMCA.com Protection Status