All Chapters of Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO: Chapter 81 - Chapter 90

119 Chapters

81. Putus

Ini adalah hari ketiga Dika mengikuti Lia sepulang kerja. Dia benar-benar harus hati-hati. Perempuan itu pergi menuju tempat parkir. Lelaki itu masih tak ingin mengatakan putus pada kekasihnya lantaran dia masih ingin mengumpulkan banyak bukti tentang Lia dan lelaki asing di matanya. Perempuan itu sepertinya merasa dirinya ada yang mengikuti. Maka, Dika dengan cepat bersembunyi di antara tiang-tiang besar. Bersembunyi seraya mengintip beberapa kali, dia mendapatkan perempuan itu masuk ke dalam mobil Honda hitam. Dika lantas memutuskan untuk menghubunginya. Satu yang dia ingin pastikan, akankah perempuan itu jujur padanya atau tidak? Sambil mengarahkan ponsel itu ke telinga, Dika segera berjalan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari mobil tadi. Di sini adalah tempat parkir khusus. Jadi, Lia pergi dengan siapa barusan? Orang itu bukanlah orang sembarangan pastinya. Masuk ke dalam mobil sembari menyalahkan, Dika tak lama mendapatkan sahutan dar
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

82. POV SERA : Mas Dika Memilihku

"Duh, di mana Mas Dika?" Aku mondar-mandir di kamar. Cemas karena suamiku belum pulang. Memang baru jam 8 malam, namun suamiku bilang dia akan pulang cepat. "Mas, kamu di mana?" gumamku. Duduk di tepi ranjang, aku membuka ponsel seraya mengirim beberapa pesan pada Mas Dika. Sejujurnya, aku sangat cemas akan terjadi pada lelakiku. Tetapi, aku tidak ingin terus berpikir negatif. Aku berdoa yang terbaik untuknya. Semoga Allah selalu melindungi Mas Dika-- doaku. Sudah kukirim pesan panjang, Mas Dika tak juga membalas. Aku berpikir apa yang dilakukan priaku di luaran sana? Aku tetap sabar menunggu.Waktu terus berjalan. Aku tak bisa diam di tempat. Segala pikiran negatif selalu kusingkirkan. Dan aku tidak ingin berpikir kalau priaku sedang bersama kekasihnya. "Mas, pulanglah aku mencemaskanmu," ucapku. Lama-kelamaan menunggu aku merasa mengantuk. Aku membaringkan tubuhku di ranjang. Tak sanggup aku menahan diri untuk tidak tertid
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

83. Bahagia : Gejolak Asmara

Dia tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Bahwa dia sudah benar-benar bersatu dengan Dika. Pagi ini, pasangan tersebut masih membungkus dirinya dengan selimut. Menutupi tubuh mereka berdua. Beberapa saat kemudian, Sera lebih dahulu terbangun. Ia merasakan sesuatu melingkar di tubuhnya. Sudah dapat dipastikan itu tangan sang suami. Sera mendengar dengkuran halus di dekatnya. Tidur mereka memang begitu pulas setelah melakukan hubungan suami-istri.Menyingkirkan tangan kekar Dika, Sera sedikit terkejut saat pelukan itu semakin mengerat dan suaminya menggumam menyebut namanya. "Mas, bangun. Kita harus mandi," ujar Sera. "Mas," ujar Sera. Tetapi, Dika menghiraukan itu. Dia malah semakin mendekati tubuh Sera. Dan menaruh wajah di punggung wanita itu. Sera membalikkan. Dan kini dia dapat melihat wajah Dika yang tertidur pulas bersandar di dadanya. Dika terlihat seperti bayi besar. Sera memainkan rambut pria itu. "Bayi besar," ucap Sera. Senyum keci
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

84. Cemburu : Sera dan Fendi

"Sera pakaian yang mana yang cocok untukku?" tanya lelaki yang berdiri di depan cermin dengan menjejerkan kedua jasnya. "Yang mana saja yang dirasa cocok dan nyaman di kamu," kata Sera. Sera tak mau ambil pusing. Usai memakai hijab dengan pas, dia mencari ponselnya yang entah lupa dia taruh di mana. Sera ingin mengabari Nindy kalau dia akan pergi ke rumah sakit. Dia sudah banyak melewatkan harinya tak berkunjung ke butik. Ketemu. Ternyata ada di bawah bantal. Sera mengetikan pesan dengan cepat. Lalu, suami perempuan dengan kemeja hitam itu bertanya lagi. "Bagaimana, apa ini cocok?" Dika sudah pakai jas hitam. Dan dia memakai kaos hitam di dalamnya. "Ya, cocok di kamu," kata Sera singkat. "Singkat sekali, kau marah soal tadi?" Dika berjongkok seraya melempar jas yang lain yang dia pegang. "Tidak, Mas. Aku tidak marah," jawab Sera cepat. "Bohong, coba tatap aku atau aku cium?" ancam Dika. Kemudian, Sera menatap sang CEO. "Tid
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

85. Posesif : Cemburu Berat

"Puas kamu menertawakanku? Puas hm?"Dika menarik Sera bukan untuk dipeluk, tetapi dia kelitiki. Sera semakin tertawa kencang. Merasa geli karena tangan Dika yang jahil. Dika juga ikut tertawa. Mereka seperti anak remaja yang tengah jatuh cinta. Tapi, mau bagaimanapun dan berapapun usianya, cinta selalu bisa membuat orang melupakan hal-hal seperti itu. Karena yang terpenting adalah kebahagiaan yang dirasakan di dalamnya. "Mas, geli, haha, Mas, lepaskan aku!""Sudah, sudah, aku tak sanggup!""Ampun, geli, haha...," napas Sera ngos-ngosan. Keduanya berbaring di atas ranjang. Tangan Dika dijadikan bantalan begitu saja dan entah sejak kapan. Sera merebahkan diri di samping pria itu. Keduanya melihat ke arah langit-langit kamar. "Capek?" ucap Dika. Sera mengangguk singkat. "Jangan nakal makanya," Dika mencibit pipi Sera. "Aw, Mas, sakit tahu!" aku Sera mengusap wajahnya. Dika tidur dengan posisi miring menghadap wanitanya. Membiarkan tangann
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

86. Permintaan Maaf Dika

"Kenapa kamu dandan seperti itu?" Dika melihat Sera memakai make up yang lebih dari biasa. "Kenapa memangnya? Make up seperti ini adalah wajar, Mas. Aku tak memakai terlalu menor juga," sahut Sera. Dika menghela napas. Dia meraih jas seraya memakainya. "Pakaikan aku dasi," suruh Dika. "Iya, sebentar, Mas," Sera sedang memakai lipbalm. Setelah itu, tersenyum ke cermin. Merasa cantik dan bagus. Perempuan itu berjalan menghampiri sang suami seraya memakaikan dasi. "Kenapa kamu tak juga pandai memasang sendiri?" ucap Sera. Padahal, Dika bisa saja memakai sendiri walaupun tak sebagus Sera. Hanya saja, jika dipakaikan oleh sang istri langsung dia bisa berlama-lama menatap wajahnya dari dekat. "Cantik," ucap san CEO dengan suara pelan. Pujian itu keluar begitu saja. Sudut bibir kirinya terangkat. Sera yang sedang fokus dengan dasi itu mengangkat wajahnya. "Apa Mas? Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Sera. Samar-samar dia mendengarkan
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

87. Tak Ada Cinta untuk Lia

"LEON!!""LEON BUKA PINTUNYA!""LEONNNN...""Aku tahu kamu ada di dalam, buka pintunya! Aku mohon padamu dengarkan penjelasan aku sebentar!" Perempuan itu sangat bekerja keras. Berusaha semaksimal mungkin agar Leonnya mau datang menemui dirinya dan mendengarkan dia bercerita. "Aarrgh! Leon, buka pintunya!"Sudah mengetuk pintu dengan keras. Memencet bel hampir tak ada jeda. Lelaki itu sama sekali tak mau menemui perempuan yang suaranya hampir serak. Lalu, dia pun mendapatkan ponselnya berdenting sekali. Notifikasi masuk. Dia dengan cepat mengecek ponsel. Dan saat dibaca, bukannya senang dengan isi pesannya. Dia malah semakin emosi. Leon Pergi kau! Kau hanya mengganggu ketenanganku. Tak ada untungnya kau berteriak seperti orang gila di rumahku. Pergi!"Sialan. Leon buka pintunya!! Bukaaaaa...""Ayok keluar! Tuan Leon tak senang rumahnya didatangkan oleh pengkhianat," seorang b
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

88. Psiko : Hampir Celaka

Sers kelelahan. Dika membuatnya kehabisan oksigen. Lelaki itu begitu rakus mencium bibir Sera. Begitu terluhat mendambakan sesuatu dan meminta lebih pada sang istri. CEO itu menghentikan aktivitasnya lantaran merasa kasihan dengan istrinya yang kewalahan dengan dirinya. Dia mundur dan duduk. "Maaf, Mas," ucap Sera. "Tak apa, kenapa harus minta maaf?" ucap Dika. Lelaki itu merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. "Aku tahu kau lelah mengimbangiku," katanya. Ini salahnya, Dika memintanya setelah pulang kerja sekali."Aku lapar, Mas," aku Sera. Karena memang dia belum makan. Dan apa itu penyebabnya dia tak bertenaga?"Kalau begitu kita harus makan malam sekarang," Dika bangkit seraya menyodorkan tangan. Sera menerimanya seraya bangkit dari atas kasur king size tersebut. Setelah Sera berdiri di dekatnya, Dika memberikan bisikan yang membuat Sera takut serta merinding. "Setelah kamu bertenaga kita lanjutkan lagi permainan sampai puas." Dia tersenyum menyeringai pul
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

89. Segalanya untuk Sera

Seminggu berlalu. Sang suami makin sayang juga posesif padanya. Terkadang Sera merasa tertekan, tapi yang dilakukan Dika adalah untuk dirinya juga. Dika sampai menyewa orang untuk mengantar jemput dirinya. Sera harus mensyukuri hal itu. Suaminya rela mendatangkan sopir pribadi. Tak perlu repot soal mobil. Dika bisa dengan mudah menyiapkan itu untuk istrinya. Sera juga harus membalas kebaikan yang Dika berikan. Dan dia ingin memberikan yang terbaik juga untuk CEO yang sedang tertidur di pangkuannya. Sambil mengusap lembut rambut Dika, Sera berkata, "terima kasih untuk segalanya, Mas Dika. Kamu benar-benar pria idaman. Sekarang aku tak harus menyesal mencintai kamu." Sera tersenyum tulus. Dia memandangi wajah damai dan tenang pria itu. Wajah yang hampir tak terlihat ada kejelekan. Dika memiringkan tubuhnya. Lelaki itu menyilangkan tangan. "Apa kamu selalu tampan dalam kondisi apapun, Mas?" Sera bermonolog. Tak munafik bahwa d
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

90. Pernyataan Lia : Hamil

"Hahaha."Biarkan Sera tertawa puas. Wanita itu sedang merasa amat bahagia. Tak ada lagi yang harus ia khawatirkan. Tak perlu lagi memikirkan tentang perceraian. Karena, hal itu sudah tidak ada lagi. Lia tak akan memberinya ancaman. Dan barusan dia tertawa lantaran tengah menonton drama Korea di laptop. Di usianya yang beranjak 26 tahun dia masih menyukai menonton Drakor. Rasanya sulit untuk tidak menonton drama. Terlebih Sera memimpikan juga bisa jalan-jalan ke negeri gingseng tersebut. Tak lama ponselnya berdering. Sera meraih ponsel di atas nakas. Ternyata Dika yang menelepon. Berhentikan film yang sedang ditonton, Sera mengangkat panggilan sang suami. "Assalamualaikum, Mas? Kenapa menghubungiku di jam kerja seperti ini?"Ya, itu masih jam 10 pagi. Dika seharusnya sedang bekerja. Tetapi, lelaki itu tengah santai di ruang kerjanya. "Aku merindukanmu, makanya aku menelepon. Aku juga sedang tak mengerjakan sesuatu. Aku bisa m
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status