Home / CEO / Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO: Chapter 101 - Chapter 110

119 Chapters

101. Mendambakan Buah Hati

"Terima kasih, Mas," ucap Sera. "Kamu tak marah?" Dika mengusap wajah Sera dengan tangan kanannya. "Tidak, Mas. Bagiku kamu sudah bersikap adil. Kamu sudah membantunya. Itu lebih dari cukup," ujar Sera. "Itu semua aku lalukan karena kamu, Se. Kamu selalu baik sama orang yang sudah begitu jahat padamu, apa kamu tak memiliki rasa benci, Se?" ucap Dika. "Aku mungkin marah, Mas. Hanya saja aku ingin menolongnya. Entahlah, aku merasa kasihan saja dengannya," ujar Sera. Dika memang memberi bantuan pada wanita itu. Namun, dia tak mengizinkan Lia untuk bekerja di hotel lagi. Dika begitu sangat menghargai Sera. Meski Sera memaksa untuk menerima perempuan itu bekerja lagi, namun dia memiliki cara lain. Dia tak ingin berada dalam satu lingkungan dengan perempuan itu. Dia sudah berikan unag lebih dari cukup untuk Lia sampai beberapa bulan ke depan. Setelahnya, terserah wanita itu bagaimana. Lagi pula itu bukan tanggung jawab Dika. Dia menol
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

102. Melihat Mantan Suami

Hampir 1 tahun menikah dengan Dika, Sera sudah merasakan manis asam garam pernikahannya. Ada saja masalah yang menimpa meski tak ada lagi orang ketiga dalam hubungannya. Sera menerima tawaran Dika untuk mengantarkannya pergi ke butik sekalian lelaki itu pergi ke kantor. Dia sudah tak mendiamkan suaminya.Sikap Sera semalam, pagi ini telah berubah lagi pada sikap normal Sera. Wanita itu merasa lebih tenang. Dia mencium punggung tangan suami dan berpamitan sebelum masuk ke butik. "Assalamualaikum, Mas. Semangat kerjanya. Bekal yang aku masak jangan lupa dimakan," suruh Sera. "Hm, waalaikumsalam, kabari aku nanti pulang jam berapa biar aku jemput," ujar Dika. Sera mengangguk, "iya, Mas. Hati-hati," titah Sera. Dika mengangguk. "Se," ucap Dika sebelum Sera keluar dari pintu. Dika menahan tangan wanitanya. "Semangat kerjanya," Dika memberi kecupan singkat di punggung tangan sang istri. Hal itu membuat Sera tersenyum. "Sudah, pergilah,
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

103. Hamil? Sera Hamil?

Sera menolak tawaran Dika untuk ke rumah sakit. Dia hanya perlu istirahat di rumah. Sera benar-benar tertidur pulas setelah pertemuan dengan klien Dika. Dia mungkin benar-benar kelelahan. Lantas, Dika pun begitu. Menemani sang istri tidur hingga pagi. Hari berikutnya, Sera dan suaminya quality time di hari minggu. Dari bangun tidur, sarapan bersama, memutuskan untuk jogging di sekitar kompleks. Lalu, mengambil foto di lapangan hijau yang ada di sekitar rumahnya. Sera merasakan beban-bebannya terangkat. Melupakan masalah yang dia pendam. Dika juga mengajak Sera makan es krim di kedai. Sera begitu senang makan es krim terutama rasa strawberi. "Kamu senang, Se?" tanya Dika. Sera mengangguk, senyumnya mengembang, deretan giginya yang putih terpampang nyata. "Aku senang, Mas. Seolah beban-bebanku hari ini terlupakan," aku Sera. "Mau ke mana lagi setelah ini?" tanya Dika. Lalu, Sera menyarankan untuk ke Dufan. Menikmati waktu ber
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

104. Membicarakan Masalah Anak

Sera menangis dalam dekap suaminya. Dia sudah mencoba tes kehamilan dengan tespack, nyatanya hasilnya belum ada. Jadi, sadar kalau Sera hanyalah sekedar masuk angin."Sayang, sabar, Se," Dika tak berhenti membujuk Sera untuk berhenti menangis. Sera tak tahu, rasanya dia sudah senang kalau dia bisa hamil. Tapi, masih belum waktunya. "Aku akan temani kamu, istriku. Kamu tidak sendiri, jangan menangis," Dika tak menyerah untuk tetap mendiamkan Sera. Untuk tidak merasa bersedih terus-menerus. Sera tetap terisak. Faktanya Sera begitu mendambakan buah hati. Dika menuntun Sera untuk duduk di tepian ranjang. Lelaki itu memeluknya erat. "Ta-takut, Mas. Aku takut aku takkan hamil. Lagi-lagi hasilnya negatif," ucap Sera."Tak apa-apa. Aku akan selalu menemani kamu. Kita berdoa yang kencang dan usaha yang keras, ya?" ucap Dika. Sera tak menjawab. Sibuk menangis. Tak berapa lama kembali bersuara dan membuat Dika terkejut. "Mas, kenapa kamu tak
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

105. Dika dan Renal

Sera tak mengerti dengan tatapan yang diberikan suaminya. Tatapan yang biasanya dia lihat saat sedang marah itu menatapnya. "Mas, apa ada yang mengganggu pekerjaanmu?" ucap Sera. Dika yang duduk di sofa berjalan mendekat ke arah dirinya yang tengah duduk di sisi ranjang. "Se," panggil Dika. Dia memeletkan lidahnya. Sera merasa terancam melihat itu. Lelaki itu menghempas jas yang dikenakan. Dia lantas mendekatkan tubuh Sera. Sera kini menjadi rebah di bawah prianya. "Mas, ada apa denganmu?" ucap Sera aneh. "Diam, Se," titah Dika. "M-Mas," gugup Sera. Dia memejamkan matanya kala Dika mengambil alih dirinya. Menyentuh wajahnya dengan memberikan kecupan bertubi-tubi. "Berhenti, Mas, berhenti," ujar Sera. Dia kalang kabut kala Dika melakukannya seperti tengah emosi. "Berhenti menyentuhku, Mas. Jika kamu emosi berhenti," ujar Sera. Dika tersenyum miring. Dia tak menggubris, malah semakin liar menindih Sera dan tangannya mulai menjemah pakaian i
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

106. Malam yang Indah Bersama Sang CEO

Jus strawberi diletakkan di atas meja. Entah itu sogokkan atau memang dia tulus membuatkan itu untuk istrinya. Yang jelas dia ingin istrinya meminum jus itu nanti. Jus favorit Sera."Kamu boleh marah padaku, tapi minumlah, jus buatanku," titah Dika. "Aku buatkan jus kesukaanmu," lanjutnya. "Kamu boleh kesal. Tapi, hargai ketulusanku, Se, jangan diam saja. Aku bingung harus bagaimana," ujar Dika. "Tak apa jika kamu memang masih terus-terusan kesal. Tapi, nanti minum jus ini," Dika lantas pergi. Mungkin Sera malu meminumnya jika ada dirinya di kamar. Sera tak tahu harus bagaimana. Dia melirik jus di atas meja saat suaminya sudah pergi. Buku yang dia baca lantas dia letakkan di atas ranjang. Kemudian, Sera turun seraya meraih gelas itu. Dia paling tak bisa menolak semua hal tentang strawberi. "Hm, maafkan aku, Mas, aku tak bisa berbicara padamu. Tapi, soal jus ini aku tak akan menolak," ucap Sera. Dia duduk di tepian ranjang seraya memin
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

107. Mantan Suami : Rindu

"Mas, tunggu sebentar," Sera menahan sang suami. Dika membalikkan badan, lelaki itu berdiri dengan tangan kanan berada di dalam saku celana. Tangan yang lain memegang tas dokumen. Lelaki dengan setelan jas hitam itu sudah akan pergi berangkat menuju kantor. "Pakai dasi supaya lebih rapi," Sera lantas langsung memakaikan dasi tersebut. Wanita yang masih membungkus kepalanya dengan handuk lantaran habis keramas itu tak melupakan mengurus pakaian sang suami agar tetap rapi. Dika yang menatap wanitanya berdiri di hadapannya seperti itu merasa lucu. "Ada apa, kamu ketawa?" ucap Sera. "Kamu terlihat lucu," jawab Dika jujur. Sera merengut, selesai memakaikan dasi dia bersalaman pada suaminya. Dika juga memberikannya kecupan pada kening Sera. Cukup lama, lalu pria itu meninggalkan rumah dengan segera. "Jika kamu lelah karena semalam, lebih baik tak usah ke butik," titah Dika. Sera menggeleng, "aku harus tetap ke butik, Mas," sanggah Sera. "Baikla
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

108. Dika Salah Paham

"Pa, bagaimana jika kita memperluas CQ lagi dengan membangun villa?" saran Dika. Duduk di kursi rotan dengan salah satu kaki berada di atas kaki lain. Di sampingnya terdapat meja bundar berukuran sedang. Dika lantas meraih cangkir kopi yang ada di atas meja tersebut. Lalu, menyeruput kopi itu sedikit. Menaruh lagi cangkirnya ke tempat semula sambil menyimak perkataan Deri. "Hm, kalau Papa belum bisa acc, Dika akan pertimbangkan pemikiran Dika juga sampai benar-benar matang, lagi pula Dika rasa ini bakalan baik untuk kemajuan CQ," lanjutnya, Dika berharap idenya itu diterima Deri. Namun, dalam membangun suatu tempat banyak sekali yang harus dipikirkan. Tidak mudah juga karena ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan.Deri masih mempertimbangkan. Dika menutup telepon. Saat dia hendak masuk ke dalam, seseorang sudah berdiri cukup lama menunggunya untuk bicara."Minggir," sinis Dika. "Mas, aku mohon, bicara sebentar denganku. Dengarkan penj
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

109. Cinta, Cinta dan Cinta

"Mas, foto aku di sana!" Sera dan Dika sedang mengadakan camping di belakang rumahnya yang begitu luas. Keduanya mendirikan satu tenda yang cukup di isi 2 orang. Di halaman rumah tersebut dengan rumput hijau yang bisa menampung satu keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. Hari sudah sore, cocok untuk mereka mengambil banyak momen. Siluet wanita itu tampak cantik saat difoto bersama senja. "Mas, ayok foto bersama!" titah Sera. Dika menuruti permintaan wanitanya. Lelaki itu memasang kamera dengan tripod. Lalu, memasang waktu untuk mengambil foto berdua. Masayaallah. Mereka benar-benar tampak serasi. Keduanya mengambil foto dengan berbagai macam gaya. Apa mereka sadar kalau mereka berdua begitu romantis?"Se," panggil Dika sebelum mereka berdua mengecek hasil foto. "Iya?" Dika lantas membenarkan hijab Sera yang sedikit kusut dan berantakan. Sudah rapi, dia mengajak istrinya duduk di depan tenda seraya melihat-lihat foto
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

110. Pertemuan : Dika, Sera, Renal

"Mas," ucap Sera. "Aku takut," aku Sera. "Tidak apa-apa. Tidak akan terjadi hal buruk. Biasanya kamu yang selalu menyadariku untuk berpikir positif," ujar Dika. "Hm," Sera lesu. "Sini, kemarikan tangan kamu," pinta Dika. "Kenapa dengan tanganku?" tanya Sera. Dika lantas menggenggamnya. "Dengan seperti ini, kamu memiliki kekuatan nantinya," ucap Dika. Mendengar itu, Sera tersenyum. "Semangat dong, Se," titah Dika. "Ayok, kita harus bertemu dokter 1 jam lagi," ajak Dika. Sera bangkit. Menghela napas, Sera harus menyingkirkan segala sesuatu hal yang bisa berdampak buruk padanya. "Jangan jauh-jauh dariku ya, Mas," pinta Sera. Dalam proses seperti ini, Sera ingin selalu ada orang yang bisa menjadi tempatnya berkeluh kesah. Ada banyak ketakutan dalam diri wanita itu. Sera merasa kuat di luar, tetapi tidak dalam dirinya. Terlebih ada banyak orang di luar sana yang mampu menjatuhkan diri Sera. Namun, adanya Dika di s
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status