Drrtttt ... Drrtttt ... Drrttt.Tiba-tiba, suara getaran ponsel milik Weni terdengar di atas meja. Weni yang baru saja selesai mengerok punggung Jenny segera meraih benda itu."Siapa yang menelepon, Mbak? Apa itu dari Pak Bima?" tanya Jenny dengan harapan dalam suaranya."Aku nggak tau, Jen. Ini nomor baru. Sudahlah, pakai kembali bajumu lalu minum obatmu," titah Weni."Iya, Mbak." Jenny mengangguk dan bergegas mengenakan kembali bajunya yang sebelumnya sengaja dilepaskan. Dia lalu menelan satu butir obat pereda mual."Halo ... maaf, siapa ini?" tanya Weni saat baru saja mengangkat panggilan."Ini Lily, kamu berada di mana sekarang, Wen?""Lily?!" Weni mengerutkan dahinya. Dan dalam sekejap, dia bertanya, "Apakah maksudnya ini Bu Lily, Mamanya Bu Raya??""Iya, Wen. Ini aku. Kamu berada di mana sekarang?""Maaf, Bu. Tapi saya nggak bisa memberitahukan keberadaan saya kepada Ibu," ucap Weni dengan penuh penyesalan.Weni teringat pesan dari Bima pada hari pertama mereka tinggal di apar
Read more