Beranda / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Istri Tangguh Tuan Angkuh : Bab 241 - Bab 250

265 Bab

Bab 242

Kiara pun mulai melangkahkan kakinya menuju pintu rumah sederhana tempatnya di besarkan. Dulu rumah itu hanya rumah kontrakan, kini tidak lagi karena Chandra telah membelinya. Akan tetapi Chandra tak mengijinkan Kiara untuk mengatakan pada kedua orang tuanya. Mungkin karena Chandra tak ingin kedua orang tua Kiara nantinya memilih untuk pergi dari rumah itu. Sebab, tak ingin ada kaitan dengan Chandra. Namun, saat sudah sampai di ambang pintu mendadak Kiara menghentikan langkah kakinya. Tampaknya Kiara semakin merasa resah untuk terus melangkah masuk. Ada perasaan was-was yang semakin menjadi-jadi membayangi nantinya Diana akan mengusirnya seperti dulu lagi. Tapi saat itu tiba-tiba saja Diana pun muncul karena hendak keluar. Membuat Kiara dan Diana pun saling menatap satu sama lainnya. Diana terdiam begitu juga dengan Kiara. "Bu, ayo berjemur," kata Farhan yang muncul di belakang Diana. Tapi mata Farhan pun kini mulai mengarah pada arah yang ditatap oleh Diana. Kiara berdir
Baca selengkapnya

Bab 243

Air mata Kiara mengalir deras tanpa hentinya. Dia bahkan masih berdiri di depan pintu rumah yang kini tertutup rapat. Kiara masih berharap bisa kembali masuk dan kedua orang tuanya bisa menerimanya. Mungkin juga menerima Chandra sebagai suaminya. Karena Kiara juga sadar. Dibalik apa yang dilakukan Chandra ada tujuan lain yang diinginkan oleh Chandra. Menikahinya. Mungkin apa yang dilakukan oleh Chandra memang salah. Tapi, Kiara juga tidak bisa menutup mata dengan semua kebaikan yang telah Chandra lakukan padanya dan pada kedua orang tuanya tanpa sepengetahuan orangnya sama sekali. Bahkan Chandra juga membiayai pengobatan Ibunya. Menyelamatkannya dari masalah yang hampir membuatnya harus menikah dengan tua bangka itu ataupun mungkin berada di balik jeruji besi. Karena bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan, hampir membuat nyawa seseorang melayang. Siapa yang percaya jika dirinya melakukan itu hanya untuk menyelamatkan diri? Pasti tidak akan ada. Hanya Cha
Baca selengkapnya

Bab 244

Akhirnya kini Kiara dan Chandra telah menempati rumah baru mereka. Sesuai dengan keinginan Kiara yang tak ingin tinggal terus-menerus di apartemen. Tapi perasaan Kiara belum bisa pulih, dia masih tampak terbeban setelah ditolak oleh keluarganya. Kiara yang begitu menyayangi ibu dan ayahnya tentunya ingin kembali berkumpul bersama. Hingga saat Kiara pun tersentak saat melihat Chandra yang melingkarkan tangannya pada pinggang Kiara. Tentunya Kiara langsung mengalihkan pandangannya yang sebelumnya ke arah luar kini beralih pada Chandra. "Kamu terkejut?" tanya Chandra sambil terkekeh kecil. Awalnya dia juga berpikir jika Kiara tengah memikirkan sesuatu dan itu sudah pasti tentang ketus orang tuanya. Benar saja karena Kiara menjawab dengan senyuman. Tapi, saat itu tatapan mata Kiara tampak sangat serius pada Chandra. "Kenapa?" tanya Chandra bingung. "Mas, kamu sebenarnya serius nggak jadiin aku istri?" tanya Kiara. Chandra pun terkejut mendengar pertanyaan Kiara yang menurutnya
Baca selengkapnya

Bab 245

Beberapa hari kemudian. Kiara kini semakin murung karena ketus orang tuanya tidak juga bisa menerimanya. Tidak dengan penolakan kasar, tetapi juga cukup membuatnya sakit hati. Kadang Kiara sering melamun sendiri di rumah, bahkan saat Chandra pulang ke rumah pun sering memergoki Kiara yang tampak memiliki beban yang sangat berat. Begitu pun juga dengan saat ini. Kiara tak mendengar saat Chandra yang baru pulang memanggilnya. "Kiara?" Kiara masih berdiri di balkon kamar tanpa menoleh sama sekali. Benar-benar tidak mendengar suara Chandra. Hingga akhirnya tersadar saat Chandra semakin dekat dan memanggilnya. "Kiara." Benar saja saat itu Kiara langsung saja tersentak setelah menyadari ada yang memanggil namanya. "Mas?" tanya Kiara yang tampak bingung melihat Chandra yang sudah kembali, "kalau manggil nggak usah teriak-teriak tau, Mas!" kesal Kiara. Chandra pun menatap bingung wajah Kiara karena saat ini Kiara yang malah menganggapnya aneh. "Kamu kenapa? Dari ta
Baca selengkapnya

Bab 246

Beberapa hari ini Kiara hanya diam kecuali jika Chandra mengajaknya berbicara. Itu pun hanya sekedar saja. Rasanya bibir Kiara begitu berat untuk terbuka, sehingga dia lebih memilih untuk diam saja. Karena merasa bersalah akhirnya Chandra pun pergi menemui kedua orang tua Kiara dan menjelaskan semuanya. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat itu hingga akhirnya menikah dengan Kiara. Tapi masih seperti beberapa hari yang lalu, Chandra tidak mendapatkan tempat di rumah kedua orang tua Kiara. Kedatangannya tidak disambut baik sama sekali. "Pergi dari sini?" usir Diana dengan suara keras. Tapi Chandra memilih untuk diam karena dia butuh bicara dengan Diana dan juga Farhan. "Untuk apa kau masih di sini?! PERGI!" "Aku ingin bicara denganmu, sebentar saja," kata Chandra dengan suara memohon. "Tidak!" tolak Diana dengan suara bergetar. Hatinya masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Chandra yang kini menjadi suami Kiara. "Pergilah dari sini!" kata Farhan ya
Baca selengkapnya

Bab 257

"Kok pusing ya?" gumam Kiara yang kini masih berada di dalam kamar mandi setelah memuntahkan isi perutnya. Kemudian dia pun mencuci wajahnya agar membuatnya sedikit lebih baik. Setelah merasa lebih baik dia pun keluar dan kembali menemui Chandra. Tapi Kiara tidak melihat keberadaan Chandra di tempat sebelumnya. "Mas?" panggil Kiara sambil terus mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Chandra. Namun, tidak ada jawaban sama sekali, "Kemana ya? Perasaan tadi di sini, apa iya udah pulang tapi udah pergi lagi," gumam Kiara. Kiara mengingat sebelum pergi ke kamar mandi yang letaknya di dalam kamar Chandra sempat menanyakan kepadanya 'apakah sudah makan?' . Dan saat ini Kiara ingin mengatakan bahwa dia belum makan, bahkan Kiara tidak sanggup memasak karena seharian ini merasa lelah dan mual. Tapi Chandra malah tidak terlihat. "Kok baru pulang udah pergi lagi sih? Nggak pamitan lagi," gumam Kiara kesal. Akhirnya memilih untuk segera kembali ke kamar dan tidur. Sepert
Baca selengkapnya

Bab 148

Kiara yang berbaring di ranjang pun melihat ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Dia kesal bukan main karena Chandra tak juga menyusulnya masuk ke dalam kamar. Padahal Kiara sangat berharga Chandra segera masuk ke dalam kamar dan berbicara dengannya. Mengerti dengan kekesalannya karena pulang dan pergi tanpa pamitan. Hingga 30 menit pun berlalu tapi Kiara yang masih menunggu tak juga melihat Chandra muncul. Hingga kekesalannya semakin membuncah, bersamaan dengan itu suara ponselnya pun terdengar. Kini fokusnya pun teralihkan oleh suara ponselnya. Segera meraihnya, meskipun dengan rasa tidak bersemangat. Namun, mata Kiara tiba-tiba melebar sempurna setelah membaca nama yang tertera di sana. "Ibu?" Kiara pun mengucek matanya hingga beberapa kali. Barangkali karena tengah kurang enak badan bercampur kerinduan terhadap kedua orang tuanya membuatnya jadi salah membaca. Tapi tidak, Kiara sudah yakin bahwa yang menghubungi dirinya adalah Ibunya. Ini adalah hal yan
Baca selengkapnya

Bab 149

"Tidak bisakah kita menjadi keluarga," tanya Chandra. Chandra yang dari tadi hanya diam saja menyaksikan serta mendengarkan kini tampak mulai bersuara. Sedangkan Kiara menatap wajah kedua orang tuanya bergantian. Menunggu reaksi kedua orang tuanya seperti apa atas pertanyaan Chandra. "TIDAK!" tegas Farhan. Deg! Rasanya sangat mengejutkan bagi Kiara karena harus memilih antara orang tua atau suami. Kiara mungkin sadar jika dirinya belum mencintai Chandra. Tapi juga juga tidak dapat menutup mata bahwa Chandra begitu banyak menolongnya. Rasanya tak perlu lagi untuk dijabarkan satu-persatu. Karena semuanya sudah jelas tertulis diingatan Kiara. Yang paling membekas adalah ibunya bisa sembuh karena Chandra yang mengirimkannya ke luar negeri untuk berobat. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. "Kamu tidak perlu menjawab sekarang, kamu bisa memikirkan lagi sampai kapan pun kamu mau." "Kembalilah ke rumah ini jika kamu sudah yakin menceraikan dia," tambah Farhan.
Baca selengkapnya

Bab 250

Kiara menahan air matanya yang kini hampir tumpah karena bingung harus bagaimana. Bercerai dengan Chandra artinya menjadi janda. Janda tanpa status yang jelas karena mereka hanya menikah siri. Belum lagi kemungkinan besar dia sedang hamil. Bagaimana nantinya? Tapi Kiara juga melihat tidak ada keseriusan yang ditujukan oleh Chandra dalam mempertahankan dirinya. Apakah Chandra menyesal menikahinya? "Baiklah, aku pergi saja," kata Kiara dengan suara yang hampir tak terdengar. Chandra pun mematung dengan mata yang memerah mendengar jawaban Kiara. Ada rasa sesak yang begitu luar biasa, tapi Chandra juga sadar jika dirinya tidak ingin egois lagi dalam memutuskan segala sesuatunya. Kiara juga berhak menentukan pilihannya sendiri. Lagi pula Chandra tau Kiara tak pernah mencintainya, dia hanya merasa bersyukur karena mendapatkan pertolongan.Jadi jika pun mempertahankan pernikahannya tentunya hanya menyakiti Kiara.Bukankah Chandra terlalu egois?Tentu, jadi semua keputus
Baca selengkapnya

Bab 251

Chandra pun segera pergi, dia mengikuti Kiara hanya ingin memastikan bahwa Kiara telah sampai di rumah kedua orang tuanya dengan baik. Meskipun sebenarnya dirinya juga ingin memastikan bahwa keadaan Kiara baik-baik saja setelah sempat melihat tidak sadarkan diri. Tapi Chandra juga harus menguatkan hati menerima kenyataan bahwa Kiara bukan lagi miliknya. Meskipun sulit tapi itulah kenyataannya yang tidak mungkin bisa ditepis olehnya. *** "Kiara, bangun," Diana pun terus saja mengguncang tubuh Kiara dan mengoleskan minyak kayu putih agar Kiara segera sadarkan diri. Hingga akhirnya Kiara pun membuka matanya dan menatap wajah ibunya. "Syukurlah kalau kamu sudah sadarkan diri," Diana tersenyum lega. Saat itu Kiara pun duduk dan meminta mineral, setelah meneguknya dia pun merasa lebih baik. "Kenapa kamu kembali?" tanya Diana penasaran. Sebab baru saja Kiara pergi karena memilih untuk hidup bersama dengan Chandra. Tetapi kini telah kembali lagi. "Kiara udah cerai sama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status