Semua Bab Mengubah Takdir Putri yang Malang: Bab 71 - Bab 80

118 Bab

Episode 71

Pria itu tersenyum kecil menatap Ran Xieya yang telah berkaca-kaca itu. Dia lebih mau menemani saudarinya tumbuh jadi ratu yang teladan. "Xieya dengar, Shizu Ran membutuhkanmu," ucap Ran Rinyou. "Hentikan, kumohon, hentikan ..." Ran Xieya menahan ucapannya saat tangan Ran Rinyou menyentuhnya. "Kematian akan datang menghampiriku," ucap Ran Rinyou tabah. "Titip Jia dan anak kami," ucap Ran Rinyou. Senyum yang dulu menghiasi wajahnya, kini pudar ditelan oleh rasa sakit yang menghantui setiap detiknya. Di dalam hatinya, Ran Rinyou sebenarnya juga merasakan ketakutan yang tak terhingga. Setiap detiknya dihabiskan dalam perang melawan penyakit yang merajalela di tubuhnya. Rasa takut akan kehilangan kendali, kehilangan masa depan, dan kehilangan dirinya sendiri membayangi setiap gerakannya. Terutama takhta yang sudah ada padanya harus segera tiada. "Suamiku, tidak! apa yang menimpamu!" jerit Jhan Jia. Permaisuri saat ini, istri dari Ran Rinyou yang tampak kurus dari sebelumnya, Jhan Jia
Baca selengkapnya

Episode 72

Di suatu malam yang gelap pada ruangan berdinding bambu. Ran Xieya duduk di depan meja petak rendah yang dikelilingi oleh gemerlap lilin-lilin yang redup. Wajahnya yang cantik kini dipenuhi dengan ekspresi kekhawatiran yang mendalam. Rambut panjangnya yang hitam seperti malam terurai dengan anggun, tetapi matanya memancarkan kelelahan."Jika aku memaksakan eksekusi, bagaimana jika sebenarnya Ayah bukan pelakunya?" Ran Xieya bergumam sendiri.Dia merasa pusing dan kelelahan, seperti beban dunia diletakkan di pundaknya sendiri. Pilihan yang harus diambilnya tampak begitu sulit, dan tiap keputusan membawa konsekuensi yang besar. "Bagaimana aku bisa menerima takhta dengan keadaan seperti ini?" "Xieya," ucap Han Xue Tian, belakangan merangkap jadi ajudan pribadinya.Ran Xieya menoleh mendapati Pria Rupawan itu tengah membawa nampan berisi teko teh yang masih mengepul, aromanya harum dan nyaman. "Kenapa bersusah payah?" Ran Xieya tersenyum hambar mendapati kekasihnya membawa teh hangat itu
Baca selengkapnya

Episode 73

Sosok yang manis bersurai hitam panjang tengah duduk disebuah gazebo, sambil menganyam sebuah kain ayaman dengan bersusah payah.“Aduh ...," ucap Ran Xieya untuk ketiga kalinya, jemari tangan kecil itu tertusuk oleh jarum. Akhirnya, dia meletakkan anyaman itu untuk menghela nafas. Kedua kelopak matanya pun dipejamkan, perlahan datang angin yang berhembus lembut. Di pagi hari yang cerah. Wanita manis itu menikmati paginya.“Xieya!" Putra Kedua Klan Han tiba tergopoh-gopoh, bahkan jubah biru tuanya tak lagi diangkat untuk melewati tanah becek sehabis hujan semalaman.Ran Xieya berdiri sedikit kesulitan, raut wajahnya meringis pelan. "Xue Tian," gumam Ran Xieya.“Jangan dipaksakan," ucap Han Xue Tian langsung memengangi kedua lengannya, kemudian membawa Ran Xieya kembali untuk duduk.“Hm~ aku baik-baik saja kok," sahut Ran Xieya menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Han Xue Tian yang lebar itu, kemudian membawa tangan besar Han Xue Tian menuju perutnya yang keram. “Ssssttt," Ran Xieya m
Baca selengkapnya

Episode 74

"Dengan ini perintah penahanan buron dikeluarkan, siapapun yang bisa menemukan mantan guru Verna akan menerima imbalan besar dari kerajaan Shizu Ran," ucap Ran Xieya akhirnya memutuskan. Ran Xieya tidak ingin ketimpangan hukum atas pelaku dari kematian Ran Rinyou, ia pun memutuskan untuk memperpanjang penyelidikan dan menahan Xiaoying. Satu tahun ini Ran Xieya memberi perubahan untuk Shizu Ran, ia memangkas pajak untuk rakyat, bekerja sama dengan seluruh Klan untuk memperkuat pertahanan di perbatasan Dunia manusia dan iblis. Ran Xieya satu-satunya orang yang diterima kehadirannya di dunia manusia maupun Iblis jadi ia sendiri yang harus memantau keduanya. Pekerjaannya jadi ganda sejak menaiki takhta dan seperti biasa, Lian Xia Tian yang seharusnya tetap memimpin Klan Iblis hilang bersembunyi. Pada malam yang tenang, ketika para prajurit dan penjaga istirahat, Ran Xieya duduk sendiri di ruangan kecilnya. Matanya memandang keluar jendela, membiarkan pikirannya melayang jauh, memikirka
Baca selengkapnya

Episode 75

"Xue Tian, seharusnya tidak perlu terjebak denganku, aku hanya kemalangan," ucap Ran Xieya murung.Han Xue Tian menangkup wajah Ran Xieya agar menatapnya. "Tidak, kau berkah surgawi," sahut Han Xue Tian. Ran Xieya tersenyum lembut sembari meraih kedua tangannya yang sedang memengang wajahnya itu. "Kau sangat gigih.""Maka dari itu, kumohon menikahlah denganku,""Baiklah," sahut Ran Xieya tersenyum haru...Kabar mengenai pernikahan penguasa takhta terbaru bersama ksatria dari Klan Han merebah luas. Upacara pernikahan diadakan di bawah sinar matahari yang bersinar cerah, dan seluruh kerajaan bersaksi atas kebahagiaan mereka. Ran Xieya dengan hati yang haru menatap dirinya menggunakan jubah merah. "Jie, cantik sekali," puji Ran Hua Zhen, saudari bungsu dari Ran Xieya. Ran Xieya menggeleng. "Ini akan jadi kisah yang baru A-Zhen, Klan Ran dan Han akan bersatu," ucap Ran Xieya menoleh menatap Ran Hua Zhen yang membantunya berdandan. "Jie, kabarnya Tuan Kedua Han sudah tiba, kita harus
Baca selengkapnya

Episode 76

"Yang Mulia, seorang utusan dari Kerajaan Iblis hendak menemui Anda," "Siapa?"Ran Xieya beranjak berdiri. Ia menggeser pintu kayu dan menatap prajuritnya yang sedang berlutut. "Katakan di mana dia?" tanya Ran Xieya dingin."Ampun, yang mulia, utusan Kerajaan Iblis ada di depan gerbang," jawab Prajurit.Ran Xieya baru saja hendak menghampiri utusan tersebut namun Han Xue Tian lebih dulu menyampirkan jubah tebal pada tubuh Ran Xieya. Tatapannya cemas namun mendampingi istrinya itu. "Xieya, ini sudah malam, dingin," ucap lembut Han Xue Tian.Ran Xieya mengangguk. "Aku hanya akan menemuinya," sahut Ran Xieya."Aku ikut bersamamu," ucap Han Xue Tian. Keduanya berjalan beriringan menuju gerbang istana Ran. Malam dengan udara yang sejuk, Ran Xieya menatap seorang pemuda tengah berlutut padanya. Pemuda bertopeng hitam itu tampak asing bagi Ran Xieya yang sering keluar masuk ke dunia iblis."Katakan siapa kau?" tanya Ran Xieya."Hamba, Putra yang diangkat oleh Master Lian Xia Tian," jawabny
Baca selengkapnya

Episode 77

Han Xue Tian memasang wajah masam ketika Ran Xieya tiba menghampirinya, pasalnya dia hanya bisa menunggui Alessa di depan array pelindung. Han Xue Tian bersidekap kemudian menatap Ran Xieya tajam. "Lama," ketusnya.Ran Xieya tak sanggup menahan tawa akibat api cemburu suaminya itu. "Haha, kau marah?" kekeh Ran Xieya.Han Xue Tian menggeleng tak lama menghampiri Ran Xieya kemudian memeluknya. "Aku tidak suka," ucap Han Xue Tian datar.Ran Xieya mengelus punggung lebar Han Xue Tian. Tubuh hangat Pria itu mendekapnya dengan pelan untuk berbagi kehangatan malam ini. "Kita pulang, ya," ucap Ran Xieya melepaskan dekapan dan hendak beranjak. Tidak setelah sebuah pedang nyaris menebasnya, jika saja Han Xue Tian gagal menangkisnya dengan senapang pedang kepuanyaannya. Ran Xieya bisa saja sudah tewas saat itu. "Ya Tuhan," Ran Xieya bergumam sampai lupa jika di kehidupan dimensi ini mereka hanya mengenal dewa. "Xieya, tidak apa?" tanya Han Xue Tian panik. Ia menghampiri Ran Xieya dan memengang
Baca selengkapnya

Episode 78

"Berjanjilah jangan mengatakan hal itu lagi," ucap Han Xue Tian.Ran Xieya hanya tersenyum kecil. Dia menikmati tubuh suaminya yang tengah menggendongnya itu. Ran Xieya membiarkan Han Xue Tian mengiringnya. Demikian juga Han Xue Tian, dia malah merasakan frustasi kala melihat ancaman yang senantiasa menghampiri Ran Xieya. Han Xue Tian membawa serta Ran Xieya kembali ke Shizu Ran, ia sepanjang malam hanya duduk bersiaga memerhatikan Ran Xieya yang tengah terlelap itu. Han Xue Tian selalu mencemaskan Ran Xieya usai tahu jika istrinya sudah mengandung buah hati mereka sementara itu ancaman licik Erythrina Verna malah menjadi, baru saja berhasil selamat dari ancaman mereka kini pasukan Erythrina Verna alias Baosheng mulai mengacau di Kediaman Klan Han. Pesan itu tersampaikan oleh Han Xue Tian melalui merpati putih yang terbang masuk melalui jendela terbuka. Pria bermata biru itu melihat secarik pesan dari Kakak Tertuanya, situasi di sana sama krisisnya. Han Xue Tian yang senantiasa tena
Baca selengkapnya

Episode 79

"Bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Ran Xieya.Lian Xia Tian tak langsung menjawab melainkan diam sembari memerhatikan Ran Xieya yang tengah mengusap perutnya itu. "Xieya, aku mencintaimu meski hanya ini yang bisa kuberikan padamu," ucapnya."Memberikan hidupmu? jangan bercanda," celetuk Ran Xieya.Lian Xia Tian tersenyum kecil. "Xieya, pertimbangkan lagi tawaranku, demi kebaikanmu." Pria itu berucap sambil berdiri kemudian lenyap bagaikan bayangan. Ran Xieya kembali larut dalam lamunannya hingga Baise tiba. "Yang Mulia, ini sudah malam," tegur Baise. "Baiklah, aku akan kembali," ucapnya.Ran Xieya menatap sendu kehampaan malam dari kamarnya. Ia mencintai suaminya dan kadangkala takut pada dirinya sendiri, Ran Xieya menoleh menatap cermin yang menampakkan dirinya yang cantik jelita dengan rambut hitam yang tergerai panjang. "Apakah aku kehancuran?" tanya Ran Xieya sendiri. "Tidak, bukan kau tapi aku," jawab pantulan dirinya dari cermin, tak lain An Tian. Ran Xieya terkejut hin
Baca selengkapnya

Episode 80

Bunyi dari gemersik daun yang tertiup angin, bunyi aliran air dari air terjun, serta bunyi kicauan burung yang saling sahut bersahutan. Seorang pria muda duduk bersila disalah satu batu yang ada di tepian sungai tenang itu, kedua matanya terpejam dengan damai menampaki bulu mata lentik yang indah, wajah rupawan yang putih dengan tubuh kokoh dilapisi oleh jubah putih. “Seharusnya kau segera kembali ke perbatasan, bukankah katamu besok seharusnya Yang Mulia Ran Xieya melahirkan?” “Mhn,” Deham seorang pria. Kedua kelopak mata terbuka, menampaki sepasang iris biru langit dengan jernih. “Kakak tertua, Han Xue Tian tidak tahu kedatanganmu.” Pria muda itu berucap sambil menunduk hormat dan santun. Sementara pria lain hanya mengulum senyuman. “Kau berhasil memulihkan energimu bukan?” tanya pria tinggi yang tak kalah rupawannya itu, dia masih berdiri menatap Sang Adik sambil melipat kedua tangannya kebelakang. Pria beriris biru itu mengangguk singkat sebagai jawabannya, dia memang tak b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status