All Chapters of Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan : Chapter 151 - Chapter 160

253 Chapters

Ingin Cucu

“Dia itu anakku, bagaimana bisa mereka dengan seenaknya bilang kalau Sashi bukan anak kandungku. Memang itu benar, tapi apa mereka tidak bisa diam saja dan pura-pura tak tahu atau tak sadar. Apa mereka begitu harus mengatakan itu di depan Sashi. Bagaimana perasaannya, dia pasti sakit sama sepertiku karena kembali diperlihatkan fakta jika dia tidak lahir dari rahimku.”Bintang bangun karena suaminya mengecek suhu tubuhnya. Dia kembali menangis mengingat bagaimana kalimat-kalimat yang dilontarkan terasa menusuk hatinya.“Sashi pasti sangat sedih. Dia itu sangat penurut karena takut aku tinggal dan buang. Dia selalu bertanya apa akan dikembalikan ke keluarga Angelica, hingga aku berusaha meyakinkan kalau dia itu anakku, mau kandung atau bukan, dia anakku. Tapi kenapa orang lain malah mengatakan itu, kenapa kalau tidak tahu harus begitu jujur.”Bintang bicara sambil meremas piyama bagian dada.Langit memeluk Bintang lantas mengusap punggung istrinya dengan lembut untuk menenangkan.“Tenan
Read more

Asal Bahagia

“Kenapa sekarang manja sekali?” Bintang menatap Aruna yang berbaring sambil menggunakan paha Sashi sebagai bantal.“Aku ‘kan sakit, Ma. Ya ga papa kalau manja.” Aruna berbaring miring sambil memandang televisi.Bintang memandang Sashi yang tersenyum sambil mengusap rambut Aruna. Dulu mereka tidak pernah sedekat ini, sekarang rasanya begitu membahagiakan melihat keduanya akur.Bahkan Nanda yang menjadi suami Sashi pun ikut cemburu karena Aruna sangat manja seolah tidak memperbolehkan Sashi melakukan hal selain mengurus dirinya.“Biar saja, Mom. Dia juga bosan kalau di kamar, jadi biar di sini bersama kita,” ujar Sashi tak keberatan adiknya bergelayut manja seperti itu.Aruna melebarkan senyum karena menang dibela Sashi, mereka pun akhirnya berada di ruang keluarga sambil menonton acara televisi.Hingga beberapa saat kemudian pembantu rumah menghampiri ke ruang keluarga.“Non, ada temennya di depan, katanya mau jenguk Non Runa,” kata pembantu ke Aruna.Semua orang langsung menatap ke pe
Read more

Konsultasi Psikologis

Sashi bekerja di klinik seperti biasa di hari berikutnya. Dia berada di ruangan yang dijadikan klinik sementara waktu sampai klinik selesai direnovasi.Saat sedang mengecek ketersediaan obat, terdengar suara ketukan pintu yang membuat Sashi menoleh. Hingga dia terkejut melihat Clara di sana.“Kenapa kamu di sini?” tanya Sashi keheranan.Clara masuk ruangan itu, lantas melirik Lani sebelum kembali memandang Sashi.“Aku butuh konsultasi psikologis.” Clara menjawab sambil berjalan ke ranjang pesakitan, lantas naik ke sana tanpa diperintah.Sashi melongo mendengar ucapan Clara, hingga kemudian berkata, “Kalau mau konsultasi psikologis ya ke psikolog atau psikiater, kenapa kemari?” tanya Sashi keheranan dengan adik iparnya itu.Clara sudah berbaring di ranjang pesakitan, lantas menoleh ke Sashi yang memandangnya.“Aku butuh kamu, mau tidak bantu?” Clara bicara dengan nada sedikit memaksa.Sashi menghela napas kasar. dia berjalan ke ranjang pesakitan sambil mengambil kursi untuk digunakan d
Read more

Kiriman Makanan

Clara melipat bibir sambil meremas jemari. Dia sungguh tak tahu harus bicara apa dan bagaimana menghadapi situasi sekarang.“Kenapa tidak menghubungiku dulu? Bagaimana kalau aku tidak ada di kampus?” tanya Clara membuka perbincangan karena sejak tadi begitu canggung. Dia hanya tak ingin terlihat salah tingkah.Zidan menoleh Clara sambil mengulas senyum, lantas membalas, “Aku beruntung karena kamu di kampus.”Ucapan Zidan semakin membuat Clara salah tingkah, tapi gadis itu sebisa mungkin bersikap biasa.“Iya sangat kebetulan karena aku datang ke kampus sebab ada urusan,” balas Clara.Zidan menatap Clara yang tak mau memandang ke arahnya, bola mata gadis itu berkeliaran memandang sembarang arah.“Seminggu ini aku jatah shift malam, jadi pagi ini aku berpikir datang kemari untuk menemuimu. Kemarin full masuk shift jadi sedikit sibuk,” ujar Zidan seolah berusaha menjelaskan sesuatu ke Clara.Clara langsung memandang Zidan setelah mendengar apa yang diucapkan pria itu. Dia pun melihat Zida
Read more

Penggemar Lani

“Apa yang beracun, kenapa kalian diam?” tanya Nanda menatap Sashi dan Lani bergantian.Lani hendak menjawab, tapi diserobot oleh Sashi lebih dulu.“Ini makanan dari penggemar Lani, tapi dia takut apa makanannya beracun atau tidak,” jawab Sashi langsung membuat alasan.Jangan sampai ada drama merajuk seperti sebelumnya, jika Nanda tahu itu dari Owen.Lani kebingungan, kenapa Sashi malah mengatakan seperti itu. Dia ingin membantah, tapi Sashi langsung memberikan isyarat dengan kedipan mata.Nanda merasa aneh dengan tingkah keduanya, hingga tatapannya tertuju ke Lani.“Apa itu benar?” tanya Nanda yang penasaran.Lani melirik Sashi saat sedang memandang Nanda, hingga kemudian menganggukkan kepala.“Iy-iya, Pak.” Lani terpaksa berbohong karena kode dari Sashi.Sashi tersenyum dengan napas lega, setidaknya dia sedikit menghindari masalah.Nanda pun percaya begitu saja, hingga tatapannya tertuju ke Sashi.“Nana bilang kepalanya sangat pusing, apa kamu bisa mengeceknya? Dia ingin ke sini, tap
Read more

Tidak Hamil Dulu

“Mau ke mana?” tanya Bintang saat melihat Aruna berpakaian rapi.Aruna baru saja menuruni anak tangga. Dia berhenti melangkah lantas menghampiri sang mommy yang duduk di ruang keluarga.“Keluar bentar, Ma. Aku janji tidak akan pulang malam,” jawab Aruna manja sambil merangkul pundak Bintang dengan kedua tangan.Bintang memperhatikan putrinya yang berpenampilan berbeda, bahkan sangat wangi dari biasanya.“Mau kencan?” tanya Bintang langsung menebak.Aruna sangat terkejut mendengar pertanyaan Bintang. Dia sampai gelagapan dan salah tingkah.“Kencan apa sih, Ma. Masa senin-senin kencan,” elak Aruna.“Terus mau ke mana? Kalau pergi sama pacarmu, namanya kencan, kan?” Bintang terus memancing Aruna untuk jujur soal Ansel.Aruna semakin salah tingkah karena ucapan Bintang, bahkan kedua pipinya memerah antara malu dan takut.“Pacar apaan sih, Ma? Ish … Mama mengada-ada,” balas Aruna tetap saja mengelak.“Itu yang kemarin. Cowok itu, tampan juga. Kelihatannya sopan juga,” ujar Bintang lagi men
Read more

Berita Beredar

Nanda baru saja mengakhiri panggilan dari Lukas, hingga kembali ada panggilan masuk.Nanda pun melihat nama yang terpampang di layar, lantas menjawab panggilan itu.“Halo, Pa.” Nanda menjawab sambil menjauh dari ranjang. Dia kini berdiri di dekat jendela.“Kamu sudah lihat beritanya?” tanya Langit dari seberang panggilan.“Sudah, Pa. Asistenku baru saja menghubungiku,” jawab Nanda sambil mengusap tengkuk.“Apa Sashi sudah tahu?” tanya Langit lagi.“Belum, dia masih tidur,” jawab Nanda.“Baguslah kalau belum, jika bisa jangan sampai dia tahu. Papa yakin dia akan cemas dan panik meski diam seolah tak peduli,” ujar Langit dari seberang panggilan.Nanda mengangguk mendengar ucapan Langit, hingga kini menatap Sashi yang masih tertidur pulas.“Apa Mama juga tahu?” tanya Nanda balik.“Belum. Dia masih sibuk di dapur, semoga dia tidak melihat berita ini,” jawab Langit, “papa sudah minta orang untuk mencari tahu dan menekan berita ini.”“Aku juga, Pa. Semoga berita ini segera menghilang,” ucap
Read more

Dijadikan Senjata

“Jadi memang ibu kandung Sashi hamil saat masih muda. Ibunya pun tak memberitahu ayah Sashi soal kehamilan itu, hingga saat Sashi berumur 4 tahun, barulah ayahnya tahu kalau ternyata ada Sashi karena hubungan di luar nikah.”Nanda menemui Melvin, lantas menjelaskan apa yang terjadi soal status Sashi.Melvin pun mengembuskan napas kasar, hingga kemudian bertanya, “Apa Sashi tahu soal berita itu? Apa dia baik-baik saja? Mamamu mencemaskannya.”“Dia belum tahu, Pa. Dia sekarang berada di klinik, dan aku sudah meminta Lukas untuk memperingatkan semua orang agar tak ada satu pun yang membahas soal berita itu jika tak ingin dapat sanksi dariku,” jawab Nanda.“Mungkin aku egois dan menggunakan kuasa untuk membuat semua orang diam, tapi ini cara terbaik untuk menjaga perasaan Sashi. Dia sudah terlalu banyak memendam masalah sendirian, jadi aku berharap dia tak lagi memikirkan masalah ini,” ujar Nanda lagi menjelaskan.Melvin mengangguk-angguk, hingga kemudian membalas, “Ya, tidak apa sekali-k
Read more

Perkelahian di Lobi

Sashi berada di klinik seperti biasa. Tidak ada yang banyak dilakukan karena di sana akan melayani jika memang ada karyawan yang sakit, selama tak ada yang datang, Sashi hanya akan berdiam diri atau mengajak Lani mengobrol.Sashi menatap Lani yang terlihat sibuk, padahal apa yang dikerjakan tampak berulang dan terus diulang, membuat Sashi keheranan dengan apa yang dilakukan oleh asistennya itu.“Lani.” Sashi memanggil Lani yang sedang sibuk sendiri.Lani terkejut mendengar panggilan Sashi, hingga langsung menatap dokter muda itu sambil tersenyum canggung.“Iya, Dok. Ada apa?” tanya Lani mencoba menutupi keterkejutannya.“Kenapa kamu terkejut seperti itu?” tanya Sashi keheranan.Lani mengulum bibir karena panik mendengar pertanyaan Sashi. Sejak tadi dia berusaha menyembunyikan masalah berita yang dilihatnya di sosial media dan juga di web. Apalagi grup khusus karyawan di sana sudah mengumumkan jika tak ada satu pun staff yang boleh membahas berita itu di perusahaan.“Tidak, Dok. Saya s
Read more

Kenapa Disembunyikan

“Nanti berkas ini ajukan dulu ke Pak Nanda,” ucap Bastian sambil berjalan masuk lobi. Dia baru saja bertemu klien membahas proyek pembangunan sebuah gedung.Hingga saat baru saja menginjakkan kaki di lobi, Bastian sangat terkejut melihat Lani dan dua staff lain berkelahi. Dia pun membentak dengan suara lantang, sampai semua orang yang ada di sana terkejut dan langsung diam sambil menunduk.Bastian menatap satu persatu yang terlibat dalam perkelahian itu, hingga dia mengajak ketiganya untuk bicara di ruangan khusus.“Jelaskan, apa yang terjadi?” Bastian duduk memandang Lani dan dua staff yang berdiri di depannya.Dua staff itu hanya menunduk takut, sedangkan Lani melirik dengan rasa kesal yang bercokol di dada.“Ada apa, Lani? Katakan jika ada masalah, bukan malah berkelahi di lobi hingga menjadi tontonan staff lain!” Suara Bastian agak tinggi karena tak habis pikir dengan tingkah ketiganya.“Saya yang mulai perkelahian, Pak. Saya tidak terima mereka menjelek-jelekkan Dokter Sashi,” uj
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
26
DMCA.com Protection Status