All Chapters of Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki: Chapter 151 - Chapter 160

810 Chapters

Bab 151

Tidak, sejak kapan dia setuju untuk melakukan operasi pada Nenek?Dia tidak pernah menyetujuinya!Dia memegang dagunya, matanya dingin, hanya ada satu kemungkinan: [Linda berbohong.]Pantas saja Linda selalu mencarinya setiap waktu!Tiba-tiba, kesan dalam hati Ryan terhadap Linda menjadi sangat buruk, ternyata dia berbohong tentang hal seperti itu!Ryan mengetukkan tangannya di atas meja, “Sita, kamu dulunya adalah perawat Keluarga Handoyo, tapi anggota Keluarga Handoyo sepertinya tidak memperlakukanmu dengan baik. Yoga berkata jika Sandi telah mengincarmu selama ini, makanya aku ingin tahu, mengapa kamu masih membantu Keluarga Handoyo?”Karena Sita telah bekerja sebagai perawat di Keluarga Handoyo, jika mereka mempersulit Sita, hal itu akan cukup membuat kakak-kakaknya merasa keberatan dengan Keluarga Handoyo.Tatapan Sita sedikit terkesiap, “Bukankah aku sudah mengatakan bahwa Nenek selalu baik padaku? Setelah Paman mengalami kecelakaan, Nenek banyak membantuku. Aku ingat kebaikan Ne
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 152

“Cu, apa yang kamu lakukan? Cepat keluar dan bantu dia.”Sita menghela napas di dalam hatinya, dan sebenarnya dia keluar hanya untuk bersembunyi. Namun, Nenek malah langsung menyuruh Husein keluar. Langkah kaki Sita terhenti sejenak, hanya untuk mengatakan kepada Husein tentang mencarikan dokter untuk Nenek.Dia menoleh dan menatapnya, mata sipit Husein sepekat tinta.Keduanya saling menatap dan Sita bertanya, “Apakah sudah menemukan dokternya?”Husein berkata dengan suara berat, “Belum.”Apakah masih belum ketemu?Saat Sita baru akan berbicara, tiba-tiba melihat Linda keluar dari lift.Suasananya seketika berubah.Saat Linda keluar dari lift, raut wajahnya sangat tidak enak dipandang. Linda mungkin juga tidak menyangka jika Sita ada di sini.Linda menghela napas dalam, melihat ke arah Husein, “Husein, ada yang ingin kubicarakan denganmu.”Husein mengangkat alisnya tanpa mengatakan apa pun.Sita menurunkan kelopak matanya, “Kalau begitu aku tidak akan mengganggu kalian.”Sita buru-bur
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 153

Kedua pria itu bertukar pandang, udara seketika menjadi jauh lebih dingin.Bibir Husein mengerucut dingin. Mengapa pria itu ada di sini?Pada saat ini, Linda membuntutinya dan terkejut melihat Ryan di sana, “Kak Ryan? Kenapa kamu di sini?”Saat Linda melihat Ryan, dia langsung masuk dengan penuh semangat. Dia tidak menyangka akan bertemu Ryan di sini.Detak jantung Linda semakin cepat, “Kakak, kamu akhirnya setuju datang untuk melakukan operasi, kan?”Jika bukan karena itu, bagaimana mungkin Ryan datang ke sini!Saat Ryan melihat Linda, keningnya berkerut. Bagaimana dia bisa bertemu dengan Linda lagi?Seketika Ryan merasa sakit kepala, Sita juga berada di rumah sakit. Jika Sita tidak sengaja mengetahuinya, bukankah seluruh permainan ini akan berakhir?Tidak, dia belum bisa membuka topengnya sekarang.Ryan menjawab dengan ekspresi datar, “Aku di sini untuk mencari tahu kondisi pasien.” “Kak, aku tahu kamu pasti akan menyetujuinya karena menyayangiku.”Linda tidak peduli dengan apa pun
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 154

Meskipun Ryan tidak menyukai Husein, tapi dia masih bersikap profesional.Bagaimanapun kedatangannya kali ini, karena membantu Sita.Dia tidak akan mengecewakan adik perempuannya, Sita.Husein baru angkat bicara, “Kapan akan mulai dilakukan perencanaan pembedahan?” Perencanaan pembedahan adalah hal yang paling penting, tetapi operasi jantung sangat kompleks dan situasi yang tidak terduga dapat terjadi kapan saja, sehingga juga diperlukan rencana cadangan.Ryan berkata, “Saya akan kembali dalam dua hari lagi dan akan membuat perencanaan pembedahan. Ini akan memakan waktu, tidak bisa terburu-buru.”Linda menganggukkan kepala, “Yang dikatakan kakakku benar. Bagaimanapun, waktu operasi dijadwalkan pada akhir bulan, dan kita saat ini masih punya waktu.”Seusai Ryan berbicara demikian, dia melirik jam, “Saya pamit.”Untuk menghindari Sita melihat ini saat kembali nanti, tidak ada yang tahu konsekuensi apa yang akan terjadi dan bagaimana dia harus menjelaskan?“Kak Ryan, karena kamu ada di s
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 155

Menghadapi pertanyaan Linda, Sita dengan tenang menjawab, “Aku datang untuk mengetahui kondisi Nenek, apakah tidak boleh? Lagi pula, operasi nenek belum diputuskan.”Dia tidak mengatakan jika dirinya meminta kakak ketiganya mewakili dirinya mencarikan dokter.Tapi dia juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, apakah Husein menyelidiki mengapa kakak laki-laki Linda tidak bisa datang untuk melakukan operasi?Senyum Linda semakin mengembang, “Begini, sebenarnya kamu juga tidak perlu tahu. Karena kakakku sudah setuju untuk melakukan operasi, yang akan dilakukan pada akhir bulan. Kesehatan Nenek akan segera pulih.”Mendengar hal ini, Sita sempat terkejut. Tanpa sadar dia menatap Husein, “Benarkah?”Tidak akan ada kesalahan kali ini, tidak akan ada penundaan lagi?Husein mengangguk, “Perkataannya tidak salah, jadwal operasinya di akhir bulan.”Sita menurunkan kelopak matanya, “Itu bagus, aku harap operasi Nenek dapat berjalan dengan lancar.”Baguslah kalau begitu.Linda merasa suasana hat
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 156

Setelah mendengar suara Ryan, Sita baru teringat jika Ryan masih ada di sana.Dia buru-buru memperbaiki ekspresinya dan menoleh melihat Ryan yang sedang mengejarnya, “Kak Ryan.”“Sita, ada apa denganmu? Kamu menangis? Siapa yang mengganggumu?”“Tidak apa-apa, aku tadi menjenguk Nenek dan memikirkan kondisinya yang sudah lanjut usia, jadi aku agak khawatir.”Sita mengubah topik pembicaraan, “Kak Ryan, aku sedang mencarimu. Aku tidak melihatmu di lantai bawah tadi.”“Ada apa? Setelah aku selesai memahaminya, aku keluar. Tadi aku menelepon temanku, ini baru beres.”Tatapan mata Ryan juga agak bersalah. Bagaimanapun, dia baru saja bertemu Linda. Untungnya, Sita tidak turun pada saat itu, kalau tidak, dia pasti akan selesai kali ini!Lagi pula keenam bersaudara itu bertaruh, siapa pun yang membuka topengnya sebelum Sita sepenuhnya menerima mereka, dia akan menari lap dance tanpa busana.Meskipun Ryan tidak berakhlak, tapi dia juga tidak ingin menari lap dance. Itu jelas tidak mungkin!Sita
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 157

Setelah Wendy menutup telepon, menoleh dan melirik Sita di sana. Tidak, dia pasti akan membuktikan pada Sandi bahwa Sita hamil. Tapi sekarang masih belum mendesak.Setelah berpikir sejenak, Wendy membuka akun WhatsApp-nya dan berkata dengan genit, “Om, bukankah terakhir kali kamu bilang kamu ingin mencari gadis berbakat? Kebetulan aku ada rekan kerja di studio yang menjadi juara pertama dalam kompetisi kemarin. Nanti aku perkenalkan padamu.”Setelah mengatur semuanya, Wendy menoleh ke supervisor dan dengan genit berkata, “Supervisor, orderan rumah mewah datang lagi, dan pihak mereka menunjuk Sita yang melakukannya”“Oke, aku akan memberikan pesanannya pada Sita.”Wendy berbalik dan meninggalkan kantor dengan senyuman di matanya.Sejak dia berpihak pada Keluarga Handoyo. Secara kebetulan mengirim Sita kesana, Wendy dapat memutuskan hubungan dengan si “Om” ini dan juga mengurangi banyak masalahnya. Ketika ada Nona Sandi di sekitarnya, “Om” juga tidak punya pilihan lain selain memutus hu
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 158

Sita melihat nama yang tertera di kartu nama tersebut, CEO Perusahaan Konstruksi PT Guna Persada.Dia ingat perusahaan tersebut, dulu dia membantu Husein sekali mengirim dokumen. Pada saat itu, presiden Perusahaan Konstruksi PT Guna Persada saat ini ingin mencari Husein untuk berinvestasi dalam proyek lapangan golf.Tapi sepertinya ditolak oleh Husein.Namun kemudian dia menyadari jika lapangan golf tersebut masih buka, dan tidak sengaja mendengar Husein mengatakan jika ada masalah dengan tanah tersebut.Pria tua itu melanjutkan, “Sita, rancangan desain ini tidak masalah. Saya bisa mengurus semuanya untuk Anda. Sekarang kita bisa membicarakan hal lain. Apa yang biasanya Anda suka lakukan dan hal apa yang Anda sukai?”Sita merasa ada yang janggal saat mendengar ini, dia berdiri dan berkata, “Tuan Ari, jika anda masih belum mengetahui bagaimana desainnya, kita bicara lagi sampai Anda mengetahuinya.”Seusai dia berbicara demikian, dia berencana untuk pergi dari sini, tetapi pintu rumah su
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 159

Sikap tenang Zhao Sici membuat Tuan Ari merasa sedikit gelisah.Pria paruh baya itu segera mengeluarkan ponsel Sita, “Buka passwordnya.”Sita langsung membuka passwordnya.Lalu Tuan Ari memberikan nomor telepon Husein dan langsung menghubunginya lewat ponsel Sita. Tak lama kemudian sebuah nama muncul di ponselnya: [Manusia brengsek]Melihat nama itu, Sita terbatuk, “Itu adalah candaanku dengan dia.”Pria paruh baya itu segera menutup telepon, dan wajah Tuan Ari berubah, “Kembalikan ponselnya.”Sita akhirnya mendapatkan ponselnya, akhirnya hatinya merasa lega setelah sempat tegang tadi, apakah bisa disebut dia melewati cobaan ini?Dia benar-benar takut setengah mati tadi.Tapi berkata seperti itu apakah dia aman? Di saat genting, dia mengandalkan kekuasaan Husein untuk menggertaknya.Kring, tak lama kemudian ponsel Sita berdering lagi. Itu adalah panggilan dari Husein, kelopak matanya berkedut. Kenapa si brengsek itu menelepon balik? Apakah dia tidak sibuk?Tuan Ari menoleh, nadanya ten
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 160

“Menelepon secara random?”Husein sangat marah sampai dia menarik dasinya. Dia membuang bisnisnya yang bernilai triliunan rupiah untuk datang kemari. Dia benar-benar mengira Sita sedang ada masalah, tapi ternyata itu hanya permainan Truth or Dare?Husein benar-benar ingin mencekik Sita!Nada Husein sedikit kesal, “Sita, kamu benar-benar anak yang baik. Lain kali jika kamu mati pun, juga jangan meneleponku.”Setelah berkata demikian, dia berbalik dengan marah dan masuk ke mobil.Tatapan Sita terhenti, entah kenapa dia tidak ingin menceritakan pengalamannya bertemu dengan pria mesum tua di rumah tadi, dia pasti akan dicibir oleh Husein.Pada saat itu, Sita kebetulan melihat sebuah mobil mewah melaju keluar dari perumahan. Jendela mobil diturunkan dan dia melihat wajah Tuan Ari yang menatap ke arahnya.Untuk sesaat, hati Sita ketakutan.Dia melihat ke arah Husein yang bersiap naik mobil, Sita langsung berjalan memeluk pinggang Husein, “Sayang, jangan marah ya.”Husein mematung di depan pi
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
81
DMCA.com Protection Status