Keesokan harinya.Alastair sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter, lelaki itu di bantu oleh Ernest dan Aldara. Meskipun kondisinya tidak begitu parah, tetapi efek pusing dari obat masih ia rasakan."Nanti temenin aku dulu, ya, Ra." Alastair menoleh ke arah Aldara yang baru saja mendudukkan diri di kursi penumpang, wanita itu sontak mengangguk."Iya, siap," jawab Aldara."Ajak saja Ryu ke penginapanku, atau biar nanti dijemput Ernest." Alastair mengalihkan pandangannya pada Ernest yang duduk di kursi kemudi.Asisten pribadinya itu baru saja mengemudikan mobil."Aku nggak ada siapa-siapa. Takutnya kalau perutku sakit, malah bahaya," lanjut Alastair."Halah, kamu kenapa jadi manja keluar dari rumah sakit? Lagian juga ada Ernest, kok," timpal Aldara.Alastair mendengkus lirih."Kamu ini aku sakit nggak bisa lembut, ya? Masih judes terus," bisik Alastair.Diam-diam Ernest tersenyumlah mendengar interaksi sepupu dan atasannya tersebut. Ini pertama kalinya Ernest melihat Alastair bisa sanga
Baca selengkapnya