Share

Kekecewaan

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aldara masih menggenggam erat ponselnya, hingga sebuah mobil mewah memasukinya pelataran rumahnya.

Anetha keluar dari kendaraan beroda empat itu, senyumnya merekah manis yang juga turut mengundang senyuman di bibir Ryu.

"Kak, apa kabar?" tanya Anetha sambil memeluk tubuh Aldara.

"Baik, Tha. Kamu sendirian?"

"Iya, Kak." Anetha mengelus lembut rambut Ryu. "Kalian tapi sekali, mau ke mana memangnya?"

"Tadi kamu mau keluar, Tha. Ada janji dengan seseorang. Tapi tidak jadi," sahut Aldara sambil mengulas senyum.

Jangan sampai Anetha tahu kekesalannya, pikir Aldara.

"Oh, begitu. Bagaimana kala7 sekarang kakak sama Ryu ikut aku ke ibukota. Aku mau mengunjungi Ernest sekalian melihat gedung yang akan digunakan untuk acara pernikahan kami nanti," kata Anetha.

Aldara menoleh ke arah Ryu yang tampak senang, wanita itu pun akhirnya mengangguk. Hitung-hitung menyenangkan Ryu agar tidak kecewa karena sudah berdandan rapi dari pagi tadi.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, mobil milik An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 93

    Aldara melenggang pergi sambil menggandeng tangan Ryu, wanita itu tidak menghiraukan Alastair dan langsung mendekati Anetha yang baru saja kembali dari kamar mandi."Ada apa, kak?" tanya Anetha yang melihat wajah tidak bersahabat calon kakak sepupunya itu."Tidak ada apa-apa. Ayo kita pergi saja, pindah mall."Aldara langsung menggandeng tangan Anetha tanpa memberi kesempatan gadis itu untuk menjawab, tetapi belum sempat kakinya melangkah jauh, Alastair menghadang tepat di hadapan Aldara sehingga membuat wanita berhenti.Anetha mengerutkan kening seolah memperhatikan detail wajah Alastair. Ia pernah bertemu di salah satu acara seminar, ia juga ingat Alastair adalah atasannya Ernest.Namun, untuk apa Alastair menghadang langkah mereka? Terlebih pria itu terus menatap lurus ke arah Aldara."Dengarkan aku, Dara. Kamu harus tahu kalau aku dan Mengan hanya berteman, tidak ada hubungan lebih. Dia ... Megan, tidak mungkin meminta tolong Raymond karena jam segini Raymond sibuk di kantor. Seme

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 94

    Malam ini Megan tengah duduk sendirian di sebuah club mewah pusat kota. Di depannya ada banyak botol minuman mahal kelas atas dan beberapa snack yang menemaninya.Hingga beberapa saat kemudian, ia merasakan ada seseorang yang menepuk bahunya. Sontak saja wanita cantik itu mendongakkan kepala."Megan Aurella, model cantik dengan karir cemerlang, tapi duduk sendirian di club malam-malam?" Sapa sosok tersebut dengan kekehan kecil."Aku nungguin kamu, Xan," kata Megan."Wow, benarkah? Kalau begitu berarti suatu kehormatan bagiku bahwa kedatanganku di nantikan olehmu."Agatha mendengkus lirih."Jangan banyak ngomong, deh!" sergahnya.Lelaki itu tergelak dan langsung mendudukkan dirinya di samping megan.Xander Christensen, seorang pria tampan dengan tubuh atletis yang merupakan anggota keluarga Christ Group. Ia adalah sepupunya Raymond. Pria yang mempunyai tato ular di punggung tangan kirinya itu juga teman dekat Megan di dunia gemerlap.Malam ini, model cantik itu mengajaknya bertemu kar

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 95

    Keesokan harinya.Alastair benar-benar mengirimkan bodyguardnya untuk mengantarkan Aldara dan Anetha pulanh ke desa.Hari ini adalah akhir pekan, biasanya jalanan akan macet oleh kendaraan yang lalu lalang. Beberapa kali Aldara menghela napas kasar, dirinya ingin sekali segera tiba di rumah. Kasihan juga Ryu yang sudah terlihat lelah, belum lagi besok harus masuk sekolah."Lewat jalan pintas saja, Pak!" perintah Aldara pada bodyguard bernama Sam itu."Tidak lewat tol, Nona?" tanya pria bertubuh gempal tersebut."Tidak usah, nanti takutnya macet. Sekali-kali aku pengen lewat jalan biasa," sahut Aldara yang juga diangguki oleh Anetha."Baik kalau begitu, Nona," kata Sam.Aldara mengangguk seiring dengan mobil yang mulai melaju membawanya meninggalkan kompleks perumahan Ernest. Suasana pagi ini sangat menyegarkan mata cantik itu, manik beningnya terus memandang ke luar jendelaAldara bisa melihat banyak anak bermain sepeda dan orang-orang yang menikmati suasana adem lantaran baru saja tu

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 96

    Mobil mewah itu sampai di kediaman Aldara pada pukul sepuluh pagi, mereka langsung keluar dan masuk ke dalam bangunan sesegera itu.Aldara segera mengantarkan putranya ke kamar, anak laki-laki itu butuh istirahat setelah menyaksikan kejadian mengerikan saat di jalan tadi.Setelahnya Aldara kembali ke ruang tamu untuk menemui Anetha yang duduk di sofa sambil menikmati segelas es teh."Mereka tadi siapa, Tha? Apa musuhnya Alastair? Kita 'kan pakai mobilnya Alastair, bisa saja mereka mengira yang di dalam mobil juga ada Alastair. Makanya mereka menghadang kita," kata Aldara.Anetha tidak langsung menjawab, melainkan memiliki dulu jawaban yang tepat. Pasalnya gadis itu tahu orang-orang tadi memang bertugas mencelakai Aldara, dan Anetha tidak mau Aldara kepikiran."Soalnya Alastair kemarin sempat minta aku untuk hati-hati. Aku bingung, apa maksudnya? Tapi hari ini aku tahu," ujar Aldara dengan suara lirih."Sudah lah, kak. Mereka tidak akan berani macam-macam. Kakak jangan mikir macam-maca

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 97

    Pagi ini Aldara melakukan kegiatan seperti biasanya. Ia mengantar Ryu sekolah dan kembali menyibukkan diri di toko, hingga datanglah sebuah mobil mewah yang tidak lain adalah milik Alastair."Ngapain dia datang ke toko?" gumam Aldara.Wanita itu berjalan mendekat ke arah Alastair, tetapi langkah kakinya sontak terhenti saat mendapati seorang wanita turun dari mobil mewah itu.Aldara mengerutkan kening, bukankah itu wanita yang kemarin cek-cok dengannya saat di toko tas?"Dara, kami datang ke sini untuk menemuimu. Apa kamu ada waktu senggang?" tanya Alastair.Aldara hanya mengangguk singkat, meskipun tatapan matanya tidak beralih dari Megan.Sama halnya dengan Megan yang terus menatap sinis pada Aldara, layaknya singa yang ingin menerkam mangsanya."Eum ... bisa kita bicara sekarang, Dara?" tanya Alastair, berusaha menarik perhatian Aldara.Aldara menoleh ke arah Alastair, wanita itu kembali mengangguk dan kemudian berkata, "aku hanya mau bicara sama kamu. Tapi tidak dengan wanita ini.

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 98

    Aldara masih ke ruang rawat VIP yang sebelumnya sudah diberitahukan Ernest, ia mendapati Alastair terbaring di ranjang dengan selang infus yang menancap di punggung tangannya."Kamu datang, Ra?" tanya pria itu dengan suara lemah.Sejujurnya Aldara tidak tega melihat Alastair seperti ini, tetapi ia tetap menyembunyikannya agar Alastair tidak mengira kalau ia masih mencintai."Aku dipanggil Ernest, jadi aku datang." Aldara berdiri tepat di samping ranjang."Ryu tidak ikut?" Alastair menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan. "Aku kangen anak itu."Aldara tertawa sumbang mendengarnya. "Ryu nggak kangen kamu, jadi jangan terlalu percaya diri. Lagi pula ... aku juga nggak mau datang ke sini kalau tadi nggak dipaksa Ernest."Alastair tidak sakit hati saat mendengar kata-kata tersebut, ia tahu Aldara menanggung banyak kekecewaan.."Boleh minta tolong?" bisik Alastair, otaknya mulai mengatur banyak rencana."Boleh. Mau minta tolong apa?" tanya Aldara, masih dengan tatapan datarnya."Tolong e

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 99

    Keesokan harinya.Alastair sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter, lelaki itu di bantu oleh Ernest dan Aldara. Meskipun kondisinya tidak begitu parah, tetapi efek pusing dari obat masih ia rasakan."Nanti temenin aku dulu, ya, Ra." Alastair menoleh ke arah Aldara yang baru saja mendudukkan diri di kursi penumpang, wanita itu sontak mengangguk."Iya, siap," jawab Aldara."Ajak saja Ryu ke penginapanku, atau biar nanti dijemput Ernest." Alastair mengalihkan pandangannya pada Ernest yang duduk di kursi kemudi.Asisten pribadinya itu baru saja mengemudikan mobil."Aku nggak ada siapa-siapa. Takutnya kalau perutku sakit, malah bahaya," lanjut Alastair."Halah, kamu kenapa jadi manja keluar dari rumah sakit? Lagian juga ada Ernest, kok," timpal Aldara.Alastair mendengkus lirih."Kamu ini aku sakit nggak bisa lembut, ya? Masih judes terus," bisik Alastair.Diam-diam Ernest tersenyumlah mendengar interaksi sepupu dan atasannya tersebut. Ini pertama kalinya Ernest melihat Alastair bisa sanga

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Ajakan Alastair

    "Sudah, jangan marah-marah." Alastair tampak menarik napas panjang. "Megan selalu bergantung kepadaku dan Raymond, Ra. Jadi—""Jadi nggak seharusnya kamu meninggalkannya kemarin. Akhirnya dia panik, dan malah terjadi kekacauan seperti tadi." Aldara memotong ucapan Alastair dengan cepat.Membuat pria itu mengernyit bingung saat mendapati perubahan raut wajah yang begitu cepat. Yang tadinya masih sumringah, kini wajah cantik itu kembali datar."Setelah Ernest dan Ryu datang, aku akan langsung pulang. Ryu besok sekolah, kita tidak bisa menginap di sini," lanjutnya lagi.Alastair menundukkan kepala sambil kembali membuang napas kasar, kali ini ia tidak mampu menolak."Kapan kita bisa berbaikan, Ra?" tanya Alastair, sambil menatap wanita yang dicintainya itu. "Hampir enam tahun aku menahannya. Apa memang tidak ada kesempatan lagi?"Hening! Aldara tidak menyahut. Ia mendudukkan diri di sofa, tangannya dilipat di atas paha dan posisinya duduknya tegap menghadap ke arah Alastair.Pandangan i

Bab terbaru

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Ending

    Alastair terkejut Bukan main saat membaca pesan dari papanya, pria itu tidak menyangka sang papa mengambil keputusan setegas itu.[Papa masih ada hati untuk tidak memenjarakan mamamu, Al. Ini sudah keputusan yang terbaik, setelah ini papa akan pulang ke Indonesia dan melanjutkan hidup sendiri. Semoga kamu bahagia, ya, di sana.] tulis Anthony yang semakin napas Alastair tercekat.Dia memang sudah mengatakan akan menatap di Jerman setelah menikahi Aldara. Anthony tidak masalah, malah mendukung keputusannya. "Ada apa, Al?" tanya Aldara yang sontak membuat tubuh pria tampan itu berbalik. "Sudah lima belas menit kamu diam saja di balkon, memangnya nggak dingin?"Alastair mengulas senyum, tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku sambil merangkul bahu istrinya. "Tidak, pemandangan di sini indah sekali, Ra. Aku nggak sadar sudah berdiri cukup lama. Maaf, ya," kata Alastair.Dia belum sanggup untuk mengatakan apa yang sudah terjadi selama satu malam ini, takut moment malam pertama mereka ak

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Bercerai

    Mobil Anthony sudah berhenti di depan hotel, ia lekas masuk dan Elle mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam kamar, Anthony langsung mengunci pintu dan meminta istrinya untuk duduk di sofa. "Ada apa, Pa? Katanya tadi mau foto sama Alastair dan Aldara? Kok malah ngajak balik ke hotel?" Pria paruh baya itu tidak menyahut, tangannya mengambil sebuah map yang ada di dalam koper. Kemudian melemparkannya ke depan Elle. "Tandatangani surat itu," katanya. "Apa ini, Pa?" tanya Elle sambil tangannya membuka map tersebut. Kedua matanya membelalak lebar dengan mulut menganga. "Akta cerai?" gumamnya dengan jantung berdegup kencang. Wanita paruh baya itu menggelengkan kepala, netranya terus membaca deret huruf yang ada di sana. Terdapat namanya dan nama sang suami. Kapan suaminya mengurus ini semua? Kenapa dia tidak tahu? "Kamu sudah nggak nurut sama aku, Ma. Aku nggak bisa mempertahankan hubungan yang seperti ini. Aku merasa tidak dihormati sebagai laki-laki, lebih baik kita berpi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 134

    "Aaargh ...!" Virly berteriak histeris saat melihat Megan ditembak tepat di jantung. Tubuhnya menggigil tak tertahan, keringat dingin semakin mengucur deras dari pelipisnya.Ia tidak bisa kabur, tidak ada celah untuk keluar dari ruang bawah tanah ini. Niatnya menghabisi Aldara, malah nasibnya yang akan berakhir mengenaskan di sini.Virly semakin gemetar saat bodyguard perempuan berjalan ke arahnya. Tubuhnya digelandang ke tempat di mana Megan dieksekusi lagi, bibirnya terus memohon untuk dilepaskan, tetapi Alastair seolah menutup telinganya. "Kita pernah tunggu bersama, Al. Kita satu kakek dan aku ini saudaramu. Kamu tega padaku? Kamu tega Mommy Sarah kehilangan anaknya dengan cara mengerikan ini?" ruang Virly dengan wajah berderai air mata. "Aku tidak akan begini kalau kau tidak memulainya. Apa kau lupa telah berbuat jahat kepada Aldara? Maka nikmati saja karmamu," jawab Alastair.Wanita itu menggeleng, sorot matanya terus memohon. Namun, bodyguard-bodyguard perempuan itu telah me

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Eksekusi

    "Alastair," gumam Virly, seringai senyum tercetak jelas di sudut bibirnya. "Wanita ini menghalangiku bertemu Ryu. Padahal aku hanya ingin menyapa keponakanku."Tidak ada sahutan dari Alastair, pria itu hanya melirik ke arah Anetha dengan tatapan datar."Mampus kau," bisik Megan tepat di samping telinga Anetha.Anetha enggan menanggapi, hingga Alastair tiba di tengah-tengah mereka."Kalian berdua, ayo ikut aku," kata Alastair kepada Virly dan Megan.Pria itu kembali membawa langkah panjang menuju luar gedung, membuat Virly dan Megan terpaksa mengikuti."Kita mau diajak ke mana?" tanya Virly saat Alastair hendak masuk ke dalam mobil."Tidak usah banyak tanya, lebih baik ikut saja."Kedua wanita itu saling berpandangan, tetapi tetap mengikuti Alastair yang sudah masuk ke dalam mobil. Kendaraan mewah itu membawa mereka ke kediaman Alastair, di sana meraka disambut oleh Ernest yang berdiri di tengah pintu.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Alastair langsung keluar dan berjalan masuk. Lagi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 132

    "Kenapa, sih, anak itu nempel-nempel terus sama orang tuanya?" ucap Virly."Iya, kita jadi nggak bisa menjalankan rencana. Harusnya 'kan dia main sama temen-temennya yang lain," sahut Megan."Sudah nggak usah berdebat, nanti akan ada saatnya kita beraksi," timpal Elle. "Kalau tidak Ryu, kita bisa membawa Aldara. Toh Alastair sudah mengira mama baik, pasti dia nggak akan curiga kalau istrinya mama ajak pergi sebentar."Virly menghela napas kasar. "Gitu saja terus, ma. Tapi nggak pernah berhasil. Nyatanya Aldara tetap bisa bebas dan kembali sama Alastair, nanti kita juga yang kena imbas."Elle memelototkan matanya, membuat Virly menghela napas kasar. Ia sudah lelah dengan rencana Elle yang tidak pernah berhasil, tetapi ia juga tidak mungkin mau menolak.Sementara Megan sibuk berperang dengan pikirannya sendiri. Kalau Aldara dibunuh, lalu Alastair untuk siapa? Sudah jelas ia akan kembali saingan dengan Virly. Namun, kalau tidak bekerjasama juga ia tidak sanggup sendirian.'Jalanku untuk

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Salah Menduga

    Di gerbang sebelah selatan, seorang anak laki-laki sedang menunggu kedatangan temannya. Akira, gadis kecil berusia sepantaran Ryu.Meskipun ia terlihat dingin dan terkesan angkuh, tetapi nyatanya ia selalu merindukan Akira. Bukan rindu layaknya kepada teman sepermainan, tetapi kerinduan lain yang membuat Ryu resah dan selalu terbayang wajah gadis kecil itu.'Kok nggak sampai-sampai? Padahal papa sudah mengundang. Masa nggak tahu gedungnya?' batin Ryu yang semakin resah.Ryu tidak punya banyak teman akrab di sini, wajar saja ia merindukan Akira. Setiap hari membayangkan Akira, membuat anak laki-laki itu terobsesi dengan temannya.Hingga sebuah suara bariton memecah lamunan Ryu, kepalanya menoleh dan mendapati dua orang laki-laki asing sedang berbincang dari balik pot besar tempatnya bersandar.'Pakai Bahasa Indonesia? Apa mereka temannya mama?' batin Ryu sambil memperhatikan dua pria itu.Ia hendak mendekat dan ingin menyapa, tetapi urung saat mendengar satu pria itu berkata, "kita ngg

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 130

    Aldara berdandan sangat cantik untuk acara malam ini. Tubuh mungilnya dibalut gaun bertabur swarovski, tampak megah dan sangat mempesona."Cantik," bisik Alastair sambil memeluk tubuh Aldara dari belakang.Pria itu mekanika kecupan pada pundak Aldara yang terekspose, membuat wanita itu terkekeh karena merasa geli."Aku sudah siap untuk malam ini, Al. Ryu sudah ku pakaian kalungnya, begitu juga denganku. Tapi mau seperti apapun, aku berharap semuanya baik-baik saja," bisik Aldara.Siapa yang menyangka di dalam kalung berlian itu terdapat alat GPS yang berukuran sebagai kecil? Hal itu disiapkan Alastair untuk melindungi keluarganya."Ayo kita turun, kita harus tampil mesra agar orang-orang iri itu semakin panas."Wanita cantik dengan rambut digerai itu mengangguk, ia terus mempertahankan senyuman selama langkahnya menuju ballroom.Alastair tampak memegang earphone, terdengar Ernest mengatakan Megan baru saja datang diikuti oleh Virly dan satu pria asing. Berarti Rangga akan menyelinap s

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 129

    Megan dan Rangga baru saja tiba di bandara pagi ini, mereka sengaja datang terlambat agar Alastair tidak curiga. Keduanya akan menjalankan misi nanti malam, sementara Elle bersama suaminya sudah sampai di gedung lebih dulu."Kita akan ke hotel yang tidak jauh dari gedungnya. Saat nanti malam aku datang ke pesta, kau harus menyelinap ke dalam gedung dan menjalankan rencana. Pokoknya aku mau semua berjalan lancar," kata Megan.Ia dan Rangga mengendarai mobil, sesekali wanita itu akan berinteraksi dengan Elle tentang situasi di gedung pernikahan."Baik, Bu.""Nanti ada Juan yang akan membantu, jadi kau tidak perlu khawatir."Rangga mengangguk patuh, pria itu fokus melihat jam tangan seakan menunggu waktunya eksekusi.Sementara di gedung pernikahan, Alastair dan Aldara baru saja selesai akad. Dua pengantin itu duduk di atas pelaminan dengan raut bahagia, ada Ryu juga yang duduk di sana ditemani oleh Anetha.Alastair tampak beberapakali membenarkan letak earphone, pria itu memantau kabar d

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Tangisan Aldara

    Hari ini Aldara sudah diperbolehkan pulang, semua orang menyambut bahagia, terutama Ryu. Anak laki-laki itu terus di samping mamanya tidak mau berpisah sama sekali.Sementara Alastair langsung menuju gudang bawah tanah bersama Ernest, di sana seorang pria tengah duduk di kursi dengan kedua tangan terikat ke belakang."Tuan," bisik Juan dengan wajah memelas. "Maafkan saya, Tuan. Saya menyesal.Alastair tersenyum smirk. Ia sudah lama tidak berurusan dengan darah, melihat Juan seperti ini membuat jiwanya kembali bergejolak."Aku tidak mengenal kata maaf," desis Alastair seraya mendudukkan dirinya di kursi lai. "Dibayar berapa kau sama Megan?" tanyanya lagi.Juan langsung menyebutkan sebuah nominal, Alastair mengakui itu sangat fantastis. Pantas saja Juan mau jadi penyusup, bayarannya saja dua kali dari gaji yang diberikan Alastair."Lalu kenapa kau langsung mengaku? Bukankah seharusnya kau melindungi nama Megan?" tanya Alastair."Saya khilaf saat itu, Tuan. Saya buta karena uang dan tida

DMCA.com Protection Status