Rasanya Kaluna sudah tidur sangat lama, tapi saat ia membuka mata, kamar hotel yang ditempatinya masih gelap. Belum ada sinar matahari yang masuk dari sela-sela tirai jendela.Di sampingnya Edgar juga masih terlelap, tangan pria itu masih melingkari pinggang Kaluna, meski tidak lagi erat. Merasa sudah cukup beristirahat, Kaluna beranjak duduk, melepaskan belitan lengan Edgar perlahan. Untungnya lelaki itu tidak terusik.Menyeret tubuh ke pinggir ranjang, Kaluna segera memeriksa ponselnya yang sebelum tidur ia letakkan di meja nakas. Pukul setengah enam pagi. Sepertinya masih ada sedikit waktu untuk sarapan dan membersihkan diri.Ada beberapa notifikasi pesan dari Sarah dan Daniel, tapi Kaluna memutuskan untuk membukanya nanti saja. Meletakkan kembali ponselnya, ia beralih pada telepon kabel, menghubungi layanan kamar.Ia memesan beberapa menu sarapan, memintanya untuk diantar tiga puluh menit kemudian, tepat pukul enam. Selesai dengan urusan pesan-memesan
Read more