Seminggu berlalu, hari yang dinantikan Senja pun tiba. Ia telah bersiap dengan pakaian bawahan rok hitam, atasan kemeja lengan panjang warna putih. Dandanannya natural dibantu Fifi.Ya, sejak terakhir bertemu Reva di mall, ia memutuskan berbaikan dengan Fifi. Sahabatnya pasti butuh dukungannya menyelesaikan masalah. Seperti dirinya yang sejatinya juga sedang ada masalah yang ingin diungkapkan. Namun, Senja tahu bukan saat yang tepat curhat dengan Fifi. Ia justru ingin mengurangi beban sahabatnya."Sini, aku bantu make up.""Ishh, udah gini aja kenapa?"."Kurang menarik. Nanti pengujinya nggak betah lihatin kamu, Ja."Senja berdecak. Ia berpikir mau sidang skripsi bukannya seleksi model."Jangan menor-menor, Fi!" teriak Senja. Fifi pun terkikik geli.Sepanjang sidang, Senja melewatinya dengan sukses dan terhitung lancar. Ia perlu berterima kasih pada dosen pembimbingnya. Siapa lagi kalau bukan Adam Syailendra. Andai saja dia kekeh tidak mau revisi, sudah dipastikan dosen penguji membant
Read more