Semua Bab Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO: Bab 61 - Bab 70

121 Bab

Bucin teroos!

Aisyah terkekeh melihat wajah Mail yang tiba-tiba menciut karena tatapan dari Arkan. Aisyah menyenggol lengan Arkan untuk berhenti memberikan tatapan dingin kepada Mail." Bang Ijun belum ada pulang Mail?" tanya Aisyah yang sudah lama tidak bertemu dengan abang keduanya." Katanya mau pulang dia. Tapi belum tahu tanggal berapa." jawab Mail sambil makan kuaci.Aisyah mengangguk kepalanya sedangkan Arkan yang belum tahu abang iparnya satu lagi. Hanya menjadi penyimak yang baik pembicaraan Aisyah dan Mail." Kau panggil abang Sahyan dan bang Ijun pakai abang! kenapa kau panggil aku gak pakai abang?" protes Mail yang sebenarnya udah tahu jawabannya." Kita kan bestie. Gak perlu lah pakai gitu-gituan." Aisyah menepuk pundak Mail sedikit kuat." Bini kau nih ya. Bukan aku yang ngajarin." Mail menunjukkan tangan Aisyah yang berada di pundaknya." Sayang.." panggil Arkan dengan menarik tangan Aisyah." Apa?" tanya Aisyah dengan menoleh." Cemburu mungkin dia." bisik Mail yang sengaja mengerjai
Baca selengkapnya

Namanya baby Ai

Arkan menatap datar Mail yang sedang menatapnya bombastis side eyes. Aisyah menggeleng kepalanya melihat abangnya dan suaminya yang selalu adu tatapan." Betul tuh. Kamu pergi shalat gih." Arkan langsung mengarahkan pandangannya kembali ke arah Aisyah. Mengangguk kepalanya lalu mencium kening Aisyah di depan mertuanya dan juga abang iparnya.Mata Aisyah langsung membulat kaget di saat Arkan mencium keningnya. Gadis itu malu karena ada keluarganya yang melihat. " Aku pergi shalat dulu ya sayang. Assalamualaikum." ucap Arkan dengan memberikan tangganya kepada Aisyah untuk di salim." Wa'alaikumsalam." jawab Aisyah dengan melepaskan tangannya dari tangan Arkan." Cieee.." goda bu Yati dengan melihat wajah Aisyah yang sudah memerah sedari tadi." Mamak..." Aisyah langsung bangkit dari duduknya dengan pergi ke arah kamar mandi. Dia malu di goda mamaknya yang tertawa melihat wajahnya.Di luar rumah Arkan, Mail, dan pak Lanik masih berdiri di depan rumah. Mereka bertiga akan pergi menggunak
Baca selengkapnya

Cemburuan

Suasana pagi di perkampungan begitu sejuk dan sangat jauh dari kata polusi. Arkan sangat bersyukur bisa merasakan suasana kampung istrinya. Tiba-tiba saja datang sepasang suami-istri yang tidak lain yaitu abang pertama Aisyah. Bersama istrinya dan anaknya yang sudah memberitahu kalau mereka akan berkunjung." Assalamualaikum." ucap Sahyan dan Lela dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab mereka bersamaan.Pak Lanik, bu Yati, Aisyah dan Arkan tersenyum melihat kedatangan tamu spesial. Yang kini sedang mendekati mereka yang sedang duduk di ruang tamu. " Wah Azzam." pekik Aisyah kegirangan.Langsung saja Aisyah mendekati kakak iparnya untuk mengambil keponakannya itu. Dia sudah sangat rindu dengan keponakan yang lucu itu." Sini sama mbak. Udah lama banget mbak gak bertemu Azzam." Aisyah langsung mengambil keponakannya dari kakak iparnya. Dia tersenyum gemas melihat keponakannya yang tubuhnya semakin berisi saja. " Sayang.." panggil Arkan.Aisyah menoleh. " Apa? lucu bang
Baca selengkapnya

Keponakan senang, aku pun senang

" Mbak Ais, Azzam ikut ya." Aisyah dan Arkan baru saja keluar dari kamar itu tersenyum kikuk dan langsung mengangguk sebagai jawaban. Aisyah langsung mengambil keponakannya itu dengan membawanya keluar dari rumah. " Bisa sayang?" tanya Arkan dengan menoleh ke belakang.Aisyah mengangguk ketika tangan Arkan mengambil tas selempang nya. Akhirnya Aisyah bisa duduk nyaman di belakang Arkan dengan menggendong Azzam. Sudah melihat Aisyah duduk dengan nyaman Arkan langsung menghidupkan motornya berjalan ke jalan raya." Azzam tahu aja ya. Mbak sama om Arkan mau jalan-jalan." ucap Aisyah dengan menatap Azzam yang sedang menatapnya." Enggak papa sayang. Hitung-hitung kita simulasi menjadi orang tua kalau sudah punya anak nanti." sahut Arkan dari depan.Aisyah mencubit pinggang Arkan karena merasa salah tingkah dengan ucapan pria itu. Arkan yang sedang membawa motor pun tiba-tiba merasa oleng akibat dari cubitan Aisyah. " Sayang suka banget cubit suaminya. Kalau lagi kesal peluk dan cium saj
Baca selengkapnya

Gagal

" Coba apa? kamu gitu?" Arkan mengangguk dan langsung menyambar bibir ranum Aisyah dengan posisi Arkan mengukung tubuh mungil Aisyah. Ingin melanjutkan ciumannya tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sangat mereka kenali.Tok! Tok! " Arkan sudah bangun belum?" panggil pak Lanik dari luar kamar.Aisyah tersenyum dalam hati berkat bapaknya mengetuk pintu kamar. Dia selamat tidak jadi di sawdikap-kap Arkan. Mendorong kuat tubuh Arkan hingga orangnya berada di sampingnya." Ya, pak. Sudah bangun kok." sahut Aisyah mewakili Arkan berbicara.Wajah Arkan langsung berubah pias dan cemberut lagi-lagi mereka tidak bisa melanjutkan ciuman dan melakukan sesuatu itu. Padahal tadi sudah sangat pas waktunya lagi-lagi ada saja kendalanya." Gih kamu pergi mandi. Terus pergi shalat subuh di mesjid." Aisyah melepaskan pelukan Arkan yang berada di sampingnya." Tapi sayang yang tadi-" " Kapan-kapan aja!" Arkan mengangguk kepalanya dengan wajah cemberut keluar dari kamar. Saking senangnya Aisyah sa
Baca selengkapnya

Manjat pohon jambu

" Aisyah itu--" ucap Reva terbata-bata." Hah? apa?" tanya Aisyah bingung dengan ucapan Reva." Lihat belakang." ujar Reva.Sontak Aisyah, Zafira, dan Nurul melihat ke arah belakang dengan ekspresi terkejut. Gimana tidak terkejut melihat dua pria yang sangat di kenalin Aisyah sedang berjalan ke arahnya." Hai." sapa Mail yang sudah berada di dekat mereka." Kau ngajak mereka?" bisik Nurul dengan mencolek lengan Aisyah.Aisyah menggeleng cepat. " Enggak ah." " Kok kalian bisa ke mari?" tanya Aisyah dengan melihat Mail dan Arkan yang sudah duduk di dekatnya." Si bucin minta ikut kau." jawab Mail dengan santainya memakan jajanan Aisyah.Aisyah langsung menoleh ke arah Arkan yang sedang tersenyum menatapnya. Bahkan tanpa merasa bersalah, kepala pria itu sudah bersandar di pundak Aisyah." Aku gak mau kamu tinggal. Lebih baik aku menyusul kamu ke sini." Mail, Zafira, Nurul, dan Reva pura-pura mual mendengar ucapan Arkan. Bahkan Aisyah sampai tepuk keningnya karena capek menghadapi Arkan
Baca selengkapnya

Karya mamak 🤏

" Udah di bawa semua barang kalian?" tanya bu Yati dengan melihat Aisyah yang semakin bertambah cantik dan manis." Udah mak." jawab Aisyah dengan mengangguk kepalanya.Arkan sedang sibuk memasukkan beberapa koper di dalam bagasi mobil taksi. Setelah selesai Arkan menghampiri Aisyah yang berada di depan rumah." Sayang masuk yuk." Arkan mengajak Aisyah untuk kembali masuk ke dalam rumah." Barang kamu gak ada ketinggalan lagi sayang?" tanya Arkan yang mengingatkan Aisyah mana tahu ada barang yang ketinggalan.Aisyah menggeleng. " Enggak ada." Nurul dan Mail yang sedang makan lontong sayur itu pun memutar mata mereka malas, melihat pemandangan yang sangat bosan di lihat mereka." Arkan makan lontong dulu sebelum pulang. Entar kapan lagi makan lontong buatan mamak kalau gak lebaran. Cepat sini makan lontong." ujar bu Yati yang duduk di ruang tamu." Iya mak." Arkan mengangguk dengan mengajak Aisyah untuk makan lontong sayur bersama.Bu Yati membuat lontong sayur khusus untuk menantunya
Baca selengkapnya

Pangeran kodok🐸

" Mau tanya deh." ucap Aisyah dengan menatap Arkan tanpa berkedip sedikit pun, saking tampan wajah suaminya itu." Tanya apa sayang?" tanya Arkan yang merasa salah tingkah di tatap lekat dengan Aisyah.Aisyah mempertahankan kontak matanya ingin membuat Arkan salah tingkah. Sebelum berbicara Aisyah menjilat bibirnya, dan itu tidak lepas dari tatapan Arkan." Kalau lagi emosi bagaimana cara kamu mengatasinya?" tanya Aisyah yang iseng aja menanyakannya.Arkan mengangkat alisnya keheranan dengan pertanyaan Aisyah. Menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Aisyah." Ada dua cara yang aku lakukan mengatasi emosi. Pertama ketika emosi menguasai diri aku, maka hal pertama yang aku lakukan adalah istighfar meminta pertolongan Allah. Kedua jika emosi aku belum reda juga, maka aku langsung mengambil wudhu dan membaca Alquran." jawab Arkan dengan mengusap rambut Aisyah." Kalau kamu bagaimana cara mengatasi emosi kamu?" tanya Arkan balik." Kalau aku mengatasinya dengan cara istighfar. Terus kare
Baca selengkapnya

Menahan emosi😤

Sesampainya di besement kantor, Arkan langsung keluar dari mobil mewahnya. Dengan langkah tegap dan tatapan dingin, pria itu berjalan ke arah lift, khusus untuk petinggi perusahaan. Di dalam lift tidak terasa bibirnya melengkung ke atas, menciptakan sebuah senyuman tipis. Mengingat kejadian di mobil tadi, membuatnya ingin lebih dari sekedar ciuman. Berjalan ke arah ruangan kerjanya Arkan hanya memasang wajah datar dan dingin, sesekali membalas sapaan staffnya dengan mengangguk. Senyuman tipis itu muncul lagi ketika mengingat momen bersama kekasih halalnya, dia segera berjalan ke arah meja kerjanya.Menghela napas panjang, baru saja sampai di kantor, tapi dia sudah sangat rindu dengan istrinya itu. Padahal sebelum ke kantor, dia yang mengantarkan istrinya ke kampus. Jika bisa dia ingin sekali membawa istrinya itu, ke mana pun dia berada. Tok! Tok!Suara ketukan pintu dari luar. Tidak mendapatkan sahutan dari dalam, membuat pria kemeja biru itu segera masuk ke dalam ruangan kerja bos
Baca selengkapnya

Semangkok mie🍜

Saat ini Aisyah sudah berada di dalam taksi, yang akan mengantarnya ke rumah mertuanya. Tidak lupa memberikan kabar kepada suaminya, kalau dia sudah di perjalanan. Dua puluh menit dari kampus menuju rumah mertuanya. Selesai membayar taksi, Aisyah langsung berjalan ke arah pintu rumah. Tok! Tok! Tidak lama keluar seorang wanita paruh baya yang terlihat masih sangat cantik, sedang tersenyum kepadanya. " Assalamualaikum, mah." ucap Aisyah dengan menyalami tangan mertuanya. Bu Sarah tersenyum senang melihat Aisyah. " Wa'alaikumsalam sayang, ayo masuk ke dalam." Aisyah mengangguk dengan mengikuti bu Sarah berjalan ke arah ruang tamu. Baru kali ini dia bertamu ke rumah mertuanya, tanpa suaminya. Sedikit canggung dan bingung, tapi mertuanya begitu asik membuatnya cepat nyaman. " Mah, ini oleh-oleh dari kampung. Maaf, kata mamak cuman ada segini. Soalnya Aisyah bilang pulang ke Jakarta mendadak." Aisyah memberikan papar bag kepada bu Sarah yang menerimanya dengan tersenyum. Bu Sarah me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status