Share

Namanya baby Ai

Penulis: byy_aissy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Arkan menatap datar Mail yang sedang menatapnya bombastis side eyes. Aisyah menggeleng kepalanya melihat abangnya dan suaminya yang selalu adu tatapan.

" Betul tuh. Kamu pergi shalat gih."

Arkan langsung mengarahkan pandangannya kembali ke arah Aisyah. Mengangguk kepalanya lalu mencium kening Aisyah di depan mertuanya dan juga abang iparnya.

Mata Aisyah langsung membulat kaget di saat Arkan mencium keningnya. Gadis itu malu karena ada keluarganya yang melihat.

" Aku pergi shalat dulu ya sayang. Assalamualaikum." ucap Arkan dengan memberikan tangganya kepada Aisyah untuk di salim.

" Wa'alaikumsalam." jawab Aisyah dengan melepaskan tangannya dari tangan Arkan.

" Cieee.." goda bu Yati dengan melihat wajah Aisyah yang sudah memerah sedari tadi.

" Mamak..." Aisyah langsung bangkit dari duduknya dengan pergi ke arah kamar mandi. Dia malu di goda mamaknya yang tertawa melihat wajahnya.

Di luar rumah Arkan, Mail, dan pak Lanik masih berdiri di depan rumah. Mereka bertiga akan pergi menggunak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Cemburuan

    Suasana pagi di perkampungan begitu sejuk dan sangat jauh dari kata polusi. Arkan sangat bersyukur bisa merasakan suasana kampung istrinya. Tiba-tiba saja datang sepasang suami-istri yang tidak lain yaitu abang pertama Aisyah. Bersama istrinya dan anaknya yang sudah memberitahu kalau mereka akan berkunjung." Assalamualaikum." ucap Sahyan dan Lela dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab mereka bersamaan.Pak Lanik, bu Yati, Aisyah dan Arkan tersenyum melihat kedatangan tamu spesial. Yang kini sedang mendekati mereka yang sedang duduk di ruang tamu. " Wah Azzam." pekik Aisyah kegirangan.Langsung saja Aisyah mendekati kakak iparnya untuk mengambil keponakannya itu. Dia sudah sangat rindu dengan keponakan yang lucu itu." Sini sama mbak. Udah lama banget mbak gak bertemu Azzam." Aisyah langsung mengambil keponakannya dari kakak iparnya. Dia tersenyum gemas melihat keponakannya yang tubuhnya semakin berisi saja. " Sayang.." panggil Arkan.Aisyah menoleh. " Apa? lucu bang

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Keponakan senang, aku pun senang

    " Mbak Ais, Azzam ikut ya." Aisyah dan Arkan baru saja keluar dari kamar itu tersenyum kikuk dan langsung mengangguk sebagai jawaban. Aisyah langsung mengambil keponakannya itu dengan membawanya keluar dari rumah. " Bisa sayang?" tanya Arkan dengan menoleh ke belakang.Aisyah mengangguk ketika tangan Arkan mengambil tas selempang nya. Akhirnya Aisyah bisa duduk nyaman di belakang Arkan dengan menggendong Azzam. Sudah melihat Aisyah duduk dengan nyaman Arkan langsung menghidupkan motornya berjalan ke jalan raya." Azzam tahu aja ya. Mbak sama om Arkan mau jalan-jalan." ucap Aisyah dengan menatap Azzam yang sedang menatapnya." Enggak papa sayang. Hitung-hitung kita simulasi menjadi orang tua kalau sudah punya anak nanti." sahut Arkan dari depan.Aisyah mencubit pinggang Arkan karena merasa salah tingkah dengan ucapan pria itu. Arkan yang sedang membawa motor pun tiba-tiba merasa oleng akibat dari cubitan Aisyah. " Sayang suka banget cubit suaminya. Kalau lagi kesal peluk dan cium saj

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Gagal

    " Coba apa? kamu gitu?" Arkan mengangguk dan langsung menyambar bibir ranum Aisyah dengan posisi Arkan mengukung tubuh mungil Aisyah. Ingin melanjutkan ciumannya tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sangat mereka kenali.Tok! Tok! " Arkan sudah bangun belum?" panggil pak Lanik dari luar kamar.Aisyah tersenyum dalam hati berkat bapaknya mengetuk pintu kamar. Dia selamat tidak jadi di sawdikap-kap Arkan. Mendorong kuat tubuh Arkan hingga orangnya berada di sampingnya." Ya, pak. Sudah bangun kok." sahut Aisyah mewakili Arkan berbicara.Wajah Arkan langsung berubah pias dan cemberut lagi-lagi mereka tidak bisa melanjutkan ciuman dan melakukan sesuatu itu. Padahal tadi sudah sangat pas waktunya lagi-lagi ada saja kendalanya." Gih kamu pergi mandi. Terus pergi shalat subuh di mesjid." Aisyah melepaskan pelukan Arkan yang berada di sampingnya." Tapi sayang yang tadi-" " Kapan-kapan aja!" Arkan mengangguk kepalanya dengan wajah cemberut keluar dari kamar. Saking senangnya Aisyah sa

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Manjat pohon jambu

    " Aisyah itu--" ucap Reva terbata-bata." Hah? apa?" tanya Aisyah bingung dengan ucapan Reva." Lihat belakang." ujar Reva.Sontak Aisyah, Zafira, dan Nurul melihat ke arah belakang dengan ekspresi terkejut. Gimana tidak terkejut melihat dua pria yang sangat di kenalin Aisyah sedang berjalan ke arahnya." Hai." sapa Mail yang sudah berada di dekat mereka." Kau ngajak mereka?" bisik Nurul dengan mencolek lengan Aisyah.Aisyah menggeleng cepat. " Enggak ah." " Kok kalian bisa ke mari?" tanya Aisyah dengan melihat Mail dan Arkan yang sudah duduk di dekatnya." Si bucin minta ikut kau." jawab Mail dengan santainya memakan jajanan Aisyah.Aisyah langsung menoleh ke arah Arkan yang sedang tersenyum menatapnya. Bahkan tanpa merasa bersalah, kepala pria itu sudah bersandar di pundak Aisyah." Aku gak mau kamu tinggal. Lebih baik aku menyusul kamu ke sini." Mail, Zafira, Nurul, dan Reva pura-pura mual mendengar ucapan Arkan. Bahkan Aisyah sampai tepuk keningnya karena capek menghadapi Arkan

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Karya mamak 🤏

    " Udah di bawa semua barang kalian?" tanya bu Yati dengan melihat Aisyah yang semakin bertambah cantik dan manis." Udah mak." jawab Aisyah dengan mengangguk kepalanya.Arkan sedang sibuk memasukkan beberapa koper di dalam bagasi mobil taksi. Setelah selesai Arkan menghampiri Aisyah yang berada di depan rumah." Sayang masuk yuk." Arkan mengajak Aisyah untuk kembali masuk ke dalam rumah." Barang kamu gak ada ketinggalan lagi sayang?" tanya Arkan yang mengingatkan Aisyah mana tahu ada barang yang ketinggalan.Aisyah menggeleng. " Enggak ada." Nurul dan Mail yang sedang makan lontong sayur itu pun memutar mata mereka malas, melihat pemandangan yang sangat bosan di lihat mereka." Arkan makan lontong dulu sebelum pulang. Entar kapan lagi makan lontong buatan mamak kalau gak lebaran. Cepat sini makan lontong." ujar bu Yati yang duduk di ruang tamu." Iya mak." Arkan mengangguk dengan mengajak Aisyah untuk makan lontong sayur bersama.Bu Yati membuat lontong sayur khusus untuk menantunya

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Pangeran kodok🐸

    " Mau tanya deh." ucap Aisyah dengan menatap Arkan tanpa berkedip sedikit pun, saking tampan wajah suaminya itu." Tanya apa sayang?" tanya Arkan yang merasa salah tingkah di tatap lekat dengan Aisyah.Aisyah mempertahankan kontak matanya ingin membuat Arkan salah tingkah. Sebelum berbicara Aisyah menjilat bibirnya, dan itu tidak lepas dari tatapan Arkan." Kalau lagi emosi bagaimana cara kamu mengatasinya?" tanya Aisyah yang iseng aja menanyakannya.Arkan mengangkat alisnya keheranan dengan pertanyaan Aisyah. Menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Aisyah." Ada dua cara yang aku lakukan mengatasi emosi. Pertama ketika emosi menguasai diri aku, maka hal pertama yang aku lakukan adalah istighfar meminta pertolongan Allah. Kedua jika emosi aku belum reda juga, maka aku langsung mengambil wudhu dan membaca Alquran." jawab Arkan dengan mengusap rambut Aisyah." Kalau kamu bagaimana cara mengatasi emosi kamu?" tanya Arkan balik." Kalau aku mengatasinya dengan cara istighfar. Terus kare

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Menahan emosi😤

    Sesampainya di besement kantor, Arkan langsung keluar dari mobil mewahnya. Dengan langkah tegap dan tatapan dingin, pria itu berjalan ke arah lift, khusus untuk petinggi perusahaan. Di dalam lift tidak terasa bibirnya melengkung ke atas, menciptakan sebuah senyuman tipis. Mengingat kejadian di mobil tadi, membuatnya ingin lebih dari sekedar ciuman. Berjalan ke arah ruangan kerjanya Arkan hanya memasang wajah datar dan dingin, sesekali membalas sapaan staffnya dengan mengangguk. Senyuman tipis itu muncul lagi ketika mengingat momen bersama kekasih halalnya, dia segera berjalan ke arah meja kerjanya.Menghela napas panjang, baru saja sampai di kantor, tapi dia sudah sangat rindu dengan istrinya itu. Padahal sebelum ke kantor, dia yang mengantarkan istrinya ke kampus. Jika bisa dia ingin sekali membawa istrinya itu, ke mana pun dia berada. Tok! Tok!Suara ketukan pintu dari luar. Tidak mendapatkan sahutan dari dalam, membuat pria kemeja biru itu segera masuk ke dalam ruangan kerja bos

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO    Semangkok mie🍜

    Saat ini Aisyah sudah berada di dalam taksi, yang akan mengantarnya ke rumah mertuanya. Tidak lupa memberikan kabar kepada suaminya, kalau dia sudah di perjalanan. Dua puluh menit dari kampus menuju rumah mertuanya. Selesai membayar taksi, Aisyah langsung berjalan ke arah pintu rumah. Tok! Tok! Tidak lama keluar seorang wanita paruh baya yang terlihat masih sangat cantik, sedang tersenyum kepadanya. " Assalamualaikum, mah." ucap Aisyah dengan menyalami tangan mertuanya. Bu Sarah tersenyum senang melihat Aisyah. " Wa'alaikumsalam sayang, ayo masuk ke dalam." Aisyah mengangguk dengan mengikuti bu Sarah berjalan ke arah ruang tamu. Baru kali ini dia bertamu ke rumah mertuanya, tanpa suaminya. Sedikit canggung dan bingung, tapi mertuanya begitu asik membuatnya cepat nyaman. " Mah, ini oleh-oleh dari kampung. Maaf, kata mamak cuman ada segini. Soalnya Aisyah bilang pulang ke Jakarta mendadak." Aisyah memberikan papar bag kepada bu Sarah yang menerimanya dengan tersenyum. Bu Sarah me

Bab terbaru

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Wanita itu harus mahal

    Kantor Sampai di kantor Arkan langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Secangkir kopi bersama tumpukan berkas di atas meja, setia menunggu kedatangannya. Lembar- lembaran kertas belum tersentuh, seolah memanggil- mangilnya untuk meminta segera di kerjakan. Sesekali Arkan menyesap kopinya, tak lupa memperbaiki letak kacamata yang sempat merosot ke bawah. Matanya menatap serius pada layar di depannya, begitu pula dengan tangannya. Bergerak lincah ke sana ke mari di atas papan ketik komputer itu. Hening dan tenang gambaran suasana di dalam ruangan kerja Arkan. Hanya terdengar suara ketikan keyboard komputer saja. Tok! Tok! " Masuk!" titah Arkan, matanya tetap fokus pada layar komputer. Tanpa tau jika seseorang sedang melangkah masuk. Setelah mendapatkan izin dari dalam, seorang wanita dengan membawa berkas di tangan kanannya. Melangkah masuk ke dalam ruangan, seketika tubuh wanita itu menegang di tempat. Tak berselang lama ekspresi wajahnya langsung berubah, senyum tipis ters

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kok ngamook!

    " Hm, boleh deh." " Serius sayang?" Aisyah mengangguk sambil tersenyum pada Arkan. " Iyaa. Tapi..." Arkan yang sudah senang mendengar itu, langsung menyahut cepat. " Tapi apa sayang?" tanyanya yang terdengar tidak sabaran. " Tidur di luar!!" Setelah mengatakan itu, Aisyah langsung keluar dari mobil dengan keadaan kesal. Wajah cantiknya berubah jadi jutek dengan sorot mata tajam. Mendengar ucapan Aisyah, Arkan berpikir sesaat. " Sayang. Loh ke mana?" seketika Arkan tersadar jika istrinya sudah keluar dari mobil. Bergegas Arkan keluar dari mobil, dengan langkah lebar dia berusaha mengejar Aisyah. Beberapa tatapan dan pekikan terdengar, satu pun tidak ada di tanggapi olehnya. Di pikirannya hanya satu, istrinya. Apapun menyangkut tentang istrinya akan Arkan lakukan tanpa ada terkecuali. " Sayang tunggu." " Berhenti sebentar, sayang." Mendengar ucapan Arkan, seketika langkah kakinya berhenti. Aisyah menghela napas sebelum berbalik tubuhnya, kini dia bisa melihat suaminya sedang

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sayang pengen

    " Sayang pengen." " Gak ada!" " Sayang please." " No!" " Satu kali saja. Ya, ya boleh ya sayang." " Sayaaaang please." Aisyah menghela napas melihat Arkan, mendengar rengekan suaminya sudah seperti mendengar anak kecil merengek meminta permen pada mamahnya.Salahnya dia juga sih, memakai pakaian tersebut, entah kenapa malam ini Aisyah tiba-tiba kepengen memakai pakaian kurang bahan itu. Apa itu termasuk ngidam juga? Arkan sendiri tidak merasa gentar atau pun putus asa membujuk sang pujaan hati, agar rencananya bisa terlaksanakan dengan lancar dan baik. Dengan perlahan Arkan merapatkan tubuhnya pada Aisyah, tangannya menarik pinggang sang istri supaya lebih dekat lagi dengannya. Lalu kepalanya bersandar di kedua gundukan gunung istrinya, sambil mencari-cari kenyamanan di sana. " Istrikuu, sayangku boleh ya. Janji deh cuman sekali saja. Aku lagi pengen banget sayang." tatapan sayu Arkan mendongak menatap Aisyah, jujur melihat istrinya memakai pakaian seperti itu. Sangat berha

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sabar ya bang ya, yang sabar!

    Waktu silih berganti, perasaan baru kemarin mereka merasakan berkumpul bersama dengan penuh canda tawa. Namun, kini harus berpisah kembali seperti sediakala. Minggu sore ini di bandara Soekarno-Hatta, terlihat Arkan dan Aisyah sedang mengantarkan keluarganya. Beberapa wejangan di berikan kepada pasangan suami-istri itu, tak lupa ada aksi nangis menangis terjadi. " Jaga diri kalian baik-baik, terutama untuk Aisyah. Di jaga kesehatannya, makanannya, dan jangan banyak pikiran. Walaupun sedang hamil jangan malas bergerak, bukannya hamil gak boleh gerak dan kerja. Kerja boleh, tapi jangan yang berat-berat. Misalnya angkat rumah gitu. Nah, kalau itu jangan ya dek ya." " Kalau bisa pun kalian pindah di kamar bawah aja, kasian nanti nih anak bontot satu. Udah lagi hamil, naik turun tangga setiap hari, yang ada anaknya brojol duluan sebelum waktunya." Arkan hanya mengangguk mengerti, berbanding terbalik dengan Aisyah. Bibirnya maju beberapa senti seperti bebek yang hendak nyosor saja. Mel

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Plato

    " Ok, fine! aku tau, aku salah. Tapi jangan seperti ini sayang, jangan diamin aku terus. Rasanya sakit. Sakit banget sayang." Arkan tidak berbohong jika diamnya Aisyah bisa se effect itu baginya, sebentar saja tidak mendengar suara istrinya. Mendadak dia kecarian dan merasa sepi seperti kehidupannya dulu. Ini salahnya, andai dia lebih bisa mengatur emosi dan cemburu. Pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.Tapi nasi sudah menjadi bubur, berandai-andai apapun itu jika sudah terjadi maka tak akan bisa di ubah kembali. Aisyah menoleh, menatap Arkan dengan pandangan sulit di artikan. Helaan napas sedari tadi terus terdengar. Punya suami pencemburu patut di syukuri, sebab suami pencemburu pasti paham akan ilmunya. Dan, Aisyah mensyukuri mempunyai suami pencemburu, tapi kadang-kadang dia merasa sedikit kesal. Seperti halnya hari ini! Kepala Arkan mendongak menatap manik mata Aisyah, bibirnya tersungging senyum. Dadanya berdebar kencang seolah dia baru saja lari marathon. " M

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kesalahpahaman

    Di sini lah mereka berada, di sebuah taman yang indah dengan suasana sejuk dari pohonnya langsung. Terlihat Aisyah tampak begitu menikmati pemandangan taman tersebut, segala kepenatannya seketika hilang saat semilir angin menerpa wajahnya.Tanpa Aisyah sadari jika ada sepasang mata sedari tadi menatap ke arahnya, dengan langkah ringan seseorang tersebut berjalan mendekati Aisyah yang masih belum sadar akan kedatangannya.Semakin dekat seseorang tersebut semakin membuat jantungnya berdebar kencang, seketika dia refleks memegang dadanya.Huuftt.. helaan napas seseorang tersebut, terdengar sekali sedang gugup.Dia sudah sampai dan sekarang sedang berdiri tepat di depan perempuan itu. " Hai." sapa nya dengan menahan gugup.Sontak Aisyah terkejut mendengar suara seseorang yang begitu dekat dengannya, refleks dia memundurkan tubuhnya menjauh dari pria itu.Ya, seorang pria. Bahkan Aisyah tidak tau kapan pria itu datang dan tiba-tiba sudah berada di depannya, perasaannya mulai merasa gelisah

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   A limited edition

    Selesai memencet bell penthouse Nurul memainkan handphonenya sembari menunggu pemiliknya membuka pintu, terlalu asik memainkan handphone dia sampai tak sadar jika pintu sudah terbuka sama pemiliknya. " EKHEM!!" suara deheman itu sontak membuat Nurul kaget sampai handphone yang berada di tangannya melayang, dan berakhir jatuh di lantai. Nurul segera mengambil handphonenya yang mati dengan keadaan layar separuh retak, sungguh sangat menyakiti hatinya. Padahal baru saja dia menganti anti gores. Melihat seorang pria yang dia kenali membuat Nurul sedikit terkejut, tak lama dia menormalkan kembali ekspresinya. " Ada perlu apa?" tanya Mail tanpa merasa bersalah pada teman adiknya itu. Sejenak Nurul menghela napas, supaya berbicara tak pakai emosi pada pelaku yang mengejutkannya tadi. " Aisyah. Mana?" Mail tak menjawab tapi membukakan pintunya lebih lebar lagi agar teman adiknya itu bisa masuk, setelah teman adiknya itu masuk. Langsung saja Mail menutup kembali pintunya, lalu pergi meni

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Morning sickness

    " Huekk.." Aisyah tertunduk lemas dengan tangannya menopang pada meja wastafel, akhir-akhir ini dia sering merasa mual dan hanya memuntahkan cairan bening saja. Setelah mencuci wajah dan tangannya, Aisyah mendongakkan kepalanya menatap ke arah kaca yang ada di depannya. Terlihat wajahnya pucat, bibir pecah-pecah, rambut acak-acakan, pakaian kusut, sungguh penampilannya sudah seperti orang yang tak terurus. Membuat Aisyah sedikit terkejut setelah sadar jika penampilannya, memang sekacau itu. Ceklek! Arkan masuk ke dalam kamar setelah itu menutup pintunya kembali, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar, keningnya mengernyit bingung dengan perasaan khawatir yang tak menemukan keberadaan Aisyah di dalam kamar. " Huekk.." Tiba-tiba dia mendengar suara yang berasal dari kamar mandi. Tanpa membuang waktu, segera Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. " Huekk.." lagi-lagi Aisyah memuntahkan isi perutnya yang hanya keluar cairan bening itu, tiba-tiba tubuhnya kurang kese

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Buah dan susu hamil

    Pagi yang cerah sama seperti secerah wajah Arkan saat ini, suami Aisyah itu tengah berjalan menuju ke arah kamar. Sambil tangannya membawa nampan berisi buah-buahan dan susu hamil. Setengah jam lalu mereka tiba di kediaman penthouse, mereka di sambut dengan raut wajah bahagia dan juga pelukan. Baik dari pihak keluarga istrinya maupun juga dari pihak keluarganya. Kedua keluarga itu, begitu kompak menyambut kepulangan anak dan menantu mereka. Dan tak lupa memberikan kata selamat pada pasangan suami-istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua itu.Ceklek! " Taruh dulu handphone nya sayang." perintah Arkan. Setelah menutup pintu dan menguncinya, dengan langkah ringan Arkan berjalan menuju ke arah Aisyah, yang sedang duduk di atas tempat tidur itu.Tanpa bantahan Aisyah mengangguk dan menaruh handphone nya di samping dia duduk, matanya melirik kecil ke arah nampan yang berada di tangan Arkan. Dia mengira suaminya itu membawa makanan yang pedas dan gurih, oh ternyata oh ternyata buah

DMCA.com Protection Status