Semua Bab Istri Mungil Sang Penguasa: Bab 121 - Bab 130

150 Bab

Bolehkah Aku Mengejarmu

“Nona Victoria.” Grace Aniston, sekretasi Emrys yang masih berusia dua puluh tiga tahun. Dengan tubuh tinggi dan langsing serta sepasang kaki yang kurus dan jenjang berseru pada Victoria. Di rooftop bangunan perusahaan Emrys yang menjulang, keduanya berdiri berhadap-hadapan. Angin bertiup semakin kencang hingga menerbangkan rambut keduanya yang terurai panjang.“Sudah ku bilang jangan bicara denganku di perusahaan.” sergah Victoria marah.“Tapi aku tidak bisa melakukannya lagi,” Grace menggeleng. “Tuan Emrys sudah sangat membantuku. Aku tidak bisa mengkhianati dia lebih jauh lagi.”“Lalu kamu mau foto-fotomu tersebar?”“Tidak.” Grace menggeleng dengan cepat dan air matanya langsung meleleh. “Tolong jangan. I-ibuku sedang sakit keras. Aku hanya melakukan semua itu demi pengobatan Ibu.”“Sudah tahu kamu tidak punya pilihan, kenapa malah datang memberi penawaran?” Victoria tersenyum menyeringai. “Ingat, Grace.” Dia mendekati Grace dan menatapnya penuh intimidasi dengan nada mengancam. “A
Baca selengkapnya

Aku Akan Menunggumu

Isabelle baru selesai mandi saat dia berdiri di jendela kamar tamu apartemen Rick, memandangi pemandangan kota yang mulai dihiasi lampu-lampu yang sangat terang. Malam sebentar lagi merayap, matahari sedang bersiap membenamkan diri di langit barat yang memancarkan rona merah oranye yang membuatnya terpesona.Saat dia akan menarik tirai, dia tiba-tiba ingat pembicaraannya dengan Rick di balkon beberapa menit yang lalu. Dia masih ingat dengan jelas pertanyaan Rick dan caranya bertanya, bahkan setiap penekanan nada dalam pembicaraannya. Dia ingin mengejarku? Maksudnya, dia sudah melupakan Mayu? Dia ingin hubungan kami lebih dari sekedar teman? Semua kemungkinan itu membuat rona merah muda tergambar jelas di wajah Isabelle. Diam-diam dia menemukan dirinya tersenyum seperti orang bodoh dan menyembunyikan wajahnya di balik tirai putih yang menguntai hingga menyentuh lantai. Tidak, Isabelle memegang wajahnya yang mulai terasa panas. Dia mungkin mengatakannya karena ingin menenangkanku dar
Baca selengkapnya

Cassiel Kembali

Emrys duduk di sofa, sendirian di kamar dengan posisi lampu padam semuanya. Dia hanya menyalakan televisi layar datar raksasa yang sedang menampilkan drama komedi tahun sembilan puluhan. Di bawah kakinya, Rys tidur dengan melingkarkan tubuhnya, namun karena dia terus bergerak, Emrys tahu seharusnya Rys juga tidak bisa tidur. Emrys tidak benar-benar menonton drama komedi yang ditayangkan. Dia memikirkan perusahaan dan juga Valerie.Ini hari keempat Valerie menghilang dan orang-orangnya belum menemukan keberadaan Valerie. Istrinya itu seolah lenyap ditelan semua misteri yang juga sedang meliputi perusahaannya. Emrys memutar-mutar cincin pernikahannya dengan Valerie, lalu menarik nafasnya dalam.Karena Valerie terlibat, Emrys tidak tahu harus melakukan apa. Ky sudah memberitahunya jika rekaman keamanan dan juga foto-foto itu bukan rekayasa. Dia memang Valerie dan benar Valerie menemui salah satu orang dari perusahaan saingannya.Ponselnya sengaja dia matikan. Dia tidak ingin mendengar de
Baca selengkapnya

Tidak Ada Yang Percaya Padaku

Walau Valerie tidak mau meninggalkan Zach begitu saja, namun dia juga tidak bisa berlama-lama di sana. Cassiel pasti masih mengintainya. Zach sudah berkorban banyak untuknya, jadi dia memutuskan untuk tetap hidup. Dengan berat hati dia meninggalkan Zach dengan berderai air mata setelah mengucapkan kata perpisahan.Setelah berkendara selama setengah jam, dia berhenti untuk membaca sebuah map yang menancap di tepi jalan. Valerie memang tidak tahu dia berada di mana sekarang. Setelah dia tahu harus pergi ke mana, Valerie kembali melanjutkan perjalanannya.Butuh waktu selama hampir lima jam sebelum akhirnya Valerie tiba di rumah. Dia menatap rumah berlantai dua di hadapannya, yang sudah dia tinggali selama kurang lebih sembilan bulan. Hari sudah terang, saat Valerie melihat jam di ponselnya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi.Tubuh Valerie terasa babak belur. Dia melihat kakinya yang masih mengeluarkan darah segar. Valerie mencari-cari tissue dan membersihkan darahnya. Dia menata
Baca selengkapnya

Tulisan Di Buku Harian

Valerie duduk sendirian di balkon kamarnya ketika hari sudah mulai beranjak sore. Dia menengok ke dalam kamar. Emrys sedang berada di ruang baca, mengerjakan beberapa hal yang katanya sangat penting. Sepanjang hari Valerie mereka tidak bicara karena Emrys selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Bersama Rys, Valerie duduk berjam-jam di balkon, hanya melihat-lihat langit dan juga bunga-bunga yang beberapa sedang mekar.Walau Emrys sesekali membelanya, jelas sekali ekspresi suaminya itu menunjukkan jika dia menimbang-nimbang, apakah harus mempercayai Valerie atau tidak. Valerie mengelus perutnya, memejamkan mata lalu perlahan buliran bening jatuh menerobos wajahnya, turun hingga jatuh ke lantai.Kematian Zach, kehamilannya, tuduhan palsu yang dialamatkan padanya bergulung-gulung dalam otaknya, membuatnya nyaris lumpuh. Bagaimana caranya membuktikan diri jika semua itu tidak benar? Jika dia hanya mengandalkan kebenaran yang dia alami, tidak akan ada yang percaya padanya, kecuali Zach. Namu
Baca selengkapnya

Aku Tidak Menculiknya

Satu hari sebelum peluncuran produk oleh perusahaan pesaing, Grace masuk ke ruangan Emrys. Dia menceritakan dengan gamblang bagaimana Victoria berusaha memojokkannya dengan menggunakan rahasianya sendiri. Namun karena Grace tahu Emrys sudah sangat baik padanya, dia tidak bisa menyimpan semuanya sendiri dan berkhianat. Pada akhirnya, kejujuran Grace membuat Emrys melancarkan rencananya untuk berpura-pura.“Biarkan Victoria melakukan rencananya. Biarkan dia merasa jika dia sudah menang.” Perintahnya saat itu pada Ky.Dan keesokan harinya, produk mereka lebih dulu diluncurkan oleh perusahaan lain, dan Emrys malah tersenyum di mejanya saat itu setelah kembali dari ruangan rapat.“Kamu akan ke mana?” Grandpa membuat Emrys tersadar kembali. “Bukankah seharusnya kamu menjaga Valerie? Sudah kamu tanya kenapa dia bisa luka seperti itu?”“Jika aku tinggal di kamar, semua usaha kita ini akan sia-sia Grandpa. Akan ku minta Ky untuk menyelidiki apa yang dialami oleh Valerie. Grandpa tenang saja. A
Baca selengkapnya

Dex Adalah Otak Semuanya

“Ini apa?”Begitu Emrys membuka amplop, sebuah foto jatuh dari dalam. Emrys menunduk untuk memungutnya dan langsung mematung begitu dia melihat foto yang jatuh. Foto itu adalah foto kedua orang tuanya ketika masih muda, dugaan Emrys itu diambil ketika mereka masih duduk di bangku kuliah. Ada empat orang, dan Ibunya adalah satu-satunya wanita di sana. Dia mengenali satu laki-laki yang berdiri di sebelah ayahnya, yaitu Dex Clement, ayah Edward. Dan laki-laki yang berdiri di sebelah ibunya tidak dikenalnya sama sekali.Seharusnya foto itu hanya foto biasa, kecuali ketika dia mendapati tatapan Dex yang tertuju pada Ibunya. Emrys menegakkan punggungnya begitu dia mengambil kembali foto usang itu lalu menatap Edward tajam.“Ayahku, kedua orang tuamu, dan tebak, siapa salah satunya lagi.” ujar Edward.Emrys diam. Dia kembali menatap foto di tangannya dan sama sekali tidak tahu siapa pria yang tersenyum lebar pada kamera itu. Emrys menghela nafas, lalu menggeleng.“Bukankah dia mirip sekali d
Baca selengkapnya

Serahkan Dex Padaku

“Kamu membocorkan rahasia yang sangat penting. Sudah ku duga nyawa adalah taruhanmu.” Ujar Emrys datar, tahu sosok pria di seberang karena dia juga memperhatikannya sejak tiba tadi.“Mmm. Kamu benar.” Edward menganggukkan kepalanya. “Lalu apakah kamu bersedia melindungiku?”“Aku bukan ayahmu. Untuk apa aku melindungimu?”“Ayahku tidak melindungiku, tahu.” Edward tertawa.Emrys terpaksa tersenyum, namun di balik senyumnya dia menyembunyikan amarah yang siap meledak kapan saja. Kesalahan fatal di Northpass memang membuatnya mencurigai Dex, namun tidak dengan kematian orang tuanya. Selama ini, Dex selalu mengatakan jika mereka adalah sahabat dekat. Beberapa kali Emrys juga tidak sengaja bertemu dengan Dex di makam orang tuanya. Dia sama sekali tidak menyangka jika sahabat itulah yang melenyapkan nyawa orang tuanya.Sial, desis Emrys, makin melonggarkan dasinya. Aku akan membuat perhitungan denganmu, Dex. Tunggu saja.“Jangan buru-buru,” gumam Edward seakan bisa membaca pikiran Emrys. “Pe
Baca selengkapnya

Tetaplah Hidup

Pria akhir dua puluhan itu menundukkan kepala, pura-pura memperbaiki posisi topinya saat Emrys dan Edward keluar dari bar. Keduanya berjalan memutar, berpencar ketika tiba di persimpangan jalan di depan bar. Emrys berjalan ke sisi barat, sementara Edward ke sisi timur. Pria itu terlihat menimbang-nimbang sebelum akhirnya memilih membuntuti Edward.Dia berjalan pelan, berusaha membuat jarak supaya tidak ketahuan oleh Edward. Namun satu hal yang tidak dia sadari, Edward sedari tadi memperhatikannya dari ekor matanya. Edward tersenyum, kedua tangannya dia masukkan kedalam kantong jaket kulit hitam yang dikenakannya. Ketika mendekati jalan menanjak, Edward berbalik.Pria itu ikut membalikkan tubuhnya, namun dia begitu terkejut melihat Emrys ada di depannya. Dia menoleh, Edward pun sudah berada persis di belakangnya. Ketika dia meraba kantong belakangnya, secepat kilat Emrys melumpuhkannya dengan senjata yang dia simpan di balik longcoatnya, dan Glock yang sudah sempat diambil pria itu dar
Baca selengkapnya

Apakah Aku Tidak Berharga?

“Kamu harus lari.”Valerie mendengar sayup suara Zach, sangat dekat di telinganya. Valerie menoleh. Ratusan orang bersenjata lengkap memenuhi hamparan rumput hijau yang sedang dia injak kini. Cassiel memimpin mereka. Pria bengis dan kejam itu berjalan selangkah di depan dari orang-orangnya.Kaki Valerie membeku. Lidahnya berubah kelu, bahkan untuk berteriak memanggil nama Emrys pun dia tidak sanggup. “Lari!”Dia mendengar suara Zach lagi. Valerie mencoba mencari-cari darimana asal suara itu, namun dia tidak menemukan sosok Zach di manapun.“Lari, Valerie. Lari!”Dia mendengarnya lagi. Kali ini, Valerie mematuhi suara Zach. Dia berlari sekuat tenaga, berusaha menyelamatkan diri dari kejaran orang-orang yang larinya lebih cepat dari dirinya sendiri. Suara tawa mereka membahana dan mengerikan. Mereka seolah menganggap Valerie seekor hewan buruan yang siap ditembus oleh anak panah.“Akan ku alihkan perhatian mereka.”Tiba-tiba Zach muncul entah dari mana. Valerie memegang tangan Zach, me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status