Home / CEO / Istri Mungil Sang Penguasa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Mungil Sang Penguasa: Chapter 111 - Chapter 120

150 Chapters

Sabotase Kematian

Pria itu menatap Emrys sekali lagi lalu mendekatinya. “Kamu mirip sekali dengan Kate,” bisiknya.Dia memang mewarisi wajah Ibunya, Kate Lysander. Semua orang juga mengatakan hal yang sama. Dulu Emrys tidak merasa ada yang spesial dengan ungkapan seperti itu, namun sekarang, mendadak dia merindukan Kate setelah mendengar penuturan pria itu.Pria itu berbalik menghadap ke kerumunan orang-orang. Dia terlihat menghela nafas, lalu bicara.“Saya bekerja untuk Lysander Kingdom sudah puluhan tahun. Tidak ada yang lebih mengetahui kejadian mengerikan itu selain kami yang berada langsung di Northpass dan juga almarhum kedua orang tua Tuan Emrys. Memang benar, kejadian mematikan itu merenggut nyawa anak-anak kami. Kami kehilangan, istri kami berduka berbulan-bulan. Butuh waktu dan usaha yang banyak agar kami bisa bangkit dari masalah kelam itu. Namun satu hal yang sangat menyentuh hati kami adalah kehadiran Kate dan Sebastian Lysander.” Pria itu berhenti untuk menarik nafas, lalu kembali bicara.
Read more

Aku Ingin Bekerja

Sejak keluar meninggalkan ruang konferensi pers, baik Isabelle maupun Rick tidak mengucapkan kata apa pun. Isabelle berjarak dua langkah di depan Rick. Gadis itu berjalan pelan menyusuri jalanan, melayangkan angannya pada rekaman video yang baru dilihatnya. Isabelle tidak mengingat wajah Kate dan Sebastian. Saat orang tuanya meninggal, dia hanya anak yang berusia dua tahun. Bayang-bayang tangisan orang tuanya terus menari di wajahnya, membuatnya merasa ingin menangis juga.Isabelle berpikir jika dia hidup terlalu nyaman. Apa yang dia jalani sekarang, apa yang dia dapat sekarang, adalah hasil air mata, keringat, dan perjuangan orang tuanya. Dia berhenti. Tas mungil yang dipegangnya membuat perasaannya tidak enak. Dia membeli tas bermerek itu dua bulan lalu dan harganya cukup fantastis. Bagaimana bisa aku menghabiskan apa yang diperjuangkan Mom, Dad, dan Emrys dengan sesuka hati?“Kamu baik-baik saja?” Rick berdiri di samping Isabelle.Isabelle menunduk, menghela nafasnya dalam-dalam se
Read more

Singkirkan Wanitanya Dulu

Mereka mendengar suara petir menyambar di luar. Cahayanya menembus tirai yang menutupi kamar hingga membuat Emrys menengok ke arah jendela. Badai sudah tiba. Hanya beberapa detik sejak sambaran petir, mereka mendengar suara hujan menghambur, semakin lama semakin deras. Di langit, petir kembali menyambar menciptakan kilatan cahaya yang membuat kamar mereka terang sejenak. Emrys menarik kepalanya, menatap Valerie serius dengan ekspresi kaget. Apa yang baru saja diungkapkan Valerie benar-benar di luar dugaannya. “Maksudmu?” tanyanya.“Aku tidak bisa terus diam di rumah dan membuatmu berjuang sendiri. Kamu memilikiku,” Valerie menggenggam tangan Emrys erat. “Akan ku lakukan apa pun untuk meringankan bebanmu.”“Tapi...”“Aku tahu aku tidak memiliki background tentang farmasi. Tapi setidaknya aku bisa menyediakan kopi untukmu setiap pagi.”Emrys tersenyum. “Grace bisa melakukannya.”“Grace sekretarismu?” Kening Valerie mengernyit, lalu Emrys mengangguk. “Jadi kamu hanya menghargai kopi bua
Read more

Apa Aku Mati?

Valerie membuntuti Victoria diam-diam menuju toilet saat dia melihat wanita itu bertingkah mencurigakan. Dia mengendap-endap, berusaha untuk tidak menarik perhatian Victoria. Saat Victoria masuk ke salah satu ruangan di toilet, Valerie dengan cepat menyusul dan masuk ke ruang tepat di sampingnya.“Tidak, kita jangan bertemu di sini. Terlalu mencurigakan. Bagaimana jika kita bertemu di luar saja?”Valerie menempel telinganya ke dinding toilet untuk mendengar lebih jelas apa yang dikatakan Victoria.“Baiklah. Sore ini, pulang bekerja. Aku akan pergi ke tempatmu.”Victoria keluar dari ruang toilet, melirik ke arah ruang di sebelahnya yang terkunci dan tentu saja dia tahu siapa di dalamnya. Dia tersenyum culas, berjalan ke wastafel dan menyalakan keran air. Dia membasuh tangannya, kembali menengok ke belakang lalu diam-diam tertawa. Gadis bodoh.Setelah mendengar langkah kaki menjauh, Valerie menarik kunci pengaman toilet lalu keluar. Dia bersedekap, berpikir keras dengan apa yang didenga
Read more

Produk Kita Diklaim

“Kamu mau ke mana?” Victoria menahan tangan Emrys ketika dia buru-buru keluar dari ruang rapat.“Bukan urusanmu!” jawab Emrys dingin setelah menepis tangan Victoria dengan kasar.“Tapi pembahasan kita belum selesai Emrys. Ini rapat final, sangat penting, kamu tahu?” sergah Victoria.Emrys berhenti. Rapat ini memang sangat penting baginya dan perusahaan. Peluncuran produk pil penenang yang baru tergantung pada keputusan rapat kali ini dan seharusnya Emrys memang ada di sana. Tapi memikirkan Valerie sedang menghadapi sesuatu di luar yang mungkin sedang membahayakan nyawanya membuatnya tidak bisa berkonsentrasi. Walau pun dia ada di sana di ruang rapat, toh juga dia tidak bisa menyimak dengan baik.“Tuan Emrys, gawat.” Ky menemui Emrys dan Victoria yang sedang bicara.“Ada apa? Apa Valerie dalam bahaya?”“Bukan Tuan,” Ky menggeleng. “Maksudku, aku belum mendapat kabar tentang Nyonya. Ini hal lain.”“Hal lain apa?” Emrys mengernyit. Hal lain apa yang membuat Ky gusar dan gelisah? Dia piki
Read more

Kamu Tidak Percaya Padanya?

“Emrys.” Victoria menunjukkan layar ponselnya. “Saat ini Valerie sedang menjadi pusat perhatian. Seseorang mengunggah video Valerie saat bertemu perwakilan dari perusahaan pesaing.” Emrys tidak bergerak. Kedua bola matanya berputar menatap seisi ruangannya, lalu kembali ke layar ponsel Victoria. Jarinya mengepal, rahangnya mengetat. Dia marah luar biasa. Bagaimana bisa mereka membuat opini tak berdasar? Walau Valerie menemuinya, bukan berarti dia sedang menjual data dan produk pada mereka. Valerie tidak akan melakukannya.“Tuan, Grandpa meminta Anda segera pulang.” Ujar Ky.Emrys mengangguk setelah menghela nafasnya dalam-dalam. Dia menatap Victoria. “Kamu pulang saja dulu. Akan ku bereskan masalah ini dengan profesional.”Victoria meninggalkan ruangan Emrys dengan wajah penuh senyum yang tersembunyi. Dia menyeringai bagaikan singa. Setibanya di ruangannya dia duduk membelakangi kamera pengaman, lalu menunduk untuk bisa tertawa dengan bebas.Lihat? Sudah ku bilang aku tidak akan meng
Read more

Peluk Aku Lebih Lama

Pembicaraan mereka terhenti di sana. Isabelle berjalan menuju lemari pendingin, mengeluarkan tiga kaleng alkohol kadar rendah dan membawanya ke taman di belakang rumah. Dia memikirkan Valerie, Emrys, Grandpa, dan perusahaan. Dia merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apa pun saat ini. Sambil meneguk minumannya, Isabelle menaikkan kedua kakinya, menekuknya dan memeluk dirinya sendiri.Malam semakin dalam dan Isabelle sudah menghabiskan tiga botol minumannya. Dia tidak terlalu kuat untuk minum dan ketiga botol itu sudah membuat kepalanya berputar tapi kesadarannya masih terjaga. Dia membuka ponselnya, mencoba menghubungi Valerie ke sekian kalinya, namun tetap saja tidak tersambung. “Kamu menghabiskan minuman ini sendirian?” Tiba-tiba Rick berdiri di sampingnya, tersenyum manis padanya.Isabelle menyipitkan mata, lalu menengok ke sekitarnya. Dia ada di rumahnya, masih di halaman belakang. Bukankah tadi Rick mengatakan jika dia masih harus melakukan satu operasi lagi? Seharusnya dia
Read more

Aku Hamil?

Valerie membuka matanya dan yang pertama di lihatnya adalah dinding plafon putih. Dia memejamkan matanya kembali, mencium bau desinfektan yang sangat khas. Aku di rumah sakit, pikirnya. Bagaimana aku bisa di sini? Siapa yang membawaku?“Kamu sudah bangun?”Suara itu terdengar sangat familiar. Dia sudah lama tidak mendengar suara berat itu, dan dia tahu dia merindukannya. Sangat merindukannya. Valerie kembali membuka matanya saat dia merasakan sentuhan di tangannya. Genggaman erat tangan itu membuatnya kembali membuka matanya.“Zach..” gumam Valerie dengan suara parau.Zach tersenyum, menggenggam tangan Valerie lebih erat. “Aku di sini.”“Aku..” Valerie tiba-tiba ingat dengan kecelakaannya. Dia memegang kepalanya yang dibebat perban. Kakinya tidak bisa digerakkannya dan dia tidak merasakan apa pun, seolah semua tubuhnya mati rasa. “Bagaimana aku bisa berada di sini?”“Seseorang tidak sengaja menemukanmu dan membawamu ke rumah sakit.” jawab Zach. “Kakiku.. Aku tidak bisa merasakannya s
Read more

Kalian Tidak Percaya Padanya?

“Aku sudah merobeknya,” gumam Emrys tidak percaya saat Ky tergopoh-gopoh datang ke kediamannya, menunjukkan berita lain yang tak kalah mengejutkan. “Aku jelas-jelas sudah merobek kertas itu di hadapan Grandpa dan Isabelle ketika aku menyatakan keseriusanku pada Valerie. Bagaimana bisa surat itu ada di sana lagi?”“Benar.” Isabelle ikut menimpali. “Aku juga melihatnya. Surat perjanjian kontrak pernikahan itu sudah dirobek olehnya. Kenapa ada yang mengunggahnya?” “Sepertinya ada yang memotretnya sebelum Tuan merobek kertas itu, Tuan.” Ujar Ky. “Hanya itu alasan yang paling masuk akal untuk semua hal ini.”“Tapi siapa?” seru Isabelle marah. “Siapa yang melakukan hal murahan seperti ini?”“Siapa lagi?” Grandpa berteriak dari sofanya. “Sudah kamu tanyakan pada Valerie? Yang memiliki kertas itu hanya kalian berdua, tidak mungkin orang lain memilikinya. Siapa lagi kalau bukan dia yang memotretnya untuk berjaga-jaga?”“Grandpa..” Isabelle menggeleng. “Valerie bukan orang seperti itu. Bukanka
Read more

Aku Tidak Melakukannya

Sekitar pukul dua siang, seorang pria memakai jas putih masuk bersama seorang perawat yang mendorong monitor beserta mesin perlengkapan lainnya. Perawat itu mendorong kereta dan menempatkannya di samping ranjang Valerie. Bersamaan dengan itu, Zach ikut masuk setelah dia sengaja meninggalkan Valerie seharian di kamar untuk menghindari pertanyaan aneh dari sahabatnya itu.“Dari mana saja kamu?” Valerie melotot padanya.“Aku ada sedikit urusan. Mendesak.” Zach berbisik membohongi Valerie.Dokter yang melihat keduanya tersenyum sambil mempersiapkan alat-alatnya. “Halo, aku Dokter William. Aku dokter spesialis Ginekologi di rumah sakit ini.” Ujar pria itu dengan ramah. “Kamu wanita yang berhasil lolos dari maut itu bukan? Seisi rumah sakit ini sedang membicarakanmu.”Valerie tersenyum masam, mengangguk pelan.“Sudah siap untuk USG? Apa kalian siap melihat bayinya?”Zach langsung menggeleng saat dokter itu menatapnya. “Aku bukan ayah dari bayi ini. Aku kakaknya.” Dia menunjuk Valerie.“Oh,
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status