Jantung Valerie nyaris berhenti, begitu pula iringan musik yang merambat memenuhi ruangan itu. Saat dia menoleh pada wanita yang mengulurkan tangannya pada Emrys suaminya, dia mengenalinya. Wanita itu adalah Victoria, mantan kekasih Emrys. Begitu melihatnya, waktu seakan berhenti berputar, begitu pula tubuh khususnya otaknya. Valerie tidak menyangka, jika dia akan bertemu Victoria di sana.“Makan malam kita sudah dihidangkan,” Emrys berbisik, tidak mengacuhkan Victoria lalu menarik tangan Valerie, membimbingnya melintasi lantai dansa menuju meja mereka.Valerie duduk dengan gugup, sesekali masih menoleh ke lantai dansa di mana Victoria berdiri. Wanita itu tersenyum padanya dan Valerie sama sekali tidak menyukainya. Senyuman itu seakan menantangnya dan mengirim sinyal perang padanya.“Nanti steiknya dingin,” Emrys mengingatkan Valerie.Valerie mencoba tersenyum, namun dia tidak tahu kenapa, matanya terus saja menyeretnya untuk menoleh pada Victoria. Melihatnya, Emrys meletakkan kedua t
Read more