Jalanan masih sepi, penduduk seantero kota masih terlelap ketika Edward melintas menggunakan mobil yang disewanya. Dia menunduk saat melihat kilatan petir menyambar di langit Selatan. Walau udara dini hari terasa gerah dan lengket, jelas-jelas di langit akan datang hujan. Setelah memarkir kendaraannya, Edward masuk ke sebuah apartemen yang ditempatinya sementara selama dia ada di kota ini, mengurus semua urusannya.Dia segera masuk ke dalam apartemen satu lantai miliknya. Namun begitu dia menyalakan lampu, dia tidak terlalu terkejut mendapati Dex Clement, ayahnya, sedang duduk di sofa ruangan. Edward tersenyum kaku, meletakkan tas ranselnya di sofa lalu menuang air minum ke dalam gelas.“Kamu seperti hantu, Dad.” Ujar Edward setelah menenggak habis air minumnya. “Bahkan kamu bisa menemukanku di mana-mana.”“Dan kamu seperti virus, bergerak diam-diam dan mematikan.” Balas Dex santai.Edward tertawa kecil. Dia menoleh, menyandarkan tubuh dengan pinggul menumpu pada meja. Dia bersedekap,
Baca selengkapnya