Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 161 - Chapter 170

309 Chapters

S2 Bab 3. Jangan Ikuti Aku

Gadis yang menabrak Kenzi segera berdiri tapi dia menekan paha Kenzi dengan dengkulnya hingga Kenzi hanya bisa mengumpat dalam hati dengan kelakuan dari yang dilakukan oleh gadis tersebut. Kenzi segera berdiri dan dirinya mengibaskan pakaiannya dengan kasar hingga gadis yang tadi menimpa dirinya cemberut karena pria yang di depannya ini terlihat menyebalkan. "Awas kamu, aku akan pecat kamu. Beraninya kamu denganku. Apa kamu tidak tau aku siapa?" tanya Kenzi yang kesal karena wajah dari gadis tersebut menyebalkan dimatanya. "Saya tidak tau dan tolong jangan pecat saya. Nanti saya makan apa kalau saya dipecat," rajuk gadis tersebut yang memainkan ujung tasnya yang terlihat kusam dan ada lubang sedikit. "Makan batu," celetuk Kenzi yang kesal dan lift terbuka, terlihat Arvan sudah menunggu di depan pintu. "Kakak, apa kakak baik?" tanya Arvan yang khawatir melihat kakak sepupunya yang jatuh karena ulah gadis yang masih berdiri di dalam lift dengan wajah tertunduk dan sudah dipastikan
Read more

S2 Bab 4. Nuklir Apa?

Kenzi hanya mendengarkan apa yang dikatakan si penelpon padanya. Arvan duduk dan memperhatikan kakak sepupunya tanpa bertanya karena kakak sepupunya sudah marah karena kejadian hari ini. "Baik, pulang kerja kami akan ke sana jangan sampai ada yang tau, termasuk Daddy dan Opa. Kalian mengerti!" tegas Kenzi.Panggilan berakhir dan segera Kenzi meletakkan kembali ponselnya dan memandang ke arah Arvan. Kenzi menghela napas dan dirinya meminit kening yang sedikit berdenyut. "Kakak, apa kakak tidak mau dia menjadi sekretaris kakak ya? Kalau iya aku akan pindahkan dia ke tempat lain," ucap Arvan yang tidak mau kakaknya ini bertemu dengan wanita yang menjadi sekretarisnya itu. Kenzi menggelengkan kepala ke arah Arvan. Dia tidak boleh egois, hanya karena kesalahan dari adiknya itu orang lain menjadi korban dan dia tidak mau karena Daddynya tidak pernah mengajarkan itu begitu juga dengan Mommynya. "Tidak perlu, sudah biarkan saja. Kamu pantau dia jangan sampai ikut campur masalah kita dilu
Read more

S2 Bab 5. Aku Akan Membalaskan Dendammu Daddy

"Mikaila yang melakukannya dan aku juga tidak tau kalau ada nuklir itu. Kalian bisa tanyakan itu kepada si merah itu. Hei, adik nakal kenapa kamu berpakaian seperti itu? Apa kamu dari club?" tanya Kiano yang menatap tajam Mikaila. Mikaila yang dipandangj oleh semuanya mendengus kesal. Apa lagi, Kiano mengatakan dia nakal dan baru club walaupun benar tapi dia mencari informasi. "Aku memang dari sana dan aku menemukan fakta kalau nuklir itu bersama paman Cakra bukannya dia dulu mafia begitu juga dengan Daddy kita semua, paman Luna kamu tau sesuatu?" tanya Mikaila yang sontak saja Luna langsung dipandangj oleh Kenzi dan lainnya. Mendengar perkataan dari Mikaila Luna yang masih termenung memikirkan jawaban yang akan ditanyakan mereka tersentak karena Kenzo memandang dia dengan dekat hingga hidung mancung Kenzo dekat dengan hidungnya dan dia mengedipkan matanya seolah dirinya bersalah. "You mau i colok mata you itu? Apa you tau kalau i itu tidak bisa dipandangi seperti ini. Bisa you mun
Read more

S2 Bab 6. Amukan Istri

"Apa yang mau kamu lakukan Kenzo?" tanya Dio kepada Kenzo. "Kita lihat saja, kalian tenang saja ya," ucap Kenzo yang tersenyum penuh makna. Luna jadi penasaran apa yang keponakannya ini lakukan, apakah dia akan bertanya kepada Cakra atau tidak.Alena yang duduk di taman mendapatkan telepon dari seseorang, dia segera meraih ponsel yang ada di meja. Alena membaca nama penelpon, Alena menaikan alisnya ke atas, dia heran kenapa anaknya menghubunginya. "Ya Sayang, kenapa kamu menghubungi Mommy ada apa?" tanya Alena yang merasa heran kenapa anaknya menghubungi Alena. Alena mendengarkan apa yang anaknya katakan, Alena hanya diam, mengangkat alisnya dan wajahnya mulai mengetat saat mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya. "Baiklah, Mami akan tanyakan ke Daddy," jawab Alena yang segera mengakhiri panggilan telepon. Alena segera berdiri dan melangkahkan kaki mencari Cakra. Cakra yang baru saja keluar dari ruang kerja bersama dengan tiga sahabatnya dan hendak pergi mendengar ada yang me
Read more

S2 Bab 7. Apa Itu

"Kenapa Kakak diam saja? Apa yang terjadi dengan kakak? Wajahmu tidak bahagia dan apa itu?" tanya Mikaila lagi yang melihat di sudut kerah baju Kenzi ada sesuatu. Arvan segera mendekati Kenzi dan dia mencari tau apa yang dilihat oleh Mikaila. Saat melihat ke arah kerah baju Kenzi, Arvan melotot dia segera memandang Kenzi dengan tatapan yang menyebalkan dimata Kenzi. "Jangan memandang aku seperti itu, kalian menyebalkan sekali. Ayo pergi," ucap Kenzi yang tidak menjawab apapun. Arvan mengikuti Kenzi sedangkan yang lainnya hanya menatap Kenzi dengan tatapan yang ingin tau kenapa dengan kakak tertua mereka. "Kakak tertua, kenapa pergi begitu saja! Kita belum selesai ini, kenapa kakak tidak menjawab pertanyaan kami, kenapa dengan kakak? Kakak!" teriak Kenzo yang heran kenapa dengan kakaknya itu. Kenzi tidak mendengar apa yang diteriakkan oleh Kenzo, dia paham betul apa yang terjadi. Arvan berlari mengejar Kenzi karena langkah kaki Kenzi lebar hingga dia harus menyimbangkan langkah k
Read more

S2 Bab 8. Jangan Lupa Aku Anakmu

Cakra yang ingin memarahi anaknya harus terdiam. Karena dirinya terpaku melihat Malik marah kepada anaknya. Luna yang duduk memandang Malik yang sudah kebakaran jenggot melihat anaknya. "Besok kamu jangan keluar rumah, kuliahmu juga belum selesai, apa-apaan ini, Mikaila. Apa kamu mau di nikahi oleh Daddy?" tanya Malik yang napasnya sudah naik turun. Mike hanya mendengus kesal, sudah dia katakan pasti dia diomelin oleh Daddynya karena adiknya. Mikaila yang dimarahi oleh Malik hanya tertunduk dia tau kalau dia salah tapi ini tuntutan pekerjaan. "Dad, jangan lupa aku anakmu, jangan marah padaku. Kenapa kamu tidak mau memahami aku, harusnya kamu memahami aku kenapa aku seperti ini, jangan marah saja," jawab Mikaila yang membela dirinya.Mike memandang adiknya, dia takut kalau adiknya mengakui kalau dia kerja sebagai mata-mata bisa bahaya dia dan kakaknya yang lain. Kenzi juga takut si Mikaila keceplosan. "Permisi, bisa saya pulang?" tanya Aluna yang akhirnya memecahkan suasana hingg
Read more

S2 Bab 9. Menjauh Dariku Mengerti

Mereka pun akhirnya membangunkan Aluna yang pingsan. Mikaila yang membangunkan Aluna dengan minyak angin. Tidak berapa lama, Aluna bangun, perlahan matanya terbuka dan saat matanya terbuka sepenuhnya dia terkejut melihat wajah Mikaila. "Kakak ipar, kamu sudah bangun?" tanya Mikaila yang sontak saja membuat mereka melotot. Kenzo terkikik mendengar perkataan dari Mikaila yang memanggil wanita tersebut dengan kakak ipar. Kenzi menatap tajam ke arah Kenzi kembarannya. "Saya bukan kakak ipar, saya Aluna. Sekretaris bos galak itu eh maksudnya bos Kenzi," jawabnya dengan wajah penuh ketakutan karena Kenzi menatap dia saat dikatakan bos galak. Aluna menundukkan kepala ke bawah karena tatapan dari bos galaknya itu mengarah ke dirinya. Mikaila yang mendengar perkataan dari Aluna tertawa. "Hahah, kakak jangan takut dengan boa galak itu. Sekarang, kakak pulang bersamaku, aku akan antar kakak ke rumah, ayo tinggalkan mereka!" ajak Mikaila. "Mika, kamu pulang dengan Daddy. Dia biar Kenzi yang
Read more

S2 Bab 10. Kenapa Aku Cium

Kenzi seperti orang yang terhipnotis dirinya terpesona melihat bibir mungil dari Aluna. Seperti buah cherry yang merah merekah. Kenzi merapatkan bibirnya dengan bibir Aluna. Keduanya seperti kehilangan akal sehat. Kenzi melumat bibir Aluna dengan perasaan yang campur aduk jantungnya juga berdegup kencang begitu juga dengan Aluna. Cukup lama mereka melakukannya hingga kesadaran Aluna kembali dikarenakan napasnya hampir habis. Aluna menolak dada Kenzi dan matanya berkaca-kaca memandang ke arah Kenzi. Kenzi yang melihatnya terdiam, dia melihat bibir Aluna bengkak karena ulahnya. Kenzi mendekati dia namun Aluna menahan tangannya untuk tidak mendekati dia."Menjauhlah, jangan dekati saya. Saya mohon tuan, menjauhlah," ucap Aluna meminta kepada Kenzi menjauh. Air mata Aluna tiba-tiba saja luruh entah kenapa dirinya menangis. Kenzi terdiam dan dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. "Maafkan saya. Saya tidak sengaja, saya akan naikkan gaji kamu tapi maafkan saya dan lupakan
Read more

S2 Bab 11. Kenapa Dia

Kenzo berbalik dan melihat Cakra sudah berdiri tegak di belakangnya dan memandang mereka dengan tajam. Cakra naik anak tangga untuk mendekati ketiga anak kembarnya. Curiga pasti karena dia juga mendengar nuklir yang bersama dia diperebutkan oleh banyak klan mafia baru yang sangat kuat dan dia juga penasaran siapa pemimpin klan mafia tersebut. "Katakan, apa yang kalian katakan tadi. Kenapa bahas nuklir. Apa kalian masuk dunia gelap itu?" tanya Cakra dengan penuh selidiki. Ketiganya diam, wajah mereka datar dan tidak ada wajah konyol yang Cakra lihat dari ketiga anaknya tersebut. Mereka hanya diam dan menatap tajam ke arah Cakra. Cakra dan ke empat anaknya saling memandang satu sama lain dan tidak ada yang mengalihkan pandangan sama sekali. "Kenapa diam? Katakan pada Daddy, benar atau tidak? Karena Daddy bisa tau semuanya tanpa kalian katakan," ucap Cakra lagi mencoba mengorek apa yang dirahasiakan oleh ketiga anaknya. "Tidak ada, aku dan kedua adikku tidak ada kaitannya dengan ap
Read more

S2 Bab 12. Nggak Salah

Kenzi menghela napas, dia tidak tahu harus berkata apa saat ini. Adiknya ini membuat dia harus menjelaskan kepada ibunya siapa Aluna. "Dia sekretarisku di kantor, karena sekretaris lamaku, dipindahkan ke tempat yang lain dan dia yang menggantikan sekretaris lamaku itu. Apa sudah cukup aku menjelaskannya, Mom. Ada yang mau ditanyakan lagi?" tanya Kenzi dengan suara lembut karena dia tidak mau ibunya itu tersinggung dengan apa yang dia katakan. Alena tersenyum karena anaknya itu bertutur kata lembut. "Ya sudah, jangan kejam-kejam dan ingat dia wanita bukan pria. Hargai dia," jawab Alena dengan lembut. Kenzi menganggukkan kepala dan segera pamit dia penasaran apakah sekretarisnya itu datang apa tidak. "Apakah dia datang? Kalau dia datang, itu artinya dia takut dengan perjanjian itu, tapi jika dia tidak datang awaslah dia, aku akan buat perhitungan dengan dia," ucap Kenzi yang mendekati Arvan. Arvan yang mendengar ocehan dari Kenzi mengerutkan keningnya. Siapa yang dimaksud oleh Kaka
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
31
DMCA.com Protection Status