Semua Bab Istri Kontrak Mantan Kakak Ipar: Bab 131 - Bab 140

166 Bab

Ch. 131 Kebahagiaan Victoria

Melihat Naftalie sudah dapat bermain dengan baik membuat Cecil merasa lega. Berarti dia tak perlu membawa piano dari ruang latihan William.William terlihat sangat tampan dalam setelah putih kremnya itu. Cecilia mendesah saat mendengarkan permainan William. Dari awalnya tidak suka permainan klasik dan biola, kini Cecil sudah hapal semua lagu William dan bahkan menyukainya.Yang menjadi kesukaan Cecilia sekarang juga adalah memperhatikan wajah pria itu berubah mengikuti irama lagu. Entah mulai kapan Cecilia menjadi sangat terpesona setiap kali pria itu memainkan lagu -lagunya.Tapi kali ini rasanya lebih menyakitkan, karena melihat William bermain ekstra hati-hati sambil terus memperhatikan permainan Naftalie. Entah kenapa melihat mereka hari ini bermain membuat hati Cecil semakin sakit.Kemarin Cecil benar-benar sudah pasrah dan akan menerima apa pun yang akan William lakukan padanya. Sejujurnya Cecil sudah jatuh cinta sepenuhnya kepada William, dan sebenarnya saat pria itu pergi, Ce
Baca selengkapnya

Ch. 132 Ditinggal Pergi

Sisa hari itu berjalan bagaikan mimpi buruk. Naftalie tak pernah menyangka melihat punggung suaminya pergi akan memberikan dampak yang sangat besar dalam permainan pianonya. Wanita itu berulang kali melakukan kesalahan konyol. Entah temponya terlalu cepat entah, salah tekan tuts, dan yang paling parah adalah lupa not lagunya. Jika tak ada William, semua kesalahannya akan sangat kentara. Jadi, walau tadi katanya akan menjadi solo piano Naftalie, pada akhirnya menjadi duet kembali. Setelah selesai semuanya, Naftalie segera turun dari panggung dan mencari suaminya. Perasaannya berantakan, dia tak akan tenang sebelum bisa mengatakan yang sebenarnya pada pria itu. Rasanya seperti ada yang salah, pria itu tak akan pergi meninggalkan penampilan Naftalie begitu saja. Setelah berjanji menemani Naftalie seharian penuh kemarin, Jacob tak akan pergi begitu saja, jika tidak ada sesuatu.Namun, ketakutannya kini menjadi kepanikan saat menyadari baik Jacob dan Edmund, sekretarisnya tidak ada. Ed,
Baca selengkapnya

Ch. 133 Kamu Adalah Masalahku

“Yeah … tentu saja bisa, ya kan Will?” tanya Cecil dengan sedikit ragu dan menatap William. Seketika pandangannya dan William bertemu, perut Cecil segera terasa bergejolak lagi. Kenapa pria itu menatapnya dengan tatapan seperti itu? Tapi, mungkin saja itu tatapan untuk Naftalie, tentu saja buat Naftalie, tak mungkin buat Cecil, memangnya siapa Cecil? Pria itu mengangguk sambil tersenyum. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang seketika membuat Cecil merasa kembali cemburu. Sejujurnya, Cecil merasa bersalah karena telah merasakan cemburu seperti itu. Wanita itu jelas dalam kesulitan tetapi dia malah cemburu karena perhatian William yang memang merupakan sahabatnya. Tapi begitulah perasaannya. Dia cemburu, selalu cemburu jika menyangkut William. Naftalie tersenyum sambil mengikuti William yang hampir membopongnya menuju mobil. Wanita itu hanya diam memandang handphone yang kosong. Berulang kali Cecil memperhatikan wanita itu mencoba menghubungi suaminya, tapi pria itu benar-benar
Baca selengkapnya

Ch. 134 Cerai

Naftalie segera berlari ke kamar mereka, dia bahkan melepas sepatu tingginya agar bisa berlari dengan cepat. Jacob, dia harus segera bisa menjelaskan pada Jacob. Tapi dunia wanita itu seakan runtuh saat melihat kamar mereka kosong. Pria itu tak ada di rumah. Naftalie segera keluar dan menuju dapur, dan berharap melihat Jacob duduk sambil mengobrol dengan para karyawan seperti waktu itu. Namun, baik ruang makan dan di ruangan tersembunyi tak ada Jacob. Wanita itu menatap nanar meja kosong dengan dada yang terasa sesak. “Maaf, maam mau makan?” tanya salah satu pelayan dengan wajah khawatir. Siapa yang tak khawatir melihat nyonya rumahnya menangis di kursi makan sendirian dengan wajah pucat.“Oh … nggak Isabel, aku tak lapar.” Wanita itu menghapus air matanya dengan sembarangan. “Umm, minum? Mau teh hangat?” tanya Isabel lagi mencoba membantu tuannya yang terlihat begitu menderita. Wanita cantik berambut merah itu mendongak dan menggeleng. Begitu menyadari Jacob tidak ada, Naftalie tid
Baca selengkapnya

Ch. 135 Bukan Mainan

“Aku nggak butuh semua perhiasan dan hadiahnya! Aku butuh suamiku!” raung Naftalie terisak lagi. Isabel segera mendekati wanita malang itu dan memeluknya. “Stop! Tinggalin aku!” pekik Naftalie mengamuk sambil meletakkan kepalanya di meja makan. “Pergi kamu ED!” bentak Naftalie dengan marah. Ed berdiri tak jauh dari meja sambil memasukkan lembaran kertas itu lagi ke dalam amplop, tapi karena gugup lembaran kertas itu malah jatuh bertebaran kembali ke lantai. “PERGI!” teriak Naftalie dengan marah sehingga Isabel segera membantu pria bertubuh gempal itu memungut kertas-kertas itu. Naftalie yang mengamuk mengambil gelas dan melemparkannya ke arah Ed. Pria itu dengan panik menghindari gelas yang melayang dan pecah saat mengenai dindin ruang makan. “Lebih baik kamu pergi,” desah Isabel sambil mendorong Ed keluar dari ruang makan. Ed menurut dan segera kabur saat ada piring terbang mengarah ke kepalanya.“Aku nggak nyangka kalau nona bisa seperti itu,” desah Ed tetap menundukkan kepalan
Baca selengkapnya

Ch. 136 Isabel dan Edmund

Kata- kata yang William katakan bagaikan pembenaran bagi Cecil. Wanita itu segera membalas ciuman pria itu, ciuman yang memang dia damba-dambakan. Wanita itu merangkul William bagaikan pria itu memang kekasihnya, miliknya seperti yang pria itu katakan. William miliknya seakan Cecil adalah milik William. Wanita itu menutup matanya dan membiarkan pria itu menguasai mulut dan lehernya. Yeah memang itu yang Cecil inginkan, ciuman William yang tak pernah berakhir. Wanita itu merasa melayang terbang seakan mereka berada sendirian di dunia ini. Namun, sayangnya mereka harus kembali mendarat di dunia, saat terdengar suara terbatuk di dekat mereka. Ciuman mereka segera terhenti dan Cecil segera membersihkan bibirnya dengan malu. “Ini es campurnya, dan jus alpukat.” Pelayan berambut hitam itu meletakkan kedua minuman itu dengan tatapan mencela. Tapi William malah merangkul pundak Cecil dan tersenyum pada pelayan itu.“Dia akhirnya mengerti, kalau aku menyukainya,” ujar William menjelaskan kep
Baca selengkapnya

Ch. 137 Menempel Dalam Benak

Jacob menatap ke arah keluar dari jendela kantornya. Dari lantai 21 semua mobil terlihat kecil. Jalanan kota semakin malam semakin ramai, lampu merah terlihat di mana-mana karena beberapa jalanan terlihat terhambat.Tapi pikiran Jacob jauh dari jalanan ataupun jalanan yang macet. Pikirannya tertuju pada istrinya, bukan- bukan, wanita itu bukan lagi istrinya, tapi dia sudah lepas dari Jacob, dia seharusnya sudah menjadi wanita asing.Tapi, tetap saja pikiran Jacob memikirkan wanita asing itu— wanita yang seharusnya dia tak pikirkan lagi, tapi malah menempel di otaknya bagaikan hidung di depan mata.Apakah Naftalie akan menyukai rumahnya? Apakah Naftalie akan menyukai interior dan semua kelengkapan rumah itu? Atau apakah bahan makanan yang dia pinta Ed cukup buat makan Naftalie? Sudah berulang kali Jacob kembali menghubungi Ed untuk mengatur isi rumah untuk Naftalie, karena walaupun dia sendiri yang mengusir wanita itu dari rumahnya, dia juga yang merasa tak rela wanita itu pergi dar
Baca selengkapnya

Ch. 138 Merindukanmu

Setelah kepergian Ed, Isabel kembali menuju dapur dan terkejut saat melihat nyonyanya sedang di dapur menunduk di depan lemari pendingin.Wanita itu menoleh dan seketika itu hati Isabel merosot melihat betapa pucat wanita itu.“Maaf, tadi aku muntah lagi, dekat tempat tidur. Aku sudah coba bersihkan pakai tisu, tapi habis. Aku butuh sesuatu yang asam,” erang wanita itu dengan lemah. Wanita itu menatap sayu ke arah Isabel.“Nggak apa-apa kok, nanti aku beresin. Nyonyo mau makan sup ayam?” tanya Isabel sambil membantu wanita itu untuk duduk. “Mual, perutku rasanya penuh, aku nggak mau makan,” erang Naftalie segera menolak.“Tapi nyonya belum makan sama sekali, kasian bayinya, bagaimana dia makan?” ucap Isabel kembali membujuk.“Bayi … Jacob bahkan tak mau bayi ini,” isak wanita itu kembali menangis sejadi-jadinya. Kali ini Naftalie tak lagi menahan perasaannya, buat apa dia sudah hancur sehancur-hancurnya.“Tuan hanya salah paham,” ujar Isabel sambil lahan mulai mengeluarkan bahan-baha
Baca selengkapnya

Ch. 139 Yang Pertama ++

Walau berusaha tenang tetapi jika Cecil dalam dekapan William, jantungnya selalu segera berdebar sangat kencang, dan kali ini, sialnya pria itu benar- benar segera mengetahui jantungnya berdebar kencang karena sedang memegangnya.“Jika kamu tidak punya perasaan apa- apa padaku, kenapa jantungmu berdebar kencang seperti ini?” tanya pria itu sambil terus berbisik di telinga Cecilia. Sekujur tubuh wanita muda itu kini mulai merinding, desahan napas William menggelitik tengkuknya. Wanita itu segera mencoba melepaskan diri tanpa menjawab nafasnya terasa sesak karena dia begitu gugup dan kaget. Kali ini salah dia sendiri karena dia yang mendatangi kamar William. Atau sebenarnya dia sendiri memang tidak sanggup bertengkar dengan pria itu apalagi melihat wajahnya yang begitu sedih, jadi tanpa sadar dirinya segera mendekati pria itu lagi. “William,” desah Cecil sambil memegang tangan besar pria itu yang masih memegang pinggang dan juga salah satu dari puncaknya yang kenyal.Sebenarnya Willia
Baca selengkapnya

Ch. 140 Hari Tersial Ed

Pria bertubuh gempal itu dengan gusar memasuki pekarangan rumah yang kecil itu. Bagaimana tidak dikatakan kecil, kalau rumah itu hanya memiliki dua kamar. Hal itu juga yang membuatnya merasa sangat kesal kepada tuannya. Karena masih juga belum percaya keadaan istri yang akan dia ceraikan yang dalam keadaan baik, akhirnya tuannya itu menyuruh Ed untuk kembali ke rumah Naftalie dan tidur di rumah itu sampai waktu Jacob akan memanggilnya kembali, yang berarti masih belum dapat ditentukan. Maksud dari keluhan Ed adalah, jika memang dia ingin menceraikan wanita itu, kenapa juga harus ada Ed yang tetap memperhatikan tetap wanita itu?Sebenarnya, bukan ini definisi pekerjaan Ed pada saat dia melamar pekerjaan ini dulu. Dia adalah lulusan universitas internasional. Dan, bukan hanya itu saja, dia juga termasuk yang mendapatkan beasiswa karena nilainya selalu yang paling tinggi di angkatannya. Tapi memang sudah sejak lama, pekerjaannya berubah menjadi tukang suruh-suruh. Kelihatannya meman
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status