Semua Bab KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN : Bab 191 - Bab 200

223 Bab

Part 33 Kesepakatan Kedua

"Maksudmu apa ini, Andrian?" tanya Cassandra bergerak ragu.Andrian tidak menjawab, tetapi tangan kirinya segera menarik bahu Cassandra lalu memeluk wanita itu erat. Cassandra masih bingung dengan perlakuan aneh Andrian. Dia mendongak dan segera melepaskan diri dari pelukan suaminya itu."Kamu mau ke mana?" tanya Cassandra lagi sembari melirik ke arah dua koper di dekat anak tangga.Andrian mengikuti arah pandangan Cassandra. "Ini rumah kalian. Setelah Davidde lahir, aku mengatasnamakan rumah ini dan mobil sport yang dulu kamu tinggalkan untuk kalian berdua. Jadi, aku tidak berhak lagi tinggal di sini!" ucapnya pelan.Cassandra mematung. Tanpa sadar dia membekap mulutnya dengan telapak tangan, kemudian menggeleng pelan. Cassandra tidak ingin berlaku jahat dengan cara membuat Andrian pergi dari rumahnya sendiri. Dia cukup sadar diri, jika keberadaannya di rumah ini adalah pendatang.Karena rencana Gennaro dan Kakek Stefano, Cassandra menjadi bagian keluarga Petruzzelli. Dia sudah menik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-29
Baca selengkapnya

Part 34 Usaha Mengambil Hati

"Aku lebih suka kamu mengatakan satu hal padaku!” ucap Andrian lagi.Cassandra memutar bola mata malas. Lihatlah, baru saja disetujui untuk tinggal bersama, Andrian sudah mulai seenaknya.“Kamu mau tanya apa? Jika tidak ada yang dibahas lagi, aku secepatnya ke bawah!” sahut Cassandra masih dengan nada ketus.“Ayolah, hanya sekali saja! Iya atau tidak?” tuntut Andrian semakin menyebalkan.“Sebenarnya, apa yang kamu bicarakan, Andrian?” tanya Cassandra mulai kesal.“Kita bicara jujur-jujuran saja, Cassanova! Kamu masih mencintaiku, kan?” tebaknya percaya diri.Cassandra berdecak lirih. “Kenapa kamu begitu percaya diri? Jika aku masih mencintaimu, tentu aku memilih bertahan dalam pernikahan ini. Bukankah itu seharusnya sudah menjawab pertanyaanmu?” jawabnya.Andrian mengangguk-angguk. “Baiklah, aku paham. Ya, sudah, sebaiknya kamu berhenti mengkhawatirkan aku!” ucap Andrian datar.Andrian segera memasuki kamar di mana dia akan tidur. Dia menoleh sekilas pada ART yang langsung mengikutiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Part 35 Mamma, Pappa, dan Setan

Di sebelah sana, Marta langsung melengos. Berlama-lama melihat adegan mesra Andrian dan Cassandra membuat hatinya seperti dikerubuti semut rangrang. Wanita itu segera fokus pada materi meeting. Namun, tidak bisa dipungkiri meskipun hanya sekian detik saja, adegan ciuman itu membuat hati Marta dilanda cemburu.Dua orang klien Andrian langsung menoleh ketika mendengar suara anak-anak berceloteh lucu. Mereka tertegun sejenak, tetapi sedetik kemudian menyunggingkan senyum ramah. Keduanya lantas berdiri dan menyalami Andrian. Kening ketiga orang itu mengernyit saat melihat tangan kanan Andrian memakai arm sling."Anda kecelakaan, Tuan?" tanya salah satu klien pria itu."Oh, sedikit cedera. Hanya saja membutuhkan waktu pemulihan. Tidak apa-apa!" jawab Andrian.Andrian melepaskan genggaman tangan kirinya pada Cassandra untuk menyambut jabat tangan mereka. Marta juga ikut bangkit, menyalami bosnya itu. Sebenarnya, Marta juga heran dengan keadaan tangan Andrian. Namun, untuk sekadar bertanya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-01
Baca selengkapnya

Part 36 Karma

"Eheem!" Cassandra kembali berdehem lirih. Dia semakin bingung karena tatapan semua orang di situ tertuju padanya. Sedangkan Emillia tampak tenang sambil memainkan jemarinya di atas kertas bergambar itu."Pappa! Pappa tidak boleh berbicara dengan setan! Kasihan Mamma selalu nangis!" celetuk Emillia polos."Ehem!" Giliran Andrian yang berdehem. Dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh putrinya. Andrian lantas melirik kertas di hadapan Emillia yang hampir penuh coretan warna-warni."Emilia, waktunya makan! Kamu mau makan apa? Pokoknya harus makan, kalau tidak, Mamma tidak akan memberimu crayon baru!" Cassandra meminta izin mengambil kertas dari hadapan sang putri.Sepasang mata polos Emillia menatapnya sejenak, lalu beralih pada Andrian seolah meminta persetujuan. Andrian langsung mengangguk menyetujui ucapan sang istri. Meskipun sedikit cemberut, Emillia pun menurut.Cassandra beralih menyodorkan buku menu, menawari beberapa hidangan yang sesuai dengan selera anak-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-03
Baca selengkapnya

Part 37 Ekspetasi Tinggi

Marta buru-buru memalingkan pandangan ketika tanpa sengaja Cassandra menatapnya. Marta pura-pura menikmati lasagna yang masih tersisa sedikit."Terima kasih atas pertemuan yang menyenangkan dan jamuan makan malamnya, Tuan dan Nyonya Petruzzelli!" ungkap salah satu dari klien Andrian tersenyum puas.Setelah mencapai kesepakatan kerja sama, disusul jamuan makan malam di ruangan VIP, membuat kedua laki-laki itu merasa dihargai. Jauh-jauh datang dari Roma, tidak sia-sia mereka melobi langsung pemilik perusahaan besar yang tersohor di negeri Menara Pisa itu.Andrian tersenyum dan membalas kembali jabat tangan mereka, diikuti oleh Cassandra. Lalu, pandangan salah satu laki-laki lebih muda tertuju pada Marta yang memang semenjak tadi terlihat dekat dengan Emillia."Terima kasih, Nona Marta Glebova. Senang bertemu Anda!" ucap laki-laki berusia 35 tahunan itu dengan kedipan mata sedikit nakal.Marta tersenyum kaku."Prego!" jawabnya singkat.Andrian yang melihat langsung kedipan mata genit laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

Part 38 Masih Berusaha

"Apa Papa? Dua ribu Euro?" Marta terkejut dengan nominal sebanyak itu. Pasalnya dua minggu yang lalu, dia telah mentransfer uang 2500 Euro untuk orang tuanya.Beruntung, Marta terbebas dari tanggung jawab membiayai sekolah kedua anaknya. Seluruh kebutuhan anak-anak ditanggung oleh Dario, mantan suami Marta yang lebih berkecukupan.Lepas dari Dario, ternyata tidak membuat kehidupan Marta lebih baik. Obsesinya menjadi wanita pengisi hati Andrian ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Cassandra bukan saingan yang mudah untuk disingkirkan.Apalagi, Cassandra juga kembali mempersembahkan bukti cinta mereka di rahimnya pada Andrian. Marta seperti hilang harapan. Untuk kembali pada Antonio, jelas tidak mungkin. Laki-laki itu sudah tidak peduli dengan kehidupan Marta lagi. Bahkan, menegur pun, Antonio sudah enggan."Uang segitu kecil, Marta, kalau kamu berhasil mengambil hati Andrian lagi. Hanya seujung kuku!" timpal Erciva mengompori.Marta menoleh pada mamanya itu. ''Ah, Mama! Apakah aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

Part 39 Janji

"Iya, semuanya!" jawab Andrian lagi dengan mata mulai terpejam karena kelelahan.Cassandra berdecak lirih, lalu menatap lengan sang suami. Dengan hati-hati, dia membantu Andrian membetulkan posisi berbaringnya. Lalu, Cassandra mengambil bantal untuk menyangga bahu kanan Andrian."Sudah banyak perubahan?" tanya Cassandra ketika melihat reaksi nyaman Andrian."Lumayan. Ada untungnya si Brengsek itu mematahkan tanganku. Dengan begitu, aku tahu tentang perasaanmu yang sebenarnya!" jawab Andrian sambil tersenyum puas.Plak! Cassandra langsung memukul pelan lengan kiri Andrian sembari menunjukkan raut jengkel. Andrian terkekeh melihat reaksi menggemaskan istrinya. Alis laki-laki itu pun naik turun dengan genit."Aku lakukan ini karena kasihan padamu! Kamu harus tahu, sesakit apa pun hati seorang istri, dia akan berpikir lagi untuk membalas perlakuanmu!" "Sakit hati? Atas dasar apa kamu sakit hati, hm?" selidik Andrian sembari mengangkat sebelah alis."Ya ... ya, kamu pikir sendiri saja! A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Part 40 Perhatian

Andrian langsung melirik tidak suka pada Angelica. Namun, gadis itu tidak peduli karena terlanjur kesal dengan sikap plin plan Andrian."Nyonya Bos, aku ke ruangan dulu!" ucap Angelica pada Cassandra.Cassandra mengangguk samar, tetapi tidak menatapnya. Kedua mata Cassandra mulai menggenang cairan bening. Entah mengapa, hal kecil saja mudah membuatnya sedih.Cassandra tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Angelica. Hanya berselang beberapa menit saja Andrian berjanji, tetapi kini sudah ingkar lagi."Angelica, pekerjaanmu belum selesai. Tetap di sini!" titah Andrian membuat langkah Angelica terhenti.Angelica berdiri dengan bingung menatap Andrian dan Cassandra bergantian. Namun, pandangan Andrian justru pada Marta yang masih diam memperhatikan interaksi mereka."Em, Marta, terima kasih atas biji kopinya. Sampaikan salam saya untuk papa kamu!" ucapnya dengan bahasa sedikit formal layaknya pada karyawan lain. "Oh, ya, silakan kembali ke ruangan barumu. Semoga sukses dan selamat beke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Part 41 Bermain Api

"Tuan, Anda jangan bermain api!" tegur sang sopir yang bekerja untuk Andrian belasan tahun itu.Di belakangnya, Andrian menghela napas pelan. Dia hanya ingin menolong orang, tidak lebih. Bukan hanya pada Marta dia lakukan itu. Andrian tidak ingin salah satu karyawannya dalam bahaya.Lagi pula, jika Marta menggunakan mobil ke kantor juga akan menghemat waktu. Mengingat posisi wanita itu sekarang lebih sibuk daripada menjadi sekretarisnya."Zio jangan berpikir aneh-aneh. Aku melakukan ini atas dasar kasihan, tidak lebih. Hanya saja aku tidak ingin Cassandra tahu karena itu akan menyakitinya!" dalih Andrian."Tapi sama saja Anda mengesampingkan keberadaan Nyonya Cassandra kalau begini, Tuan!" sahut sang sopir lagi berusaha menyadarkan Andrian."Zio, aku hanya minta Zio tidak bicara apa pun pada istriku! Itu saja!" Andrian kembali bersikeras.Sang sopir hanya bisa mengangguk berat. Laki-laki paruh baya itu menghela napas berulang kali. Begitulah Andrian Petruzzelli. Keras kepala dan tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Part 42 Pengkhianatan

Marta semakin liar. Tidak hanya kancing blouse, tetapi juga melepas seluruh pakaian di depan Andrian. Dia tidak peduli lagi dengan harga diri. Sekarang Andrian telah bersamanya di sebuah ruangan tanpa orang lain. Andrian memejamkan mata berusaha untuk meredam gejolak kelelakiannya. Namun, keinginan untuk menghindari dan meneruskan sama besarnya."Marta, jangan lakukan ini! Pakai kembali bajumu!" perintah Andrian.Sial, saat dia membuka mata, justru pemandangan yang berusaha dihindari terpampang di depan matanya. Susah payah Andrian menelan ludah. Tubuh molek Marta, seperti manekin hidup tersaji begitu indah. Marta kembali meraih tengkuk Andrian dan melirik ke arah sofa yang masih tertutup kain itu."Kita rahasiakan ini dari siapa pun, Andrian. Aku janji!" desah Marta lalu mencium bibir Andrian lagi.Sebelah tangannya pun mulai bergerilya di area tubuh sensitif Andrian. Juga melucuti pakaian atas Andrian.Laki-laki itu segera mendorong tubuh Marta sehingga terjatuh di sofa. Marta ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status