"Brengsek!"Kevan tanpa sadar mengecam sikap Miguel di depan Ciara. Dia mengepalkan kedua tangan dan wajahnya merah padam karena menahan emosi. "Kak!" teriak Ciara memanggil Kevan. "Kamu kok kasar gitu ngomongnya?" Bagi Ciara, ini adalah kali pertama gadis lugu itu mendengar Kevan melontarkan kata-kata makian. Tentunya dia terkejut."Ah, maaf, Non," kata Kevan. Dia bangun dari kursinya, lalu duduk di pinggir ranjang agar lebih dekat dengan Ciara. "Non, dia nggak pantas ngomong kayak gitu." "Tapi, dia Tunangan aku, Kak," ujar Ciara membela Miguel yang bahkan telah menduakannya. "Usia 20 nanti, aku akan nikah sama dia."Kevan menghela napas. Dia berpikir, 'Harus gimana lagi aku kasih Cia pengertian? Miguel itu cowok yang nggak bener, Cia! Dia nggak pantas dapetin kamu yang lugu, dan baik hati!'Akhirnya, Kevan tetap berusaha bicara baik-baik dengan Ciara. "Ya, benar. Tuan Miguel memang Tunangan Non Cia." Kevan membenarkan ucapan Ciara. "Tapi, dia nggak pantas ngomong kayak gitu, mes
Read more