Saat semua orang masih tercengang dengan penembakan Bima, Kevan berteriak, "Angga, jaga Cia!" Fokus orang-orang terpecah begitu mendengar suara Kevan. "Iya, Van," sahut Angga. "Ayo, Nyonya Feli?" Kevan menurunkan Ciara dengan perlahan. Lalu, menatapnya. "Masuk dan tunggu di dalam sama Angga! Apapun yang terjadi, jangan ke mana-mana!" Ciara menggeleng sambil menangis. "Aku mau ikut." Suaranya serak dan terdengar menyedihkan. "Nggak!" bantah Kevan tegas. "Tapi, Kakー" Suara Ciara tercekat. "Kamu kan kena tembak juga. Aku nggak mauー" "Ayo masuk, Nona!" ajak Angga begitu melihat Kevan sudah berlari menghampiri Bima. "Nggak usah khawatir sama Kevan! Dia bakalan baik-baik aja." Sebenarnya Angga sendiri tidak begitu yakin dengan ucapannya. Karena dia tidak tahu seberapa tahannya jaket anti peluru yang dipakai Kevan. Namun yang pasti Angga tahu, Kevan sedang menahan rasa sakit pada punggungnya dan dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Ciara. Ciara menatap mamanya. Felicia pun meng
Read more