Melihat jemari Erland yang berada di atas bibir. Aruna segera menolehkan kepalanya sana-sini. Erland pikir, Aruna bakal menolak karena kesibukan karyawan cafe. Tapi, mata Erland sempat terbelalak kaget karena bibir dikecup oleh Aruna."Sudah disuap," ujar Aruna kembali duduk.Jemari Erland menyentuh permukaan bibir sendiri, lantas tersenyum lebih lebar. Mendadak menciptakan rasa malu dalam diri Aruna. Bukan malu karena berbuat salah, tapi ada getaran yang mengatakan cinta di hatinya."Kamu ke sini untuk menjemput aku kan? Sebentar lagi cafe tutup," singgung Aruna berusaha mencari topik lain."Memang. Tapi, aku ingin berkencan dulu sebelum pulang."Mendengar rencana suaminya. Aruna langsung menatap lembayung sore yang sebentar lagi akan membanggakan diri atas keindahan di langit. "Aku sedang hamil, kamu lupa?""Aku tidak amnesia, Sayang." Jemari Aruna kembali dimainkan, terutama jari manisnya."Ya terus kenapa mengajak pergi saat mau maghrib, bahkan malam hari?"Dahi Aruna sampai men
Terakhir Diperbarui : 2024-01-27 Baca selengkapnya