Share

Berbagi Aroma Sampah

Penulis: Kaiwen77
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-29 09:24:40

Sekitar tujuh menit berlalu. Sebuah mobil berwarna putih terparkir di hadapan ruang keamanan. Pria itu nampak menoleh sana-sini dahulu, memastikan tidak ada gedung yang digusur oleh Erland.

Kedatangan tamu macam Erland, pria itu antara senang sekaligus takut setengah mati.

Begitu memasuki ruang keamanan. Pria itu tertegun karena menemukan Erland duduk dengan tatapan siap membunuh.

"Berapa waktu yang aku berikan?" tanya Erland dengan sarkas.

"Maaf Pak, saya harus mengeluarkan mobil dari parkiran dan saya sampai mengebut--"

"Pikirkan berapa lama istriku ini kedinginan karena menunggu," sindir Erland.

Tatapan agen tertuju pada Aruna yang menyenderkan kepala di pundak Erland, Aruna sedang tertidur dengan jas menutupi badan. Mata Erland mulai menyorot benci.

"Lihat apa! Sialan!" Meski itu berupa makian yang dipenuhi amarah, Erland mengutarakannya dengan suara tertahan.

Satu hal yang tak dia inginkan. Aruna bangun dari tidur hanya karena amukan dari suami sendiri.

"Langsung lanjutkan trans
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kembar CEO Posesif   Menjual Rumah Penuh Kenangan

    Erland yang semula begitu gembira, sekali pun gagal menggauli istri. Tapi, ketika Aruna sibuk memasak di dapur. Erland duduk di atas sofa dengan raut wajah tertekuk, dia marah apalagi mata melirik ke arah Daffa yang membisu.Sembari memasak, Aruna membuatkan minuman untuk Daffa. Kemudian berjalan ke ruang tamu. Mata Erland menatapnya saat melintas, tangan sudah siap meraih secangkir kopi. "Aruna," Erland protes.Sebab, kopi itu mendarat di hadapan Daffa. Sementara tangan Erland hanya meraih angin yang bahkan tak ingin digenggam."Oh, kamu mau kopi juga? Sebentar aku buatkan."Aruna sedikit tidak peka. Padahal suaminya tak pernah minta dibuatkan kopi padanya. Satu hal yang membuat Aruna tak mengerti. Baik Erland mau pun Daffa, tak ada yang membuka percakapan sama sekali.Bahkan, saat Aruna selesai membuat kopi dan mengantarkannya pada Erland. Mereka tetap tak saling bicara.Aruna sampai berdiri dengan tangan memeluk nampan di perutnya. Mata memandang ke arah Daffa yang sibuk memegang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Istri Kembar CEO Posesif   Memang Perabotan Bikin Kamu Keenakan?

    "Anda sudah yakin dengan keputusan ini, Tuan?"Daffa jelas mempertanyakan. Karena rumah yang dihuni Erland penuh kenangan bersama Irene. Meski sebagian hal yang dirasakan adalah lara dan keegoisan. Erland sendiri meletakkan kedua tangan di atas meja dan saling menggenggam. Erland menunjukkan kebimbangan secara terang-terangan."Tetap harus aku jual."Pada akhirnya, Erland memutuskan dengan penuh tekad. Ada hati yang harus dijaga, dan itu bukanlah orang yang telah mati. Melainkan Aruna yang masih hidup dan berstatus istri baginya."Baiklah, saya akan menjual rumah milik Anda." Daffa menuruti permintaan sang atasan.Mata Daffa kembali menatap pada Erland. "Lantas, apa yang akan Anda lakukan, Tuan? Saya bicara soal orang tua Anda."Pandangan Erland mulai terangkat dan memenjarakan sang sekretaris. Daffa bukanlah pria dengan sifat seperti ini. Peduli pada orang lain, terlebih pada wanita."Saya bertanya karena Anda pasti tidak nyaman tinggal di apartemen, di sana sempit--""Aruna sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Istri Kembar CEO Posesif   Yang Kamu Permasalahkan Nominalnya Kan?

    Aruna yang mendengar omong kosong dari suaminya, langsung memukul pelan lengan Erland. Lantas, Aruna mulai berjalan ke arah pintu dari ruangan ini yang rupanya dikunci."Erland, apakah kunci di tanganmu adalah kunci pintu ini juga?" tanya Aruna.Erland mendekatinya. "Cium dulu, baru aku buka."Kepala Aruna langsung menoleh. Memang boleh semesra itu di hadapan tukang yang membongkar perabotan rumah, serta Daffa yang sedang mengatur mereka.Melihat Aruna yang terlihat enggan, membuat Erland semakin mendekat. Tapi, Aruna mendorong pundak suaminya."Kenapa lagi?" tanya Erland terdengar protes, "suami cuma minta cium kok.""Ya cium juga tahu tempat sedikit, pintu kaca ini kan membuat kegiatan kita terlihat jelas dari dalam mau pun luar," singgung Aruna kesal.Erland menatap ke arah tukang yang diam-diam mencuri pandang. Hal itu membuat dia marah dan ingin mencolok mata mereka semua. Namun perilaku yang terang-terangan tentu mengundang Aruna untuk marah."B

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Istri Kembar CEO Posesif   Tubuhmu Bakal Pisah Dari Kepala

    "Coba bilang sekali lagi," pinta Erland nampak senang."Aku gunakan uang sisanya buat beli pakaian untukmu! Aku yang memilihnya sendiri!" selagi menjelaskan, Aruna sampai menyeru.Erland semakin senang. Rasa marah dia perlahan menghilang, karena gemas dengan tingkah dari Aruna. Apalagi bag lain yang diletakkan di sofa ruang tamu.Jemari Erland iseng menunjuk. "Lantas, apakah puluhan bag di sana sisa dari membeli lukisan juga?"Mata Aruna melirik ke belakang. Amarahnya juga lenyap sudah, dan digantikan dengan rasa kaget."Biar aku lihat, apakah itu barang-barang yang kamu untukku lagi," goda Erland sembari melangkah ke sana.Sebelum Erland benar-benar pergi. Aruna lebih dahulu meraih tangan suaminya, berjinjit kemudian mendaratkan kecupan di pipi. Erland sampai menoleh dengan wajah memerah.Sementara Sonya hanya bisa menundukkan wajah dengan bibir mengulas senyum. Trik licik dari Aruna benar-benar bagus, menurut Sonya. "Itu hanya pajangan kok, biar aku dan Bu Sonya yang angkat," ujar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Istri Kembar CEO Posesif   Kamu Hampir/Menuju Jadi Penghianat?

    Aruna langsung melepaskan tanaman stroberi dengan raut wajah kesal."Bisa kan bicara baik-baik," keluhnya.Rasanya Aruna ingin menangis. Padahal sudah biasa dibentak seperti ini. Baik oleh Yuda atau Erland sendiri. Hati Aruna biasanya begitu kuat menerima semuanya.Tapi, hari ini, berbeda. Aruna benar-benar ingin menangis, hingga Erland menjatuhkan cangkul sembarangan. Segera berjongkok untuk meraih tubuh Aruna dan memeluk."Apa aku membuat kamu takut, Sayang?" bisik Erland.Melihat Aruna yang menangis, para pembantu langsung berhenti dari kegiatan mereka. Meski begitu, mereka sama sekali tidak melirik atau berniat mendengarkan pembicaraan di antaranya dengan Erland."Aku hanya ingin menangis."Saat Aruna ingin mengusap matanya. Erland langsung meraih tangan Aruna. Membuat mata saling tatap satu sama lain."Mengusap wajah pun tidak dibolehkan," keluh Aruna masih ingin menangis.Erland sudah tak merasa cemas lagi. Malah bibir mengulas senyum. Pasalnya, tahu alasan Aruna yang menangis.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Istri Kembar CEO Posesif   Pisau Yang Memotong Nadi

    "Tuan, ini ruangannya." Daffa berhenti melangkah dengan tangan menunjuk sebuah ruangan. Tubuh Erland juga otomatis berbalik, lantas mendekati sang sekretaris.Berdiri dengan mata memandang ke arah pintu yang dikunci rapat. Rumah sakit jiwa sudah sedikit sepi karena penghuni kembali di ruangan mereka masing-masing."Aku dengar dia dirantai karena sering mengamuk," singgung Erland.Daffa yang memegang kunci, membuka pintunya dengan pelan. Begitu sudah terbuka, langkah kaki Erland memasukinya.Bibir mengulas senyum saat melihat Yuda meringkuk di atas ranjang tanpa dilapisi selimut. Apalagi saat pria ini menolehkan kepala dan berakhir dengan menghela napas panjang."Sialan. Hari-hari tenangku jadi rusak karena kedatanganmu.""Bau apa ini?" gumam Daffa pelan.Mata Erland melirik sejenak, sang sekretaris yang mengusir aroma yang mampir ke hidung. Lantas, Erland menatap Yuda. Aroma tak sedap berasal dari tubuh pria tersebut. "Kasihan sekali, sepertinya rantai ini tidak cukup dibawa sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Istri Kembar CEO Posesif   Ini Jelas Pembunuhan

    Aruna menatap Erland lekat. Ia tahu ada yang sedang tidak beres, sampai suaminya terlihat cemas begini. Namun, Aruna memilih mengangguk dan menyetujui permintaan suaminya."Baiklah, aku mengunci pintu dan tetap tidak keluar jika ada yang datang, kecuali dirimu."Erland tersenyum puas karena Aruna menurut. Meski, dia melihat jelas dari raut wajah sang istri yang merasa heran dan ingin banyak bertanya.Meski Aruna tetap istri dari Yuda. Tapi, Erland yang tidak ingin Aruna kepikiran memilih untuk tidak memberi tahu. Hal itu dia anggap demi kebaikan sang istri dan janin yang dikandung.Erland pun mengantar Aruna ke cafe. Biasanya dia akan ikut masuk dan mampir sejenak di sana. Tapi, kali tersebut berbeda. Erland langsung tancap gas."Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa dia tidak kelihatan seperti biasanya," gumam Aruna menatap sedikit cemas ke arah mobil suaminya yang mulai tak terlihat.Erland tidaklah pergi ke kantor sesuai perkataan yang Aruna dengar. Dia terburu datang ke rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Istri Kembar CEO Posesif   Pemicu Mimpi Buruk

    Aruna cemas di tempatnya, sampai gigi menggigit jemari. Suara pertengkaran di depan pintu ini, masih saja terus berlanjut. Rasanya Aruna ingin segera pergi."Sayang, sekarang buka pintunya secara perlahan ya."Mendengar perintah itu. Tangan Aruna yang gemetar, mulai mengarahkan kuncinya pada lubang pintu. Namun, suara kunci terjatuh begitu terdengar."Sayang, tenangkan dirimu dan buka pintunya ya."Suara Erland masih terdengar lembut, seolah memberi Aruna kekuatan untuk menjadi kuat meski sejenak saja. Setelah berhasil membuka kuncinya, pintu langsung didorong oleh suaminya.Ketika Aruna ingin keluar. Tubuhnya langsung direngkuh dan Aruna yang berharap bisa melihat sekitar, Erland justru memeluk dan menahan kepalanya untuk tidak melihat."Erland," sebutnya dengan nada protes."Tidak Aruna, aku mohon kita jalan lurus ya. Kamu jangan lihat ke mana pun."Kepala Aruna mengangguk. Mungkin Erland seperti ini karena ingin melindungi dirinya, pasti pertengkaran itu menciptakan luka dan tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04

Bab terbaru

  • Istri Kembar CEO Posesif   Justru Larangan Itu Adalah Perhatian

    Tubuh Erland langsung membeku di tengah anak tangga saat mendengar ucapan dari Fira. Jantung Erland juga berdetak sangat kencang, mata saling pandangan dengan sang putri."Siapa yang beri tahu Fira hal konyol itu?"Fira diam sejenak, membaca ekspresi wajah Erland yang kali ini nampak marah. Perlahan pandangan Fira turun dan hanya berani menatap pundak Erland. "Semua orang membicarakannya pelan-pelan di sekitar Fira. Tapi, Fira mengerti maksud mereka."Erland menghela napas. "Itu hanya omong kosong Sayang. Kenapa Fira percaya? Fira kan anak papa."Tangan Fira meremas pundak Erland. "Papa jangan berusaha berbohong, aku sudah tahu semuanya kok.""Tapi, Papa janji ya. Jangan bilang kalau Fira tahu pada mama. Nanti mama bakal sedih."Erland memilih mengangguk. Ternyata dia tidak bisa menyembunyikan fakta dari anak sekecil Fira. Anak ini mengerti apa yang orang lain katakan, namun malah diam dan memendam semuanya sendiri."Tapi Fira tahu kan, kalau papa sayangnya beneran sama Fira. Mengang

  • Istri Kembar CEO Posesif   Fira Tahu, Papa Fira Adalah Orang Lain

    Aruna mengawasi Erland yang membersihkan sisa kotoran yang menempel pada putranya. Kemudian mengganti popok. "Kabar Mitha gimana, Mas? Kamu sudah dengar belum," singgungnya.Kabarnya Mitha juga melahirkan di hari yang sama. Namun, Aruna ingin tahu lahirnya anak kembar seperti apa."Kata Daffa sudah lahir, anak laki-laki semua.""Lahir normal?" tanyanya.Kepala Erland menggeleng. "Caesar katanya."Mendengar hal itu, Aruna langsung meringis sembari menyentuh perutnya. Erland yang melihatnya, menggenggam tangan Aruna."Mikirin apa sih? Kamu kan lahirannya normal.""Ya tapi ngeri gitu, Mas," sahutnya.Erland memandangnya lama. "Jarang yang bisa lahir normal saat mengandung kembar. Zaman sekarang lebih merekomendasikan caesar."Memikirkannya, Aruna langsung menjawab, "kalau begitu aku tidak mau punya anak kembar."Erland ingin mengusap kepalanya. Namun, langsung Aruna genggam lengan suaminya. Erland sempat menunjukkan raut terheran, setelah mengingat tangan ini yang digunakan membersihkan

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kenapa Fira Tidak Mirip Papa?

    Aruna tersenyum mendengar ucapan suaminya. "Benar, Fira pasti senang."Erland ikut tersenyum. "Iya Sayang."Aruna memandang Erland yang begitu betah memandang sang putra. Bibirnya tanpa sadar terus saja tersenyum karena pada akhirnya bisa melahirkan anak dari suami yang dirinya cintai.Bahkan ketika malamnya tiba. Aruna yang sibuk tidur, Erland tetap terjaga dan menjaga sang putra yang sangat lelap tidur di ranjang kecil. Bibir Erland tak pernah berhenti tersenyum, karena melihat fotokopi diri sendiri pada wajah sang putra."Tuan."Erland menoleh dan mendapati Sonya yang membawa tas, bersiap untuk pulang."Oh kamu sudah mau pulang," singgung Erland."Iya Tuan. Saya akan kembali pagi nanti."Erland berpikir sejenak, kemudian menyahut, "besok kamu di rumah saja, istirahat. Terima kasih karena sudah membantu menjaga Aruna."Meski Sonya sempat terkejut karena Erland baru saja mengucap terima kasih. Namun, Sonya langsung tersenyum dan mengangguk."Kembali kasih, Tuan."Erland kembali meman

  • Istri Kembar CEO Posesif   Farras Raffasya, Nama Putra Kita

    Beberapa bulan telah berlalu. Kandungan Aruna sudah mencapai sembilan bulan dan sejak kemarin mulas, menunjukkan tanda melahirkan.Erland langsung membawa Aruna ke rumah sakit. Namun, sampai paginya lagi, Aruna tak kunjung pembukaan. Erland yang melihat Aruna kerap mengadu kesakitan karena kontraksi, membuat Erland bicara pada Sonya."Menurutmu, bukankah ini karmaku? Makanya Aruna kesulitan melahirkan begini," singgung Erland."Tuan, tidak boleh bicara seperti itu. Semua wanita yang melahirkan berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lumayan lama," sahut Sonya."Sewaktu melahirkan nona Fira, Nyonya seperti ini juga."Erland yang semula memandang ke arah Aruna sedang tidur, langsung menoleh pada Sonya saat mendengar perkataan itu. Erland yang tidak memiliki ingatan soal itu langsung bertanya."Benarkah?"Sonya mengangguk. "Benar sekali Tuan. Makanya Nyonya sekarang nampak biasa saja, meski terkadang mengeluh sakit. Karena sebelumnya juga seperti ini."Erland langsung meraih tangan Ar

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kalau Punya Adik, Tidak Disayang

    Erland mengerutkan dahi. "Anak kembar?""Iya."Mendadak Erland tersenyum. "Gimana mau anak kembar, kamu sudah hamil begini. Harus lahir dulu Sayang, baru bikin anak kembar lagi."Mendengarnya, Aruna jadi membuka matanya lebih lebar dan memandang ke arah Erland. Suaminya masih tersenyum, kemudian mengusap wajahnya."Memangnya siap melahirkan lagi? Yang lagi di kandung saja belum lahir," ujar Erland.Aruna langsung menggeleng. "Iya, harus lahirin dulu yang lagi dikandung."Erland mengangguk dan mengusap kepalanya. "Nah iya, habis lahiran. Kita baru pikirkan lagi ya soal anak kembar."Aruna memainkan kancing baju suaminya. "Tapi kata ayahku, katanya anak kembar merepotkan."Erland menumpu kepala dengan tangan. Mata memandangnya sangat lekat, sampai Aruna membalas."Kenapa merepotkan? Kan anak sendiri. Aku malah senang banyak anak, rumah akan ramai dan aku juga bakal bantu merawat anak-anak.""Kalau disuruh jaga anak, paling nanti kamu tidur," ujarnya."Tidak akan, aku jamin."Aruna kemba

  • Istri Kembar CEO Posesif   Mau Hamil Kembar

    Erland benar-benar membawa Aruna ke rumah sakit pada siang harinya. Tentunya untuk memeriksakan kandungan sang istri. Tepat seperti yang dokter katakan, usia kandungannya memasuki 6 minggu. Aruna dan Erland diminta oleh dokter untuk jangan berhubungan dulu, sebelum melewati trimester pertama.Aruna yang memang sudah pernah hamil, tahu masalah larangan itu. Bahkan Erland pun terlihat mengerti, jadi tidak berkomentar apa pun."Jadi, apakah istri dan anakku ini ingin makan sesuatu?"Begitu keluar dari ruangan dokter kandungan, Erland menawarkan. Tangan saling bergandengan dengan Aruna. Erland sampai melirik karena menantikan jawaban dari istri."Aku mau waffle," ujarnya."Hm, biasanya beli di mana?""Aku tidak tahu. Tapi, harusnya ada cafe atau resto yang jual kan."Erland mengangguk. "Nanti aku cari infonya di ponsel ya."Mereka berdua tetap berjalan bersama dan memutuskan untuk menjemput Fira di sekolah. Kebetulan putrinya pasti sudah pulang. Sepanjang mengemudi, Aruna bergelayut man

  • Istri Kembar CEO Posesif   Positif Hamil

    Aruna menemui putrinya yang ada di rumah Faisal. Mungkin selama seminggu ini, akan tetap di sana sampai Aruna dan Erland pulang ke rumah. "Fira sedang tidur siang," ujar Faisal memberi tahunya.Aruna mengangguk. "Begitu ya sudah.""Kamu tidak akan pergi lagi kan?""Mungkin sore akan ke sana lagi dan malamnya ke sini untuk menemani Fira tidur, Yah."Faisal menghela napas. "Sewaktu masih hidup, saling bermusuhan. Giliran sudah mati, malah begitu betah di sana."Aruna memandang ayahnya. "Jangan bicara begitu, Yah. Bagaimana pun Erland kan anaknya, kalau bukan Erland siapa yang mengurusi."Mendengar ucapannya, Faisal langsung mengangguk. "Iya, iya. Ayah hanya kesal dengan Erland dan ayahnya yang sering bertengkar itu."Aruna duduk di sofa dan menarik napas. "Bagaimana pun, anak tetaplah anak. Ditinggal ayahnya tentu saja sedih.""Kamu juga begitu memangnya?"Dahi Aruna langsung mengerut. "Ayah mau menyusul? Semua keluarga ingin Ayah panjang umur kok."Faisal langsung tersenyum, kemudian

  • Istri Kembar CEO Posesif   Tidak Ingin Kamu Jatuh Sendirian

    Aruna berkeliling di rumah ayah mertuanya. Tempat Erland dahulu dibesarkan. Kemudian dirinya bertemu dengan ibu tiri dari suaminya. Aruna ingin menghindar, namun tangannya dicekal."Kamu merasa bangga ya, bisa keluar masuk rumah ini."Aruna memandang lekat. "Bangga?""Kenapa harus berbangga diri, aku menantu di rumah ini," lanjutnya.Ibu tiri Erland menyeringai. "Kamu hanya menantu yang tidak diakui.""Aku juga tidak ingin diakui oleh Anda."Kemudian Aruna menarik paksa tangannya dari ibu mertuanya. Hendak wanita ini main tangan, namun mendadak terhenti setelah ada langkah terdengar di belakang tubuhnya. Aruna langsung berbalik dan menemukan Erland berjalan mendekat dengan mata melotot tajam. Fira berlari di belakang suaminya sembari tertawa senang. Namun saat melihat ibu tiri Erland, Fira mendadak bersembunyi di belakangnya."Ayo aku antar ke kamar untuk istirahat," ujar Erland langsung menggiring Aruna dan Fira.Wanita itu mengepalkan tangan dengan wajah menunjukkan raut emosi. Nam

  • Istri Kembar CEO Posesif   Titip Erland, Ya Aruna

    Aruna yang sedang memakaikan seragam sekolah pada putrinya, sesekali melirik jam. Karena suaminya tak kunjung pulang juga. Fira pun sampai bertanya karena melihat dirinya yang tak fokus."Mama menunggu papa ya?"Bibirnya langsung tersenyum. "Iya, Sayang. Mama nungguin papa, katanya pulang untuk ganti baju."Tepat saat itu, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah membuat mata Fira berbinar. Kemudian berlari darinya yang hendak memakaikan dasi. Aruna sendiri tersenyum dan mengikuti putrinya keluar.Namun, baru juga Aruna selesai menuruni anak tangga. Fira kembali berlari ke arahnya dengan raut ceria."Kata Papa hari ini tidak sekolah.""Eh? Kan bukan hari libur, mama juga tidak mendapat info apa pun dari sekolah." Aruna jelas bingung.Kemudian, Erland berjalan mendekat dan menyahut, "papa minta bertemu."Aruna memandang suaminya semakin tidak mengerti. "Dan kamu menyetujuinya?"Erland berjalan semakin dekat dan berhadapan dengannya. Kemudian meraih tangannya, karena Erland sangat

DMCA.com Protection Status