Netra Erland membingkai patung di tangan Aruna lama. Patung yang dibeli dari pelelangan dengan harga fantastis. Hanya satu-satunya, tak ada pembuatan kedua apalagi ketiga."Atau aku saja yang lempar?" tanya Aruna.Erland meraih patung di tangannya. Namun, Aruna tak mau melepaskan. Membuat pandangan saling menatap satu sama lain."Jangan patung ini, oke?""Lantas kenapa kamu memecahkan vas bunga?" tanya Aruna masih mempertahankan kekuatannya, menggenggam patung erat."Harganya lebih murah. Patung ini sangat mahal.""Kamu hanya peduli pada nominal, melupakan estetikanya," sindirnya."Baiklah aku salah, berikan patungnya padaku."Melihat Erland yang mengaku salah, membuat Aruna menatap patung ini. Harganya pasti sangatlah mahal. Jika sampai Aruna mencari masalah dengan memecahkannya, dirinya juga yang merugi."Lain kali, kalau marah cukup dengan mulut saja," ujarnya sembari memberikan patung pada suaminya, "jangan melempar barang. Itu sangat berbahaya."Mata Erland menatap Aruna lekat. "
Terakhir Diperbarui : 2024-01-08 Baca selengkapnya