Semua Bab Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Bab 431 - Bab 440

550 Bab

431 Situasi Mencekam

Akhirnya Peter dan Gerald Wong sudah selesai menghubungi banyak pengawal bayangan. Dari semua yang mereka hubungi, semuanya memberikan respon yang baik, tapi sayangnya, yang sedang berada di Hongkong dan sekitarnya hanya enam puluh persen. Empat puluh persen sisa, lagi berada di Asia tenggara dan sedang liburan di Eropa karena memang ini musim liburan.Bahkan, dari enam puluh persen yang ada di Hongkong itu, hanya lima puluh persen saja yang siap untuk menuju ke rumah sakit karena yang sepuluh persen lagi,ada yang sedang sakit dan ada juga yang sedang menjaga anggota keluarganya yang sakit di rumah dan tidak bisa kemana-mana.Gerald Wong sudah cukup puas karena bisa mendapatkan lima puluh persen pengawal bayangan untuk mengawal Vania dan bayi kembarnya, para pengawal bayangan yang lima puluh persen itu, langsung disuruh untuk menuju ke rumah sakit tempat Vania dirawat.Setelah itu, barulah Gerald Wong merasa lega dan memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. Baru saja Gerald Wong ma
Baca selengkapnya

432 Kemelut di Rumah Sakit

Silvia berusaha untuk menenangkan Vania yang semakin lama nampak semakin ketakutan, karena suara tembakan semakin nyaring dan bahkan terdengar banyak sekali suara teriakan-teriakan di luar kamar seperti orang-orang yang terkena tembakan.Silvia terus berjaga dengan senjata api genggam di tangannya. Wajah Silvia mulai ketakutan sekarang ini, karena suara-suara jeritan yang dia dengar di luar sana, bukanlah suara-suara jeritan dari orang-orang yang tidak Sylvia kenal melainkan suara jeritan dari orang-orang yang Sylvia kenal, karena yang sedang menjerit-jerit kesakitan diluar itu, adalah anak buah Sylvia.Silvia mulai sadar kalau anak buahnya mulai terdesak, bahkan mungkin satu persatu mulai tumbang oleh keberingasan lawan-lawannya, karena itu Silvia memilih untuk bersama seorang perawat, mengatur supaya ranjang tempat Vania tidur digeser ke dinding, sementara si kembar diangkat dari box dan ditidurkan di atas ranjang bersama Vania.Sesudah itu, Sylvia dengan dibantu seorang perawat, me
Baca selengkapnya

433 Serangan dari Musuh Lama

Baru saja Silvia mengucapkan kata-kata itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang anggota pengawal yang baru datang, dia berteriak kalau dia telah terkena tembakan, semua orang yang sebelumnya bergerombol di depan kamar tempat Vania dirawat, kini langsung mencari perlindungan.Ada yang bersembunyi di antara tiang-tiang, ada yang bersembunyi dibalik meja, ada yang di balik tembok, sementara Sylvia sendiri langsung masuk lagi ke dalam kamar, tempat Vania dirawat, Felix sendiri memilih untuk berlindung di balik meja.Untuk sesaat, mereka belum tahu dari mana suara tembakan itu berasal, yang jelas korban baru itu, masih tergeletak di lantai sambil memegang punggungnya, dia masih mengerang kesakitan disana."Di sana! di belakang toilet!" kata Felix sambil menunjuk ke belakang toilet.Felix yang sebelumnya pernah berhadapan dengan orang-orang Evornia ini, sudah tahu tempat persembunyian mereka, karena itu dia langsung mencari tempat persembunyian mereka itu dan berhasil menemukan
Baca selengkapnya

434 Benarkah Keadaan sudah Aman?

"Kamu tahu kan soal gadis itu?" kata Peter sambil menunjuk ke arah Sri yang saat ini sedang duduk di sebelah Miriam Wong."Tentu saja. Dia akan yang menyelamatkan tuan muda?" jawab A Hua."Ya. Dan dia juga mati-matian ingin menikah dengan tuan muda, padahal tuan muda sudah memiliki istri dan pasti tuan muda tidak akan mau menikah dengannya.""Terus, bantuan apa yang akan aku berikan?""Tuan besar berharap, ada seseorang yang bisa menjauhkan wanita itu dari tuan muda, karena saat ini saja, gadis itu ngotot memaksa untuk ikut kita ke Hongkong untuk mengejar tuan muda kita, dia membuat nyonya besar tidak bisa ke mana-mana karena terus diikutinya.""Apa kamu memintaku untuk mengikatnya?""Bukan. Tuan besar tidak mau berlaku kasar kepadanya, aku sempat usulkan untuk melapor ke polisi, tapi, tuan muda tidak mau, karena itu, aku memintamu untuk menggodanya.""Apa? menggodanya?" kata A Hua hampir-hampir tidak mempercayai pendengarannya."Iya. Dia sebenarnya harus dikasihani, dia pernah kehila
Baca selengkapnya

435 Polisi yang Menyamar

Saat ini, Silvia mulai menyiapkan senjata genggamnya, sementara senjata api otomatisnya dia taruh di bawah mejanya, Silvia berjaga-jaga di balik meja di depan pintu kamar, Silvia berjaga-jaga, kalau ada orang yang mengetuk pintu dan mengaku sebagai polisi, bisa saja orang itu adalah polisi yang menyamar.Silvia masih memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan keadaan di luar sana. Masih ada beberapa kali terdengar suara tembakan, seperti suara tembakan dari senjata api yang memakai peredam suara dan setelah beberapa kali mendengarnya, Silvia bisa memastikan kalau suara-suara yang didengarnya di luar itu, yang dicurigainya adalah senjata api yang memakai peredam suara itu, memang adalah suara senjata api yang memakai peredam suara.Silvia tahu, tidak mungkin polisi yang berjaga-jaga diluar bermain-main tembak-tembakan di halaman luar dengan senjata api senjata api yang memakai peredam suara itu, jadi akan sangat mencurigakan kalau mereka memakai peredam suara seperti itu, Sylvia
Baca selengkapnya

436 Saling Todong

Tengah Felix dan dan A Siauw masih bingung memikirkan cara untuk mengetahui yang mana polisi palsu dan yang mana polisi asli, tiba-tiba ada telepon masuk, ternyata Silvia yang menelpon lagi."Ada apa?" tanya Felix."Aku sudah menemukan cara untuk mengetahui yang mana polisi palsu dan yang mana polisi asli," kata Silvia di ujung telepon."Oke, aku dengarkan.""Begini, di dalam kamar, aku mendengar beberapa kali bunyi senjata api genggam yang memiliki peredam suara, nah, yang aku herankan kenapa sampai sekarang polisi yang ada di luar itu masih belum heboh dengan suara-suara itu, sekarang aku punya dugaan kalau polisi polisi asli itu memakai headset di telinga mereka, mereka mungkin sedang mendengarkan lagu, karena itulah mereka tidak tahu kalau telah terjadi penembakan dengan senjata api yang memakai peredam kepada teman-teman mereka.""Masuk akal. oke, aku mengerti. Berarti kita harus mencari polisi yang tidak memakai headset di telinganya, karena yang tidak memakai headset itu berart
Baca selengkapnya

437 Saling Tembak

"Oke, cukup adil," kata Felix kepada Johny. Setelah itu, Felix masih tetap memusatkan fokusnya kepada dua orang polisi yang sedari tadi tidak memakai headset di telinga mereka itu, kedua polisi itu dari tadi tidak mengatakan apa-apa, mereka hanya terdiam tapi mereka juga tidak mengangkat tangan. Tangan mereka masih berada di bawah.Beberapa saat kemudian, dua anak buah dari Felix sudah datang memanggul jenazah seorang polisi, setelah berada didekat Felix, mereka langsung menaruh mayat polisi itu di lantai dan menatap ke arah Felix."Itu buktinya," kata Felix kepada Johny. Johny menurunkan senjatanya dan memperhatikan ke arah mayat polisi yang ditaruh di lantai oleh dua anak buah Felix tadi. "Oke, berarti memang jelas ada orang yang mulai membunuh anggota kami, tapi itu bukan berarti dua teman kami ini yang melakukannya. Mana buktinya kalau dua teman kami ini yang membunuh anggota kami?" tanya Joni sambil menatap Felix dan A Siauw secara bergantian."Aku saksinya," kata Silvia," beber
Baca selengkapnya

438 Ada Musuh Lama

Mendengar kata-kata anak buahnya itu, Johny langsung membalikkan tubuhnya, ternyata yang dimaksud anak buahnya tadi, adalah polisi yang tidak memakai headset yang ditembak sebelumnya yang ternyata masih hidup.Polisi ini, bukan polisi yang menembak Johny, tapi polisi yang satunya lagi ternyata dia cuma ditembak di tangan, di dada dan di kaki, dia belum mati, dia masih hidup dan masih bernafas walaupun terlihat sudah sekarat."Kenapa kamu menghianati kami?" tanya Johny sambil menginjak tangan polisi itu dengan kakinya. Johny merasa sangat bersalah kepada Silvia dan kawan-kawannya, karena Johny terlalu percaya kepada dua kawannya itu, sehingga Felix, A Siauw serta beberapa anak buah mereka tertembak cukup parah."Kami berdua ini, sejak awal menyusup di kepolisian. Sebenarnya, ugh...kami adalah mata-mata dari geng macan tutul," kata polisi itu yang nafasnya sudah tinggal satu-satu itu."Kamu akan segera mati, lebih baik kamu katakan sekarang, siapa lagi anggota kalian di kesatuan kami da
Baca selengkapnya

439 Dua Paramedis Palsu

Saat ini, tanpa para pengawal bayangan Keluarga Wong sadari, ternyata posisi mereka saat ini sudah mulai didatangi oleh para musuh.Para musuh berdatangan dengan senjata api genggam yang disembunyikan di balik baju mereka masing-masing dan hampir semuanya menunggu di dekat sebuah apotek di komplek rumah sakit ini. Mereka berperan seperti hendak membeli obat di apotek itu, tapi, kenyataannya, tidak ada satupun yang membeli obat di apotek ini.Sementara itu, di halaman parkir rumah sakit ini, sebuah mobil ambulans yang berasal dari rumah sakit lain, baru saja masuk dan parkir disana. Dari dalam mobil ambulans itu, keluarlah dua orang berpakaian paramedis. Mereka berdua mulai membuka pintu belakang ambulans. Dua orang berpakaian paramedis ini, sebenarnya bukanlah paramedis biasa, mereka adalah orang-orang yang menyamar.Paramedis yang menyamar ini menurunkan sebuah ranjang dorong yang tidak ada orangnya di dalam, tapi dalam keadaan tertutup selimut, sehingga seolah-olah ada seorang pasie
Baca selengkapnya

440 Semangat Juang para Pengawal

Teriakan dari A Bun ini, membuat para pengawal bayangan Keluarga Wong yang memang walaupun terlihat sedang kongkow-kongkow tapi tetap waspada dari tadi itu, langsung langsung bereaksi dengan cepat.A Bun yang lebih dulu menyadari adanya bahaya itu, langsung mencegah langkah dua paramedis palsu itu dengan cara mencengkram leher salah satu paramedis, yaitu paramedis yang berada di belakang yang sedang mendorong ranjang dorong itu.Teman-teman A Bun juga langsung bereaksi cepat, mereka ada yang mencengkram dan memukul paramedis yang di depan, paramedis yang menarik ranjang dorong itu, ada yang yang mengangkat ranjang dorong itu dan langsung membuangnya ke halaman supaya efek ledakannya tidak sampai ke kamar tempat Vania dirawat.Para pengawal yang sebelumnya tengah bermain poker di halaman langsung berhamburan lari saat ranjang dorong itu dilempar ke arah halaman. Beberapa saat setelah ranjang itu dilempar, dinamit yang sudah dirancang untuk meledak itu, langsung meledak hingga melahirka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4243444546
...
55
DMCA.com Protection Status