All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 81 - Chapter 90

202 Chapters

Berantakan

BUG Bunyi itu terdengar keras dan jelas saat Morgan menghantam rahang Delvin. Yuna membelalak dengan terkejut. Setiap bertemu, keduanya selalu memancarkan aura berkelahi yang kental. Namun, ini kali pertama Morgan benar-benar melabuhkan satu tinjuan kepada Delvin. “Berengsek,” gumam Morgan dengan mata penuh amarah, “Apa yang kau lakukan pada istriku!?” sergahnya marah.Delvin menyeka sudut bibirnya yang terasa berdenyut dan Morgan tidak menunggu untuk kembali melayangkan tinju ke arahnya. “Jangan!” Yuna berusaha menghentikan. Tinju Morgan sudah terkepal erat, dan sudah pasti pikirannya akan meledak-ledak jika ia tidak melancarkan pukulannya. Namun, pria itu mendengkus berat dan menarik tangannya kembali. Tatapan penuh amarah itu terlihat terluka saat memandang Yuna. Tampak kecewa. Tanpa mengatakan apa-apa, Morgan meraih tangan Yuna dan membawanya pergi. Rahangnya mengeras dan cekalan tangannya pada Yuna terasa kencang. “Cepat kemasi barangmu. Kita kembali ke rumah sekarang jug
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Asing

Lastri telah mendengar kabar Morgan yang terluka beberapa hari lalu. Wanita paruh baya itu pun sempat menawarkan diri untuk menjaga Morgan di rumah sakit, tetapi Morgan berkata ada Yuna yang akan menjaganya. Hal itu jelas menjadi kabar baik. Ia sangat percaya kepada Morgan dan yakin jika pria itu akan memboyong Yuna kembali. Karena itu, begitu mendapat kabar akan segera pulang, Lastri mempersiapkan diri. Kini, ia sudah memasak banyak hidangan demi menyambut nyonya rumahnya, memenuhi kulkas dengan makanan kaya akan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil, dan memindahkan barang-barang Yuna sesuai instruksi Morgan. Namun, seluruh ekspektasi Lastri harus pupus saat ia menyaksikan Morgan kembali seorang diri. Pria itu berjalan masuk dibantu oleh Calvin. Lastri menunggu detik demi detik, tetapi tidak ada siapa pun yang menyusul. “Di … di mana Nyonya, Tuan?” Lastri akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Firasat buruk mulai memenuhi benaknya. Morgan tidak menjawab. Pria itu han
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Menantu Idaman

Mobil Morgan sudah berhenti di tempat yang ia tuju. Meski demikian, pria itu tak langsung keluar. Dia termenung di dalam mobil, menatap kosong pada satu titik.Morgan sama sekali tidak menyangka jika ia harus mendatangi tempat ini lagi, tempat ia dibesarkan sejak kecil. Meski gaya bangunan yang megah dan interiornya terlihat mewah, hal itu tidak membuat Morgan lantas merasa nyaman. Dan, suasana hatinya menjadi semakin buruk saat ia mendapati Evelyn berada di ruang tamu kediaman itu, tengah mengobrol akrab dengan Katherine. “Morgan.” Katherine sontak berdiri dari tempat duduknya melihat kedatangan sang putra. “Kebetulan sekali, sedang ada Evelyn di sini. Apakah kalian berjanji untuk bertemu di sini?” Wanita itu menambahkan, terlihat sangat senang. Morgan dan Evelyn bertukar pandang. Leher wanita itu sedikit tercekat mendapati sorot dingin pada manik hitam Morgan. Terlihat jelas masih kesal karena kejadian tempo hari. Meski demikian, Evelyn berusaha mengukir senyum hangat. “Tumbe
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Sulit Berhenti Mencintai

Evelyn tidak menyangka ia akan pulang berjalan kaki. Seluruh uang yang dia miliki sudah dipakai untuk membeli perawatan wajah yang ia berikan kepada Katherine. Kini, Evelyn tak memiliki uang yang cukup untuk sekadar menyewa taksi. Bukan tanpa alasan, Evelyn mencoba kembali meyakinkan Katherine bahwa ia adalah wanita yang pantas untuk Morgan. Kini, ia harus berjalan beberapa kilometer menuju halte bus terdekat, kemudian menaiki kendaraan ekonomis itu menuju apartemennya.Ting! Satu notifikasi muncul di ponsel Evelyn. “Batas pembayaran sewa apartemen adalah akhir bulan. Harap segera dilunasi.” Evelyn mengembuskan napas panjang. Kini, hanya tersisa hitungan hari sebelum ia kehilangan apartemennya. Kaki Evelyn sudah terasa lecet dan perih saat ia tiba di flat apartemennya. Begitu tiba, dia mendapati pintunya tidak terkunci. Ada seorang wanita tak asing yang duduk di rumah tamunya. “Mama.” Evelyn tersenyum senang dan menghampiri wanita dengan penampilan berkelas itu. “Mama tahu, ak
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Hidupmu Lebih Beruntung

Awalnya, Yuna tak ingin menerima ajakan Nara untuk pergi ke salah satu kafe dekat rumah mereka. Akan tetapi, Nara memaksanya untuk menemani gadis itu hingga Yuna pun setuju. Baru melangkah masuk, langkah gadis itu langsung terhenti saat melihat Morgan berada di sana. Namun, tidak hanya Morgan yang menarik perhatiannya, tetapi juga wanita yang duduk tepat di seberang Morgan. Satu-satunya wanita yang sering Yuna dapati berada di sisi Morgan hanya Evelyn. Penampilan gadis itu terlihat berantakan, dan perhatian Yuna langsung tertuju pada jas Morgan yang berada tepat pada paha gadis itu. Tatapan Nara memandang pada titik yang sama dan dengan cemas ia menoleh pada sahabatnya. Dari raut wajahnya, Yuna jelas terluka. Jika Nara menjadi dirinya, ia akan langsung berjalan maju dan mengobrak-abrik meja di depan keduanya. Namun, Yuna berbeda. Pandangannya tidak berkedip sedikit pun seakan mematung, tetapi matanya mulai memerah. Tidak sulit menemukan kata-kata yang menggambarkan situa
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Teror dari Morgan

Tepat setelah Yuna melenggang pergi, Benny yang sejak tadi menunggu dalam jarak aman langsung menghampiri Morgan. Wajah pria itu terlihat cemas. Hubungan keduanya semakin memburuk dari hari ke hari. Benny takut hal ini akan memperparah situasi itu. “Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan?” tanyanya, ikut merasa khawatir. Wajah Morgan terlihat datar sehingga Benny kesulitan membaca situasi melalui ekspresi pria itu. “Carikan sebuah tempat tinggal untukku,” pinta Morgan, mengabaikan pertanyaan Benny sebelumnya. Alis Benny seketika mengerut dalam. Ia tidak salah dengar, bukan? Mengapa justru jawaban itu yang diberikan bosnya? “Maaf, Tuan?” Benny bertanya dengan sopan. “Aku membutuhkan sebuah tempat tinggal baru,” ucap Morgan mengulangi perkataannya, “Tolong carikan rumah yang lebih kecil untukku.” *** *** “Apa yang pria berengsek itu ucapkan, Yuna? Apakah dia berusaha menjelaskan situasinya padamu seperti di drama-drama?” Nara bertanya. Membatalkan niat untuk menikmat
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Tetangga Meresahkan

Semenjak Morgan pindah tepat di samping Yuna, mendadak pendengaran gadis itu menjadi lebih peka. Kediaman keduanya hanya dibatasi oleh tembok setebal tujuh sentimeter. Umumnya, cukup tebal untuk tidak mendengar suara apa pun, tetapi Yuna seakan bisa mendengar langkah kaki Morgan setiap waktu. Kali ini pun, Yuna dan Nara sudah menggelar kasur lantai mereka dan bersiap tidur, tetapi masih bisa mendengar kegaduhan di sebelah. “Apakah suamimu itu benar-benar akan tinggal di kontrakan sebelah?” Nara bertanya, penasaran. Dari suaranya, Morgan terdengar sibuk menata barang. Yuna tengah membaca sebuah buku dan mengangkat bahu acuh tak acuh. “Aku tidak tahu,” jawabnya seraya menatap lurus pada buku di hadapannya. Biasanya Yuna bisa melahap buku dengan cepat, tetapi kini terhitung sudah hampir setengah jam ia membaca halaman yang sama. Suara gaduh Morgan membuat Yuna tidak bisa fokus. “Kamu akan membiarkannya, Yuna? Sepertinya dia akan menurut kalau kamu mengusirnya,” ucap Nara. Yuna t
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Celah Untuk Melindungi

Yuna baru beranjak keluar dari kontrakannya dan berseru kaget karena tahu-tahu menemukan Morgan sudah berdiri tegap. Dia mengenakan setelan kerja lengkap. Terlihat jelas pria itu sengaja menunggu Yuna. Kini, Morgan membalikkan badan ke arah gadis itu dan mengangkat satu tangannya. “Selamat pagi, Tetangga,” Dia menyapa, “Kudengar kamu bekerja di perusahaan Ashley Group. Kebetulan sekali,” ucapnya. Entah mengapa, kini Yuna merasa amat curiga tiap kali Morgan menyebutkan kata kebetulan sekali. “Aku melalui jalan yang sama untuk bekerja. Bagaimana kalau kita berangkat bersama?” ucap pria itu. Lagi-lagi, Morgan mengatakannya dengan nada ramah seolah mereka bukanlah sepasang suami dengan segudang masalah, melainkan hanya tetangga normal. Yuna mengembuskan napas panjang. Jika Morgan bersikeras bersikap seperti ini, maka Yuna pun akan melakukan hal yang sama. “Maaf, aku terbiasa naik bis. Permisi.” Yuna mengukir senyum ramah yang terlihat kesal, kemudian melenggang pergi. “Bis past
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Ternyata Suami Kamu Super Kaya!

“Morgan tinggal di sebelah gadis itu? Maksudmu, di tempat yang sangat kecil itu?” Dimas menanggapi panggilan telepon. Dahinya mengerut sempurna, nyaris tidak bisa mempercayai laporan yang baru saja ia dengar. “Benar, Tuan. Kemarin dia memindahkan beberapa barang ke sana dan pagi ini pria itu berangkat ke kantor dari kontrakan itu. Dia benar-benar mengawasi Yuna dua puluh empat jam. Kita tidak mendapatkan celah.” Demikian laporan yang ia dengar dari seberang telepon. Dimas mengurut pelipisnya yang terlihat kaku. Entah mengapa, Morgan selalu melakukan manuver yang tidak terduga dan sulit terbaca. Lebih parahnya, pergerakan pria itu selalu berhasil menghancurkan rencana Dimas yang sudah susah payah ia susun. Memanfaatkan hubungan yang merenggang, Dimas mencoba mengirim serangan kepada Yuna. Namun, kali ini tak tanggung-tanggung, Morgan sendiri yang turun langsung dan mengawasi gadis itu. Siapa yang menyangka, konglomerat di bidang penerbangan seperti pria itu rela tinggal di tempa
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Sisi Lain Morgan

Yuna tertegun melihat pemandangan di hadapannya. Di dalam kontrakan tersebut, terdapat beberapa barang milik Morgan yang jelas terlihat mewah dan berkualitas. Namun, bukan itu yang mengejutkan Yuna. Perhatian gadis itu terpusat pada satu-satunya barang yang terlihat kontras, yaitu tikar plastik tipis yang terbentang di lantai. … mungkinkah Morgan tidur di sini tadi malam?Yuna bertanya-tanya dan dugaan itu semakin diperkuat dengan keberadaan buku yang terlihat bekas digunakan sebagai bantal. Tanpa sadar, kaki Yuna tertarik untuk melangkah memasuki kontrakan itu. Entah mengapa, hatinya seakan mencelos membayangkan Morgan tidur di atas tikar tipis itu, sementara Yuna terlelap begitu nyenyak di atas kasur lantai yang diberikan pria itu. Gadis itu melanjutkan pengamatannya dan mencoba mempelajari kehidupan Morgan di tempat barunya. Dibanding kediaman lama pria itu, jelas kontrakan ini kalah jauh. Kamar mandinya begitu sempit, lemari dan barang-barang lainnya terlihat memenuhi ruang
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
DMCA.com Protection Status