All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 71 - Chapter 80

202 Chapters

Nyinyiran Tetangga

“Apakah kalian tidur bersama?” Pertanyaan itu langsung menyambut Yuna begitu ia tiba di kediaman sahabatnya. Saat Yuna membuka pintu, tubuhnya sampai berjengit kaget melihat Nara yang telah siap dengan setelan kerjanya. Nara sama terkejutnya melihat penampilan Yuna yang tampak acak-acakan. Persis seorang wanita yang lari setelah terlibat masalah dengan seseorang. Ditambah gerak-gerik Yuna yang seperti mengendap-endap membuatnya tambah curiga. “Jangan bercanda,” kilah Yuna. Ia menaruh sebuah kotak bekal di meja dan berusaha menghindari kontak mata dengan sahabatnya itu. “Aku terpaksa menginap di rumahnya karena kakeknya mengawasi kami.” Nara memicingkan mata seakan tidak percaya. “Karena itu, aku menebak kalian pasti menghabiskan malam panas bersama. Benar, ‘kan?” desaknya dengan penuh penekanan. Kecurigaannya kian bertambah karena Yuna terus berusaha mengalihkan tatapan dari Nara. Jelas, sekali sahabatnya itu menatap lurus ke matanya, maka terbongkar sudah semua yang coba
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Membalaskan Dendam

Yuna memicingkan mata dengan tidak percaya mendengarnya. “A—apa?” tanya gadis itu, kemudian langsung menggelengkan kepala. “Tidak bisa. Itu tidak mungkin.” Bahkan meski Morgan bisa bertindak sebagai suaminya ataupun sebagai pemimpin dari perusahaan penerbangan itu, rasanya tidak benar jika Morgan mengantar Yuna hingga ke ruang kantornya. “Kamu tidak bisa melakukannya. Lebih baik kamu pergi dan berangkat bekerja sekarang,” tutur Yuna. Ia menarik mundur kursi roda Morgan ke arah mobil, tetapi pria itu menekan rem otomatis dan membuat kursi rodanya berhenti bergerak. “Mengapa?” Morgan mengernyitkan alis. “Apakah ada alasan khusus aku tidak boleh menemuinya?” tanya pria itu. Yuna mengembuskan napas panjang dan mengedarkan pandangan ke sekitar. Beruntung, belum ramai pegawai yang berlalu-lalang pada jam ini. “Orang-orang yang tidak memiliki kepentingan tidak diizinkan masuk,” ucap Yuna, “Dan lagi, kamu bukan pegawai perusahaan ini. Kamu tidak memiliki kartu pegawai dan tidak a
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Ketahuan

Delvin tidak bisa menjawab. Seakan kehabisan kata-kata, pria itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Mengungkapkan perasaannya kepada Yuna tidak ada dalam rencana pria itu. Lebih tepatnya, Delvin berniat mengatakannya setelah Yuna bercerai. Kini, tiba-tiba gadis itu bertanya. Untuk sesaat, Delvin hanya bisa menatap ke arahnya seakan hanyut dalam iris hitam Yuna yang menatapnya dengan lekat. Mungkinkah … Yuna mulai menyadari cinta terlarang yang ia simpan untuk dirinya? Delvin menelan saliva satu kali sebelum menjawab, “Jika iya, apakah itu akan mengubah tatapanmu?” “A—apa?” Kali ini justru wajah Yuna yang diwarnai kebingungan. “Apa maksudmu ….” Ini adalah saat yang tepat bagi Delvin untuk mengutarakan perasaannya. Hanya ada mereka berdua di ruangan, dengan mata saling terkunci, apalagi yang Delvin butuhkan? Kata-kata aku menyukaimu sudah berada di ujung lidah Delvin, tetapi lidahnya seakan kelu dan sulit untuk digerakkan hingga akhirnya Delvin hanya kembali mengukir senyum han
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Kamu Pilih Yang Mana?

Saat Yuna selesai, Morgan masih duduk di tempat yang sama. Tampak serius memandangi layar ponselnya, tetapi pria itu langsung beranjak berdiri saat menyadari Yuna berjalan keluar ruangan. “Sudah selesai?” tanya Morgan seraya berjalan menghampiri gadis itu. Yuna mengangguk. Dalam hati, ia merasa sedikit dongkol karena itu berarti ia harus pulang bersama Morgan. “Kalau begitu, kami akan pulang sekarang. Hati-hati di jalan,” pamit Yuna kepada Delvin. Gadis itu mengangguk sopan dan beranjak pergi. Sementara Morgan, dia pamit dengan menunjukkan senyum penuh kemenangan dan lanjut berjalan di sisi Yuna. Sopir pria itu telah menunggu di depan pintu masuk utama dan mereka langsung masuk ke mobil. “Ambil ini.” Morgan memberikan secarik kertas saat mobil itu mulai melaju pergi. “Apa ini?” Alis Yuna mengernyit. Ia mulai membaca dan bertambah heran saat melihat daftar pekerjaan beserta rincian pekerjaan tersebut. “Itu adalah posisi yang dapat kamu pilih di perusahaanku,” jawab Morgan.
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Makan Malam Keluarga Spencer

Waktu Evelyn semakin menipis. Di luar dugaan, Morgan benar-benar sulit untuk didekati. Tidak seperti dahulu yang selalu memujanya, kini Morgan sulit untuk dipalingkan dari Yuna. Pria itu terus menatap Yuna dan hanya memedulikan istrinya. Meski demikian, Evelyn terus mencoba. Malam ini, ia sudah mengenakan gaun terbaiknya untuk menghadiri pesta yang diadakan keluarga Morgan. Pesta itu diadakan di kediaman kakek mereka. Area itu merupakan daerah elit yang hanya bisa dimasuki oleh segelintir orang. Jika bukan karena kenalan orang dalam, satpam yang berjaga tidak akan membiarkan Evelyn masuk.Gadis itu datang seorang diri dan saat ia tiba, sebagian besar keluarga Morgan telah datang. Evelyn mengenal hampir mereka semua. Dahulu, Morgan pernah mengajaknya pada acara seperti ini. Gadis berambut hitam bergelombang itu tersenyum saat melihat Katherine. Ia langsung mendekati sembari menyapa para tamu lainnya. “Aku tidak tahu apakah aku pantas datang ke acara seperti ini,” ucap Evelyn, berb
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Kecelakaan

Tubuh Yuna membeku. Matanya membelalak kaget menatap pada Morgan yang sudah terbaring di lantai. Tubuhnya tertimpa oleh lampu hias besar. Pecahan kaca menyebar di sekitarnya dan cairan merah mulai menyembul melalui kemeja putih serta jasnya. “Mo—Morgan …,” ucap Yuna lirih. Mobil ambulans melaju cepat di jalan raya. Sirinenya membuat beberapa mobil dan motor di jalan menyingkir seketika. Di dalam, sudah ada Yuna, Morgan, dan beberapa petugas medis yang mencoba melakukan pertolongan pertama. Di sisinya, Yuna tidak bisa berhenti sesenggukkan melihat sang suami terbaring tidak sadarkan diri. “Morgan, tolong bertahanlah,” isak gadis itu. Pria itu tidak berkutik. Matanya masih terpejam sementara alat bantu pernapasan menutupi sebagian wajahnya. Sepuluh menit kemudian, ambulans itu tiba di rumah sakit terdekat. Morgan langsung diangkut oleh para petugas medis menuju IGD. “Maaf, Ibu, Anda harus menunggu di luar.” Seorang petugas menghentikan Yuna saat hendak mengikuti Morgan me
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bertanggung Jawab

“Apakah harus kamu yang merawatnya, Yuna?” Suara Delvin terdengar di seberang. Ia baru saja terbangun dan menemukan pesan berisi izin dari Yuna. Katanya, Morgan tertimpa kecelakaan yang cukup serius meski Delvin meragukan hal itu sebab Morgan bukan tipe pria yang mudah lengah. Sembilan puluh persen Delvin yakin itu hanya akal-akalan pria itu. “Maafkan aku,” ucap Yuna, terdengar tulus dan menyesal, “Dia terluka untuk menyelamatkanku, jadi aku merasa bertanggung jawab untuk kesembuhannya.” Delvin mengembuskan napas panjang dan mengurut pelipisnya. “Haruskah aku ke sana dan melihat kondisinya?” Delvin menawarkan diri. Pria itu penasaran dan ingin menyaksikan sendiri seandainya Morgan bersandiwara atau benar terluka. “Tidak perlu, Delvin. Aku akan berusaha untuk kembali bekerja lusa,” ucap Yuna. Pikirannya sudah diliputi kecemasan hanya dengan membayangkan mereka bertemu. “Kalau begitu, bagaimana dengan pekerjaanmu, Yuna? Kamu tahu aku tidak bisa melakukan semuanya tanpa bantuan s
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Kedatangan Tidak Terduga

“Dunia ini benar-benar sempit, Morgan,” ucap Lintang seraya menatap lurus ke arahnya. Morgan mengembuskan napas panjang. Siapa yang menyangka jika orang yang hendak mengambil alih kamar itu darinya adalah sepupu jauhnya sendiri. “Aku benar-benar sakit sekarang, jangan menggangguku. Pergilah dan cari tempat lain,” tutur Morgan dengan acuh tak acuh. Menegaskan perkataannya, pria itu membaringkan diri pada ranjang dan menarik selimut seakan tak berniat beranjak ke mana pun. “Cih.” Lintang mendecih angkuh. Pemuda itu memang tidak ikut saat Morgan dilarikan ke rumah sakit. Pun pria itu tidak tahu rumah sakit mana yang dituju. Hingga sekarang keduanya justru bertemu seperti ini. “Menyingkir. Aku membutuhkan kamar ini,” ucap Lintang, tidak ingin mengalah semudah itu. Perawat yang masih berdiri terlihat bingung melihat sikap keduanya. “Tuan ….” “Kau jelas baik-baik saja,” ucap Morgan, “Apakah kau coba menjauh isu media?” Wajah Lintang yang semula terlihat angkuh seketika menj
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Permintaan Yang Tulus

Yuna bisa mendengarnya dengan begitu jelas. Namun, bibirnya terkatup rapat seakan terkunci. Gadis itu tidak memberikan jawaban apa pun. Morgan pun tidak menyerah. Pria itu masih menatap lurus ke arah Yuna dengan iris hitam yang serius. “Aku benar-benar tersiksa dengan perpisahan ini,” tutur Morgan, “Rumah itu terasa sepi dan asing tanpa kamu. Jadi, aku hanya akan kembali bersamamu, Yuna.” Tenggorokan Yuna bergerak naik turun dengan gugup saat ia menelan saliva. “Aku …”“Aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Kita akan tidur di kamar yang sama dan bersikap seperti suami istri. Aku akan menjadi suami yang mencintai kamu. Aku akan mengajakmu ke setiap pesta yang aku datangi. Aku akan mengenalkanmu pada seluruh kolegaku. Kamu akan kembali bertemu dengan Lastri, dan kita akan berkumpul bersama. Aku akan menemanimu sarapan setiap hari,” tutur Morgan. Kepalanya tertunduk dan bersandar pada perut Yuna yang membukit. “Aku akan melakukan semua itu, Yuna. Karena itu, kembalilah.” Ha
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bekerja Sama

Beberapa jam sebelumnya …. “Apakah aku harus bekerja lembur malam ini?” tanya Bara dengan bersemangat. “Ternyata jauh lebih mudah menjadi sekretaris daripada seorang pengacara.” Keduanya telah berhasil menjalani sepanjang hari bersama. Kini, Delvin dan Bara berada di ruangan Delvin dan pria itu tengah bersandar di kursinya dengan wajah lelah. “Tidak perlu lembur,” jawab Delvin, “Lebih baik kamu pulang sekarang juga. Aku semakin lelah melihat wajahmu.” “Padahal, aku cukup tampan,” gumam Bara seraya mendelik tajam ke arah abangnya. “Kalau begitu, aku akan pulang lebih dulu. Ah, aku mau ke pub setelah ini, kau mau ikut? Ada banyak perempuan cantik—” Delvin mendesis sebal dan Bara langsung melesat pergi sebelum sesuatu melayang ke arahnya. Kini, suasana di dalam ruangan itu menjadi begitu hening dan Delvin mengembuskan napas panjang. Ia menatap layar ponselnya yang menampilkan gambar kontak Yuna. Bekerja sama dengan Bara tidak terlalu berat. Kinerja pria itu cukup bagus, hanya
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status