Share

Kedatangan Tidak Terduga

Penulis: This is Stralin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 11:09:18
“Dunia ini benar-benar sempit, Morgan,” ucap Lintang seraya menatap lurus ke arahnya.

Morgan mengembuskan napas panjang. Siapa yang menyangka jika orang yang hendak mengambil alih kamar itu darinya adalah sepupu jauhnya sendiri.

“Aku benar-benar sakit sekarang, jangan menggangguku. Pergilah dan cari tempat lain,” tutur Morgan dengan acuh tak acuh.

Menegaskan perkataannya, pria itu membaringkan diri pada ranjang dan menarik selimut seakan tak berniat beranjak ke mana pun.

“Cih.” Lintang mendecih angkuh.

Pemuda itu memang tidak ikut saat Morgan dilarikan ke rumah sakit. Pun pria itu tidak tahu rumah sakit mana yang dituju. Hingga sekarang keduanya justru bertemu seperti ini.

“Menyingkir. Aku membutuhkan kamar ini,” ucap Lintang, tidak ingin mengalah semudah itu.

Perawat yang masih berdiri terlihat bingung melihat sikap keduanya.

“Tuan ….”

“Kau jelas baik-baik saja,” ucap Morgan, “Apakah kau coba menjauh isu media?”

Wajah Lintang yang semula terlihat angkuh seketika menj
This is Stralin

Kira-kira Yuna nerima ngga niihh? ><

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Permintaan Yang Tulus

    Yuna bisa mendengarnya dengan begitu jelas. Namun, bibirnya terkatup rapat seakan terkunci. Gadis itu tidak memberikan jawaban apa pun. Morgan pun tidak menyerah. Pria itu masih menatap lurus ke arah Yuna dengan iris hitam yang serius. “Aku benar-benar tersiksa dengan perpisahan ini,” tutur Morgan, “Rumah itu terasa sepi dan asing tanpa kamu. Jadi, aku hanya akan kembali bersamamu, Yuna.” Tenggorokan Yuna bergerak naik turun dengan gugup saat ia menelan saliva. “Aku …”“Aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Kita akan tidur di kamar yang sama dan bersikap seperti suami istri. Aku akan menjadi suami yang mencintai kamu. Aku akan mengajakmu ke setiap pesta yang aku datangi. Aku akan mengenalkanmu pada seluruh kolegaku. Kamu akan kembali bertemu dengan Lastri, dan kita akan berkumpul bersama. Aku akan menemanimu sarapan setiap hari,” tutur Morgan. Kepalanya tertunduk dan bersandar pada perut Yuna yang membukit. “Aku akan melakukan semua itu, Yuna. Karena itu, kembalilah.” Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Bekerja Sama

    Beberapa jam sebelumnya …. “Apakah aku harus bekerja lembur malam ini?” tanya Bara dengan bersemangat. “Ternyata jauh lebih mudah menjadi sekretaris daripada seorang pengacara.” Keduanya telah berhasil menjalani sepanjang hari bersama. Kini, Delvin dan Bara berada di ruangan Delvin dan pria itu tengah bersandar di kursinya dengan wajah lelah. “Tidak perlu lembur,” jawab Delvin, “Lebih baik kamu pulang sekarang juga. Aku semakin lelah melihat wajahmu.” “Padahal, aku cukup tampan,” gumam Bara seraya mendelik tajam ke arah abangnya. “Kalau begitu, aku akan pulang lebih dulu. Ah, aku mau ke pub setelah ini, kau mau ikut? Ada banyak perempuan cantik—” Delvin mendesis sebal dan Bara langsung melesat pergi sebelum sesuatu melayang ke arahnya. Kini, suasana di dalam ruangan itu menjadi begitu hening dan Delvin mengembuskan napas panjang. Ia menatap layar ponselnya yang menampilkan gambar kontak Yuna. Bekerja sama dengan Bara tidak terlalu berat. Kinerja pria itu cukup bagus, hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Berantakan

    BUG Bunyi itu terdengar keras dan jelas saat Morgan menghantam rahang Delvin. Yuna membelalak dengan terkejut. Setiap bertemu, keduanya selalu memancarkan aura berkelahi yang kental. Namun, ini kali pertama Morgan benar-benar melabuhkan satu tinjuan kepada Delvin. “Berengsek,” gumam Morgan dengan mata penuh amarah, “Apa yang kau lakukan pada istriku!?” sergahnya marah.Delvin menyeka sudut bibirnya yang terasa berdenyut dan Morgan tidak menunggu untuk kembali melayangkan tinju ke arahnya. “Jangan!” Yuna berusaha menghentikan. Tinju Morgan sudah terkepal erat, dan sudah pasti pikirannya akan meledak-ledak jika ia tidak melancarkan pukulannya. Namun, pria itu mendengkus berat dan menarik tangannya kembali. Tatapan penuh amarah itu terlihat terluka saat memandang Yuna. Tampak kecewa. Tanpa mengatakan apa-apa, Morgan meraih tangan Yuna dan membawanya pergi. Rahangnya mengeras dan cekalan tangannya pada Yuna terasa kencang. “Cepat kemasi barangmu. Kita kembali ke rumah sekarang jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Asing

    Lastri telah mendengar kabar Morgan yang terluka beberapa hari lalu. Wanita paruh baya itu pun sempat menawarkan diri untuk menjaga Morgan di rumah sakit, tetapi Morgan berkata ada Yuna yang akan menjaganya. Hal itu jelas menjadi kabar baik. Ia sangat percaya kepada Morgan dan yakin jika pria itu akan memboyong Yuna kembali. Karena itu, begitu mendapat kabar akan segera pulang, Lastri mempersiapkan diri. Kini, ia sudah memasak banyak hidangan demi menyambut nyonya rumahnya, memenuhi kulkas dengan makanan kaya akan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil, dan memindahkan barang-barang Yuna sesuai instruksi Morgan. Namun, seluruh ekspektasi Lastri harus pupus saat ia menyaksikan Morgan kembali seorang diri. Pria itu berjalan masuk dibantu oleh Calvin. Lastri menunggu detik demi detik, tetapi tidak ada siapa pun yang menyusul. “Di … di mana Nyonya, Tuan?” Lastri akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Firasat buruk mulai memenuhi benaknya. Morgan tidak menjawab. Pria itu han

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Menantu Idaman

    Mobil Morgan sudah berhenti di tempat yang ia tuju. Meski demikian, pria itu tak langsung keluar. Dia termenung di dalam mobil, menatap kosong pada satu titik.Morgan sama sekali tidak menyangka jika ia harus mendatangi tempat ini lagi, tempat ia dibesarkan sejak kecil. Meski gaya bangunan yang megah dan interiornya terlihat mewah, hal itu tidak membuat Morgan lantas merasa nyaman. Dan, suasana hatinya menjadi semakin buruk saat ia mendapati Evelyn berada di ruang tamu kediaman itu, tengah mengobrol akrab dengan Katherine. “Morgan.” Katherine sontak berdiri dari tempat duduknya melihat kedatangan sang putra. “Kebetulan sekali, sedang ada Evelyn di sini. Apakah kalian berjanji untuk bertemu di sini?” Wanita itu menambahkan, terlihat sangat senang. Morgan dan Evelyn bertukar pandang. Leher wanita itu sedikit tercekat mendapati sorot dingin pada manik hitam Morgan. Terlihat jelas masih kesal karena kejadian tempo hari. Meski demikian, Evelyn berusaha mengukir senyum hangat. “Tumbe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sulit Berhenti Mencintai

    Evelyn tidak menyangka ia akan pulang berjalan kaki. Seluruh uang yang dia miliki sudah dipakai untuk membeli perawatan wajah yang ia berikan kepada Katherine. Kini, Evelyn tak memiliki uang yang cukup untuk sekadar menyewa taksi. Bukan tanpa alasan, Evelyn mencoba kembali meyakinkan Katherine bahwa ia adalah wanita yang pantas untuk Morgan. Kini, ia harus berjalan beberapa kilometer menuju halte bus terdekat, kemudian menaiki kendaraan ekonomis itu menuju apartemennya.Ting! Satu notifikasi muncul di ponsel Evelyn. “Batas pembayaran sewa apartemen adalah akhir bulan. Harap segera dilunasi.” Evelyn mengembuskan napas panjang. Kini, hanya tersisa hitungan hari sebelum ia kehilangan apartemennya. Kaki Evelyn sudah terasa lecet dan perih saat ia tiba di flat apartemennya. Begitu tiba, dia mendapati pintunya tidak terkunci. Ada seorang wanita tak asing yang duduk di rumah tamunya. “Mama.” Evelyn tersenyum senang dan menghampiri wanita dengan penampilan berkelas itu. “Mama tahu, ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Hidupmu Lebih Beruntung

    Awalnya, Yuna tak ingin menerima ajakan Nara untuk pergi ke salah satu kafe dekat rumah mereka. Akan tetapi, Nara memaksanya untuk menemani gadis itu hingga Yuna pun setuju. Baru melangkah masuk, langkah gadis itu langsung terhenti saat melihat Morgan berada di sana. Namun, tidak hanya Morgan yang menarik perhatiannya, tetapi juga wanita yang duduk tepat di seberang Morgan. Satu-satunya wanita yang sering Yuna dapati berada di sisi Morgan hanya Evelyn. Penampilan gadis itu terlihat berantakan, dan perhatian Yuna langsung tertuju pada jas Morgan yang berada tepat pada paha gadis itu. Tatapan Nara memandang pada titik yang sama dan dengan cemas ia menoleh pada sahabatnya. Dari raut wajahnya, Yuna jelas terluka. Jika Nara menjadi dirinya, ia akan langsung berjalan maju dan mengobrak-abrik meja di depan keduanya. Namun, Yuna berbeda. Pandangannya tidak berkedip sedikit pun seakan mematung, tetapi matanya mulai memerah. Tidak sulit menemukan kata-kata yang menggambarkan situa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Teror dari Morgan

    Tepat setelah Yuna melenggang pergi, Benny yang sejak tadi menunggu dalam jarak aman langsung menghampiri Morgan. Wajah pria itu terlihat cemas. Hubungan keduanya semakin memburuk dari hari ke hari. Benny takut hal ini akan memperparah situasi itu. “Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan?” tanyanya, ikut merasa khawatir. Wajah Morgan terlihat datar sehingga Benny kesulitan membaca situasi melalui ekspresi pria itu. “Carikan sebuah tempat tinggal untukku,” pinta Morgan, mengabaikan pertanyaan Benny sebelumnya. Alis Benny seketika mengerut dalam. Ia tidak salah dengar, bukan? Mengapa justru jawaban itu yang diberikan bosnya? “Maaf, Tuan?” Benny bertanya dengan sopan. “Aku membutuhkan sebuah tempat tinggal baru,” ucap Morgan mengulangi perkataannya, “Tolong carikan rumah yang lebih kecil untukku.” *** *** “Apa yang pria berengsek itu ucapkan, Yuna? Apakah dia berusaha menjelaskan situasinya padamu seperti di drama-drama?” Nara bertanya. Membatalkan niat untuk menikmat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Always And Forever, Yuna

    “Apa yang terjadi padanya?” David bertanya seraya menghampiri Cindy dan Yuna. Pertanyaan itu ditujukan kepada Yuna yang sore ini terlihat begitu layu. Tak biasanya Yuna seperti ini. Bahkan setelah memeriksa puluhan pasien, wanita itu masih memiliki cukup stamina. “Sudah dua hari dia ditinggal suaminya.” Cindy menjelaskan. Menatap iba pada sahabatnya yang kini terlihat seperti zombie. “Bukankah seharusnya dia kembali kemarin?” tanya Cindy lagi. Terhitung sudah sebulan semenjak Yuna menikah dengan Morgan. Wanita itu masih diizinkan untuk bekerja. Namun, keduanya justru tidak sering bertemu. Tak seperti saat masa pendekatan dahulu, Morgan bisa memanggil Yuna sesuka hati. Kini, bahkan pria itu amat jarang terlihat di rumah sakit. Membuat Yuna hanya bisa bertemu dengannya saat malam dan pagi hari. Bahkan, kali ini terhitung sudah dua hari ia tak bertemu Morgan dan seluruh energinya seakan menghilang. Yuna tak pernah seperti ini sebelumnya. “Tiba-tiba dia harus mengadakan pertemu

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Awal Yang Baru

    Bunyi gerendel digeser menyambut masuknya seorang pria berompi dan berpakaian oranye. Kedua tangannya diborgol dan raut wajahnya terlihat lesu sekaligus tak terawat. Orang-orang yang melihatnya tak akan menyangka jika pria berpakaian tahanan penjara itu pernah menjadi direktur utama perusahaan bergengsi. Morgan sudah menunggu di kursi dan begitu sang paman mengangkat kepala untuk melihatnya, pria itu bergegas menghampiri Morgan. “Kau datang untuk melepaskanku, ‘kan? Kau datang untuk mencabut tuntutan itu, ‘kan, Morgan?” sergah Dimas dengan penuh harap. Sudah genap lima hari dia dipenjara dan penampilan Dimas terlihat jauh lebih buruk. Tak ada lagi bekas perkelahian. Kumisnya tumbuh dengan cepat, matanya sayu, dan kulit wajahnya terlihat kusam. Dari apa yang dilaporkan oleh jaksa, Dimas dituntut lima belas tahun penjara atas tuduhan penggelapan dana dan penyuapan yang dia lakukan, ditambah tiga tahun lagi atas percobaan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Yuna. Morgan sudah be

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    The First Night

    Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Wedding Days

    “Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Penyesalan Terbesar

    “Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sebuah Permintaan Terakhir

    Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Amarah dan Kasih Sayang

    Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Berengsek

    “Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kehidupan tanpa Nhonha

    Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i

DMCA.com Protection Status