Share

Sulit Berhenti Mencintai

Penulis: This is Stralin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-07 13:26:24

Evelyn tidak menyangka ia akan pulang berjalan kaki.

Seluruh uang yang dia miliki sudah dipakai untuk membeli perawatan wajah yang ia berikan kepada Katherine. Kini, Evelyn tak memiliki uang yang cukup untuk sekadar menyewa taksi.

Bukan tanpa alasan, Evelyn mencoba kembali meyakinkan Katherine bahwa ia adalah wanita yang pantas untuk Morgan.

Kini, ia harus berjalan beberapa kilometer menuju halte bus terdekat, kemudian menaiki kendaraan ekonomis itu menuju apartemennya.

Ting!

Satu notifikasi muncul di ponsel Evelyn.

“Batas pembayaran sewa apartemen adalah akhir bulan. Harap segera dilunasi.”

Evelyn mengembuskan napas panjang. Kini, hanya tersisa hitungan hari sebelum ia kehilangan apartemennya.

Kaki Evelyn sudah terasa lecet dan perih saat ia tiba di flat apartemennya. Begitu tiba, dia mendapati pintunya tidak terkunci. Ada seorang wanita tak asing yang duduk di rumah tamunya.

“Mama.” Evelyn tersenyum senang dan menghampiri wanita dengan penampilan berkelas itu. “Mama tahu, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Hidupmu Lebih Beruntung

    Awalnya, Yuna tak ingin menerima ajakan Nara untuk pergi ke salah satu kafe dekat rumah mereka. Akan tetapi, Nara memaksanya untuk menemani gadis itu hingga Yuna pun setuju. Baru melangkah masuk, langkah gadis itu langsung terhenti saat melihat Morgan berada di sana. Namun, tidak hanya Morgan yang menarik perhatiannya, tetapi juga wanita yang duduk tepat di seberang Morgan. Satu-satunya wanita yang sering Yuna dapati berada di sisi Morgan hanya Evelyn. Penampilan gadis itu terlihat berantakan, dan perhatian Yuna langsung tertuju pada jas Morgan yang berada tepat pada paha gadis itu. Tatapan Nara memandang pada titik yang sama dan dengan cemas ia menoleh pada sahabatnya. Dari raut wajahnya, Yuna jelas terluka. Jika Nara menjadi dirinya, ia akan langsung berjalan maju dan mengobrak-abrik meja di depan keduanya. Namun, Yuna berbeda. Pandangannya tidak berkedip sedikit pun seakan mematung, tetapi matanya mulai memerah. Tidak sulit menemukan kata-kata yang menggambarkan situa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Teror dari Morgan

    Tepat setelah Yuna melenggang pergi, Benny yang sejak tadi menunggu dalam jarak aman langsung menghampiri Morgan. Wajah pria itu terlihat cemas. Hubungan keduanya semakin memburuk dari hari ke hari. Benny takut hal ini akan memperparah situasi itu. “Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan?” tanyanya, ikut merasa khawatir. Wajah Morgan terlihat datar sehingga Benny kesulitan membaca situasi melalui ekspresi pria itu. “Carikan sebuah tempat tinggal untukku,” pinta Morgan, mengabaikan pertanyaan Benny sebelumnya. Alis Benny seketika mengerut dalam. Ia tidak salah dengar, bukan? Mengapa justru jawaban itu yang diberikan bosnya? “Maaf, Tuan?” Benny bertanya dengan sopan. “Aku membutuhkan sebuah tempat tinggal baru,” ucap Morgan mengulangi perkataannya, “Tolong carikan rumah yang lebih kecil untukku.” *** *** “Apa yang pria berengsek itu ucapkan, Yuna? Apakah dia berusaha menjelaskan situasinya padamu seperti di drama-drama?” Nara bertanya. Membatalkan niat untuk menikmat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Tetangga Meresahkan

    Semenjak Morgan pindah tepat di samping Yuna, mendadak pendengaran gadis itu menjadi lebih peka. Kediaman keduanya hanya dibatasi oleh tembok setebal tujuh sentimeter. Umumnya, cukup tebal untuk tidak mendengar suara apa pun, tetapi Yuna seakan bisa mendengar langkah kaki Morgan setiap waktu. Kali ini pun, Yuna dan Nara sudah menggelar kasur lantai mereka dan bersiap tidur, tetapi masih bisa mendengar kegaduhan di sebelah. “Apakah suamimu itu benar-benar akan tinggal di kontrakan sebelah?” Nara bertanya, penasaran. Dari suaranya, Morgan terdengar sibuk menata barang. Yuna tengah membaca sebuah buku dan mengangkat bahu acuh tak acuh. “Aku tidak tahu,” jawabnya seraya menatap lurus pada buku di hadapannya. Biasanya Yuna bisa melahap buku dengan cepat, tetapi kini terhitung sudah hampir setengah jam ia membaca halaman yang sama. Suara gaduh Morgan membuat Yuna tidak bisa fokus. “Kamu akan membiarkannya, Yuna? Sepertinya dia akan menurut kalau kamu mengusirnya,” ucap Nara. Yuna t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Celah Untuk Melindungi

    Yuna baru beranjak keluar dari kontrakannya dan berseru kaget karena tahu-tahu menemukan Morgan sudah berdiri tegap. Dia mengenakan setelan kerja lengkap. Terlihat jelas pria itu sengaja menunggu Yuna. Kini, Morgan membalikkan badan ke arah gadis itu dan mengangkat satu tangannya. “Selamat pagi, Tetangga,” Dia menyapa, “Kudengar kamu bekerja di perusahaan Ashley Group. Kebetulan sekali,” ucapnya. Entah mengapa, kini Yuna merasa amat curiga tiap kali Morgan menyebutkan kata kebetulan sekali. “Aku melalui jalan yang sama untuk bekerja. Bagaimana kalau kita berangkat bersama?” ucap pria itu. Lagi-lagi, Morgan mengatakannya dengan nada ramah seolah mereka bukanlah sepasang suami dengan segudang masalah, melainkan hanya tetangga normal. Yuna mengembuskan napas panjang. Jika Morgan bersikeras bersikap seperti ini, maka Yuna pun akan melakukan hal yang sama. “Maaf, aku terbiasa naik bis. Permisi.” Yuna mengukir senyum ramah yang terlihat kesal, kemudian melenggang pergi. “Bis past

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Ternyata Suami Kamu Super Kaya!

    “Morgan tinggal di sebelah gadis itu? Maksudmu, di tempat yang sangat kecil itu?” Dimas menanggapi panggilan telepon. Dahinya mengerut sempurna, nyaris tidak bisa mempercayai laporan yang baru saja ia dengar. “Benar, Tuan. Kemarin dia memindahkan beberapa barang ke sana dan pagi ini pria itu berangkat ke kantor dari kontrakan itu. Dia benar-benar mengawasi Yuna dua puluh empat jam. Kita tidak mendapatkan celah.” Demikian laporan yang ia dengar dari seberang telepon. Dimas mengurut pelipisnya yang terlihat kaku. Entah mengapa, Morgan selalu melakukan manuver yang tidak terduga dan sulit terbaca. Lebih parahnya, pergerakan pria itu selalu berhasil menghancurkan rencana Dimas yang sudah susah payah ia susun. Memanfaatkan hubungan yang merenggang, Dimas mencoba mengirim serangan kepada Yuna. Namun, kali ini tak tanggung-tanggung, Morgan sendiri yang turun langsung dan mengawasi gadis itu. Siapa yang menyangka, konglomerat di bidang penerbangan seperti pria itu rela tinggal di tempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sisi Lain Morgan

    Yuna tertegun melihat pemandangan di hadapannya. Di dalam kontrakan tersebut, terdapat beberapa barang milik Morgan yang jelas terlihat mewah dan berkualitas. Namun, bukan itu yang mengejutkan Yuna. Perhatian gadis itu terpusat pada satu-satunya barang yang terlihat kontras, yaitu tikar plastik tipis yang terbentang di lantai. … mungkinkah Morgan tidur di sini tadi malam?Yuna bertanya-tanya dan dugaan itu semakin diperkuat dengan keberadaan buku yang terlihat bekas digunakan sebagai bantal. Tanpa sadar, kaki Yuna tertarik untuk melangkah memasuki kontrakan itu. Entah mengapa, hatinya seakan mencelos membayangkan Morgan tidur di atas tikar tipis itu, sementara Yuna terlelap begitu nyenyak di atas kasur lantai yang diberikan pria itu. Gadis itu melanjutkan pengamatannya dan mencoba mempelajari kehidupan Morgan di tempat barunya. Dibanding kediaman lama pria itu, jelas kontrakan ini kalah jauh. Kamar mandinya begitu sempit, lemari dan barang-barang lainnya terlihat memenuhi ruang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kembali Pulang dan Sambutan Hangat

    “Kamu benar-benar akan melakukan ini, Yuna?” Nara bertanya. Gadis itu langsung terperanjat kaget setelah mendengar keputusan Yuna yang akan kembali ke kediaman Morgan. Nara berpikir Morgan yang akan menyerah lebih dahulu sebelum Yuna memutuskan untuk kembali. Yuna mengangguk sebagai jawaban.“Dia tidak akan pindah sebelum aku benar-benar menuruti permintaannya,” jawab Yuna, mulai memasukkan barang-barangnya. Ia kenal Morgan dan tahu seberapa keras kepala pria itu dan Yuna tidak akan tega membiarkan Morgan menjalani kehidupan seperti itu demi mempertahankan dirinya.“Bagaimana jika pria itu kembali menyakitimu?” tanya Nara, terlihat cemas. Pertanyaan itu sukses membuat pergerakan Yuna terhenti. Gadis itu tampak termenung karena pertanyaan Nara. “Ini adalah kesempatan terakhirnya,” jawab Yuna dengan raut serius, “Jika Morgan kembali melakukannya, aku akan meninggalkannya dan tidak pernah kembali.” Nara yang semula ingin memprotes seketika terdiam mendengar jawaban itu. Bukannya i

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kesempatan Terakhir

    “Maafkan aku, Nyonya, aku benar-benar tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi,” ucap Nita. Gadis itu telah tiba di sebuah restoran. Di hadapannya, sudah ada Lina yang duduk dengan gaya angkuh. Busana wanita itu terlihat modis dan mewah, tetapi raut wajahnya tampak terganggu. Oleh apalagi kalau bukan Morgan. “Kau yakin?” Lina bertanya dengan sengit. “Kau tidak mengatakan apa-apa kepada temanmu itu, bukan?” Nita menggelengkan kepala berulang kali. Wajahnya terlihat ketakutan. “Sama sekali tidak, Nyonya. Aku tidak pernah mengatakan apa pun, apalagi saat itu sedang tidak ada Nyonya Yuna. Aku hanya melakukan tugasku seperti biasa, Nyonya. Aku berani bersumpah,” ucap Nita dengan sungguh-sungguh. Matanya sudah berkaca-kaca berusaha meyakinkan Lina. Akhirnya, Lina mengembuskan napas panjang dan memejamkan mata sesaat. “Itu berarti, Morgan sudah membaca rencana kita,” ucapnya dengan tidak senang. Wajahnya terlihat terganggu. Mendengarnya, Nita menjadi pucat seketika. Matanya memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Always And Forever, Yuna

    “Apa yang terjadi padanya?” David bertanya seraya menghampiri Cindy dan Yuna. Pertanyaan itu ditujukan kepada Yuna yang sore ini terlihat begitu layu. Tak biasanya Yuna seperti ini. Bahkan setelah memeriksa puluhan pasien, wanita itu masih memiliki cukup stamina. “Sudah dua hari dia ditinggal suaminya.” Cindy menjelaskan. Menatap iba pada sahabatnya yang kini terlihat seperti zombie. “Bukankah seharusnya dia kembali kemarin?” tanya Cindy lagi. Terhitung sudah sebulan semenjak Yuna menikah dengan Morgan. Wanita itu masih diizinkan untuk bekerja. Namun, keduanya justru tidak sering bertemu. Tak seperti saat masa pendekatan dahulu, Morgan bisa memanggil Yuna sesuka hati. Kini, bahkan pria itu amat jarang terlihat di rumah sakit. Membuat Yuna hanya bisa bertemu dengannya saat malam dan pagi hari. Bahkan, kali ini terhitung sudah dua hari ia tak bertemu Morgan dan seluruh energinya seakan menghilang. Yuna tak pernah seperti ini sebelumnya. “Tiba-tiba dia harus mengadakan pertemu

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Awal Yang Baru

    Bunyi gerendel digeser menyambut masuknya seorang pria berompi dan berpakaian oranye. Kedua tangannya diborgol dan raut wajahnya terlihat lesu sekaligus tak terawat. Orang-orang yang melihatnya tak akan menyangka jika pria berpakaian tahanan penjara itu pernah menjadi direktur utama perusahaan bergengsi. Morgan sudah menunggu di kursi dan begitu sang paman mengangkat kepala untuk melihatnya, pria itu bergegas menghampiri Morgan. “Kau datang untuk melepaskanku, ‘kan? Kau datang untuk mencabut tuntutan itu, ‘kan, Morgan?” sergah Dimas dengan penuh harap. Sudah genap lima hari dia dipenjara dan penampilan Dimas terlihat jauh lebih buruk. Tak ada lagi bekas perkelahian. Kumisnya tumbuh dengan cepat, matanya sayu, dan kulit wajahnya terlihat kusam. Dari apa yang dilaporkan oleh jaksa, Dimas dituntut lima belas tahun penjara atas tuduhan penggelapan dana dan penyuapan yang dia lakukan, ditambah tiga tahun lagi atas percobaan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Yuna. Morgan sudah be

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    The First Night

    Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Wedding Days

    “Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Penyesalan Terbesar

    “Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Sebuah Permintaan Terakhir

    Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Amarah dan Kasih Sayang

    Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Pria Berengsek

    “Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka

  • Pernikahan Kontrak Satu Milyar    Kehidupan tanpa Nhonha

    Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i

DMCA.com Protection Status