All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 61 - Chapter 70

202 Chapters

Tertangkap Basah

“Kau yakin baik-baik saja, Delvin?” Yuna bertanya setelah keluar dari mobil pria itu. Hari ini, lagi-lagi keduanya harus pulang terlambat karena pekerjaan. Keseharian sebagai CEO jauh lebih padat daripada menjadi pengacara. Mau tidak mau memaksa keduanya untuk pulang lebih larut dari biasanya. Hal menjadi lebih rumit saat sopir Delvin tidak bisa bekerja hari ini. Karena larut, Delvin menawarkan tumpangan untuk gadis itu dan sepanjang perjalanan, Yuna menyadari kondisi tubuh Delvin yang terlihat tidak baik. Kali ini pun, dia terlihat begitu pucat dan keringat dingin membasahi pelipisnya. Delvin mengangguk beberapa kali. “Aku baik-baik saja,” ucapnya. Namun, pandangan pria itu menjadi semakin kabur hingga ia harus berkedip beberapa kali untuk menatap jalan di depannya. Bahkan, sekarang Yuna terlihat terbelah dua dalam pandangannya. Yuna bertambah cemas saat menyadari hal itu. “Kau harus beristirahat, Delvin. Ada Nara di rumah, bagaimana jika kau beristirahat beberapa menit sebelu
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Yuna Bersikap Dingin

Morgan menjadi lebih banyak diam. Delvin masih berada di sana, tetapi Morgan membisu seribu bahasa hingga Delvin baru meninggalkan tempat itu menjelang pukul sepuluh. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik dan Yuna mengantarnya sampai ke dekat mobil. Sementara itu, Morgan memperhatikan keduanya dengan saksama. “Hati-hati di jalan,” tutur Yuna seraya mengulas senyum hangat. Delvin mengangguk dan balas tersenyum. Tatapannya berubah saat ia menyadari Morgan yang tengah memandang mereka sejak tadi. Satu ide terbesit dalam pikirannya. Ia menutup pintu mobil yang sudah dibuka, kemudian berjalan mendekati Yuna. Yuna menatap dengan heran, tetapi Delvin terus mendekat hingga berhasil memaku jarak satu langkah di depan gadis itu. “Sampai bertemu besok di kantor,” ucapnya seraya menepuk puncak kepala Yuna dua kali. Mata Morgan langsung membelalak. Jika bisa, ia ingin melangkah maju dan meninju wajah menjengkelkan Delvin. Sayangnya, Morgan tidak bisa dan kini pria itu menatap sekitar deng
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Memancing Amarah

Selama dua bulan, Morgan hidup bagaikan dicekat tali di lehernya. Kini, saat yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ia akan segera bertemu Yuna dalam tampilan seorang sekretaris. Perusahaan Ashley Group dan perusahaan penerbangan milik Morgan akan kembali bertemu untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi pesawat dan bahan bakar. Morgan telah menunggu seperti mayat hidup untuk waktu ini. Pagi ini, ia bangun lebih pagi dan bersiap serapi mungkin. Ia mengenakan jas yang baru datang dari penjahitnya di Eropa pagi ini. Pria itu bahkan melakukan perawatan rambut ekstra. Siapa yang tahu, Yuna mungkin akan kembali terpesona setelah melihat dirinya yang begitu tampan. Sepanjang perjalanan, Morgan tidak berhenti mengulas senyum, persis seperti anak kecil pada hari pertamanya sekolah dan Benny hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum maklum melihat sikap bosnya. Sayangnya, seluruh penantian dan kesenangannya harus sirna saat ia menyaksikan hanya Delvin yang memasuki ruangan
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Morgan Sakit Parah

Morgan benar-benar tidak pernah datang. Sopir kiriman pria itu masih rutin datang untuk mengantar dan menjemput Yuna. Gadis itu juga masih mendapati setangkai bunga di dalam, tetapi ia tak pernah lagi menemukan mobil Morgan di area rumahnya. Tidak pula pesan dari pria itu. Kini, sudah hampir genap satu minggu dan Yuna mulai khawatir. Takut sesuatu terjadi pada pria itu. Gadis itu memandangi ponselnya berulang kali, menimbang-nimbang apakah ia harus menelepon Benny untuk mencari tahu kabar Morgan. Namun, jelas hal itu akan mempertaruhkan harga dirinya. “Jangan coba-coba menghubungi pria itu.” Suara Nara tiba-tiba terdengar. Membuyarkan Yuna dari lamunan. “Mana mungkin aku menghubunginya?” jawab Yuna, bertolak belakang dengan keinginannya sendiri.Nara mendengkus dan memutar bola matanya. “Terlihat jelas kalau kamu khawatir sama pria itu dan berniat menghubunginya,” terka Nara yang hebatnya sangat tepat. Tok tok tok Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu dan Yuna menoleh secepat
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Terpojok

“Dasar bocah tengik!” Kakek Morgan mengumpat. “Berani-beraninya kau!” Bagaikan tersambar petir di siang bolong, raut wajah Morgan yang semula datar seketika menjadi waspada. Ia menatap ke arah Dimas yang kini duduk dengan tenang seolah puas telah menembak musuhnya. Sial. “Tidak heran jika aku melihat Yuna pulang ke rumah yang berbeda,” lanjut Viviana, setengah berbohong. Semua informasi yang ia dapatkan berasal dari Nita dan dia benar-benar puas setelah menyerang Morgan tepat di depan kakeknya. “Apakah itu benar, Morgan?” Katherine ikut bertanya. Namun, kontras dengan kakeknya, wajah wanita itu justru terlihat senang. “Itu bohong, ‘kan? Kau tidak benar-benar berpisah dengan Yuna, bukan?” William membuka suara dengan setengah terkejut. Pelipisnya terlihat kaku saat menatap serius ke arah putranya. Morgan benar-benar terpojok sekarang. Ia sudah cukup frustrasi memikirkan Yuna. Kini, posisinya ikut terancam karena kesalahannya sendiri. Pria itu berkedip cepat dan berusaha mengenda
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Yuna Dalam Bahaya

“Hanya ada waktu tiga bulan tersisa sebelum Morgan diresmikan menjadi pewaris tunggal. Pastikan kau sudah membereskannya sebelum waktu itu. Lebih cepat lebih baik.” Begitu pesan yang Dimas kirim kepada orang suruhannya, Zul. Ini bukan kali pertama Dimas meminta bantuan Zul. Bagaikan hubungan yang saling menguntungkan, Dimas telah beberapa kali meminta bantuan Zul untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor. Sebagai gantinya, Dimas akan memberikan bayaran yang tidak main-main kepada pria itu. Sebelumnya, Zul pernah membantu Dimas mengambil alih sebuah proyek. Tidak sulit. Zul hanya menyiramkan air keras kepada lawan bisnisnya dan membuat pria itu diopname selama beberapa hari. Kini, Zul menyeringai senang begitu membaca pesan dari Dimas dan dia langsung meluncur ke lokasi.Meski Dimas memberi waktu tiga bulan, Zul lebih senang melakukannya secepat mungkin. Lebih cepat ia menyelesaikan tugas kotor itu, semakin cepat ia mendapatkan bayarannya. Tidak perlu tiga bulan, tiga hari pun ia ma
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Penyelamat Tampan

Beberapa saat sebelumnya ….BRUK! Tubuh Yuna seakan mematung saat motor itu melaju kencang ke arahnya dan tiba-tiba seseorang menarik tubuhnya dengan satu tarikan kencang ke sisi jalan. Hingga begitu ia membuka mata, Yuna mendapati dirinya telah berada dalam dekapan seseorang. Yuna refleks melangkah mundur. Wajahnya masih terlihat syok dan ia secara naluriah meraba perutnya dengan gelisah. “Bayiku …. Bayiku ….” Ia meracau panik dan melakukan pemeriksaan cepat. Tidak ada pendarahan, tidak ada rasa sakit apa pun, hanya detak jantungnya yang bertalu-talu hingga Yuna bisa merasakannya dengan amat jelas. Gadis itu lantas memejamkan mata dan mengembuskan napas panjang penuh kelegaan. Hampir saja. Telat sedetik saja, Yuna mungkin sudah berbaring di sisi jalan dengan darah di sekitarnya sekarang. “Terima kasih sudah menolong …. Morgan!?” Mata Yuna membelalak tidak percaya. Sosok yang berdiri dengan dada tegap di hadapannya tidak lain adalah Morgan. Pria itu berdiri tegak, tanpa bantuan
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Istri Rahasia

Kamar Dimas masih diliputi ketegangan setelah mendengar laporan dari Zul. Pria itu tertegun, sementara Lina memperhatikan dengan gusar. Meski telah mendekat ke arah ponsel itu, Lina masih tidak dapat mendengar apa pun, tetapi wajah suaminya tiba-tiba terlihat kaku. Lina cukup yakin ini adalah jawaban dari firasat buruk yang terus menghantuinya. “Apa maksudmu?” tukas Dimas dengan tidak sabar. Ia tidak peduli sekalipun Zul masih berada di jalanan. “Morgan menyelamatkan Yuna? Tidak mungkin!” sergah Dimas. Jantung Lina seakan berhenti berdetak. Wajahnya menjadi pucat pasi dan dia langsung duduk lemas di sisi sang suami. Tangannya refleks memegangi dadanya yang kini terasa berat untuk bernapas. “Itu benar-benar terjadi!” ujar Zul di seberang telepon. Dia meninggikan suaranya untuk mengalahkan bising lalu lintas dan nada bicaranya terdengar sama terkejutnya. “Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!” Dimas mengusap wajahnya kasar, kemudian menggeleng tidak percaya. Ia menja
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Jangan Membantahku

Morgan menatap lurus ke arah Yuna. Sorot matanya terlihat dingin dan kecewa. Bagaimana tidak. Morgan sudah memberikan informasi dengan begitu jelas dan meminta Yuna untuk bersiap, tetapi kini apa yang ia lihat justru Yuna masih dalam tampilan rumahannya. “Bukankah aku sudah mengingatkanmu tadi malam?” Morgan bertanya. Suaranya terdengar lebih berat, seakan ia berusaha menyembunyikan kekecewaan dan kekesalannya. Yuna mengangguk dan menelan saliva untuk mengumpulkan keberanian. “Aku tidak pernah bilang aku setuju untuk datang,” kilah gadis itu. Morgan mendengkus pendek dan berkacak pinggang. Ia benar-benar tidak menyangka dengan jawaban Yuna yang tidak mendengarkannya sedikit pun. “Masih ada waktu. Aku akan memberimu waktu tiga puluh menit untuk bersiap,” ucap Morgan, mencoba menempuh cara lain. Akan tetapi, Yuna menggelengkan kepala. Pandangannya terus tertuju ke arah lain seakan enggan menatap Morgan. “Aku tidak bisa melakukannya, Morgan,” jawabnya lirih. Raut wajah Morgan m
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Tidak Bisa Berkutik

Yuna tidak bisa menjawab. Bibirnya sudah terbuka, tetapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Gadis itu hanya bisa terisak dan ikatan kuat seakan mencekik lehernya. Morgan mengembuskan napas panjang, kemudian melepaskan dekapan itu perlahan. Namun, pria itu tidak benar-benar membiarkan Yuna pergi. Ia mengambil napas panjang yang tersendat dan bahunya menurun dengan melihat mata Yuna yang berurai air mata. “Maaf,” gumam Morgan, tangannya kini berpindah pada sisi telinga Yuna dan mengusap air mata gadis itu perlahan. “Maaf, aku membuatmu menangis,” ucap pria itu dengan serius. Yuna menelan saliva kelat. Dalam jarak ini, ia bisa melihat raut wajah Morgan dengan begitu jelas. Napas pria itu diliputi rasa bersalah dan terlihat rapuh. Hingga pandangan itu turun dan berhenti pada bibir Yuna. Perlahan, Morgan memajukan wajahnya. Cengkeraman Yuna pada kemeja pria itu bertambah kencang, tetapi ia tidak memprotes hingga Morgan memiringkan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. S
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status