All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 41 - Chapter 50

202 Chapters

Rahasia Delvin

Bara dan Yuna sontak menoleh. Keduanya terkejut karena tahu-tahu Delvin sudah berada tepat di belakang mereka. Tak ada seorang pun yang mendengar gerak-gerik pria itu memasuki ruangan. “De—Delvin, sejak kapan kau datang?” Bara terhenyak kaget. Wajahnya yang semula ramah kini memucat dengan cemas. “Tenang saja, aku tidak berbuat apa-apa. Aku hanya berbicara dengan sekretarismu. Dia sangat cantik,” lanjut Bara dengan suara gugup. Wajah Bara terlihat lebih tua dari Delvin dan tinggi badannya pun beberapa senti lebih tinggi, tetapi Bara seakan langsung tunduk melihat Delvin. Delvin mengernyitkan alis dan memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku. “Kalau begitu, kalian sudah selesai, bukan?” tukas Delvin. “Sekarang, keluar dari ruangan saya,” titah pria itu. Tanpa menunggu Bara menjawab, Delvin sudah mendorong paksa tubuh pria itu ke arah pintu keluar. “Tunggu, Delvin—”“Kau mengganggu sekretaris saya saat bekerja,” jawab Delvin seraya terus mendorong Bara. “Jangan lupa permint
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Cemburu

Ini bukan kali pertama Yuna mendatangi sebuah pesta makan malam. Dia pernah melakukannya bersama Delvin. Akan tetapi, ini kali pertama Yuna mendatangi pesta makan malam bersama Morgan dan hal itu membuat Yuna merasa lebih gugup dari biasanya. “Ayo pergi,” ajak Morgan. Yuna yang bertugas mendorong kursi rodanya, tetapi wanita itu justru terdiam. Perlahan, Yuna pun mendorong kursi rodanya ke arah pesta makan malam. Sesuai dugaan, beberapa orang langsung berhenti bicara dan memusatkan perhatian ke arah mereka. Tidak heran. Acara seperti ini menjadi ajang berkumpul orang-orang hebat di bidangnya dan konglomerat. Mereka terlihat menakjubkan dengan penampilan dan reputasi mereka. Kini, tiba-tiba ada seorang pria lumpuh yang duduk di kursi roda dan memaksakan untuk datang. Harus Morgan akui, kerap kali ia merasa muak dengan pemandangan ini. Memangnya apa yang salah dari seorang pria lumpuh? Semua orang melihatnya seakan pertama kali menyaksikannya. Namun, kali ini Morgan menegakkan pun
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Membujuk Istri Yang Merajuk

Yuna tak mengucap sepatah kata pun sepanjang perjalanan. Gadis yang semula selalu memberondong pertanyaan tentang Morgan ataupun kesehariannya kini seakan menjadi membisu. Suasana di dalam mobil pun menjadi begitu canggung. Morgan sudah mencoba memberi pancingan dengan menanyakan satu dua hal, tetapi Yuna hanya memberikan jawaban singkat berupa ya atau bahkan dehaman semata. Kini, saat mobil itu berhenti di depan pelataran menuju pintu masuk, Yuna memang membantu Morgan turun dari mobilnya. Namun, gadis itu langsung meninggalkan suaminya begitu saja di tengah jalan, memilih untuk berjalan sendiri ke kamarnya dengan acuh tak acuh. Morgan berpapasan dengan Lastri yang juga terlihat bingung dengan kelakuan nyonya besarnya, tetapi Morgan menggeleng samar dan mulai mempercepat kursi rodanya. “Yuna.” Morgan memanggil, berusaha melalui tangga khusus untuknya menuju lantai dua untuk mengejar sang istri, “Apa yang terjadi padamu?” “Pikirkan saja sendiri,” jawab Yuna sembari melangkah mem
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

Perubahan Yang Kentara

Morgan merasa jauh lebih ringan dan bahagia pagi harinya. Terlebih, saat ia mendapati Yuna masih tertidur di sisinya. Seharusnya ia sudah bersiap-siap sekarang. Namun, Morgan sengaja menghabiskan waktu beberapa menit lebih lama untuk mengamati wajah polos Yuna. Kulit wajah Yuna memang tidak mulus dan bersinar seperti porselen, bahkan dia tidak terlepas dari warna yang tidak rata. Namun, entah mengapa pagi ini gadis itu terlihat benar-benar cantik jelita. Dan, Morgan yakin, jika Yuna rajin merias diri, wajahnya akan terlihat jauh lebih cantik. Morgan mengecup pipi Yuna satu kali, kemudian beranjak bangun dan memanggil Calvin untuk membantunya bersiap. Perubahan pada diri Morgan turut disadari oleh Calvin dan Benny. "Ma—maafkan saya, Tuan. Jalan di dekat rumah sangat macer karena ada perbaikan." Benny cepat-cepat menjelaskan begitu tiba.Terhitung hampir lima menit pria itu meleset dari jam yang diminta Morgan. Kini Benny menundukkan kepala dan sudah ketar-ketir khawatir Morgan aka
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Pria Bodoh

“Kau benar-benar sudah gila, Delvin!” Suara Bara terdengar tepat setelah pria itu membuka pintu dengan tergesa. Tanpa permisi, pengacara muda itu melangkah cepat memasuki ruang kerja Delvin. Beruntung, Delvin tengah memerintah Yuna untuk mencetak beberapa berkas di ruangan lain dan hanya ada dirinya seorang di kantornya itu. “Kamu yang gila,” jawab Delvin dengan raut serius dan suara datar, “Baru masuk langsung teriak-teriak.” Pria itu tengah mengenakan kacamata dan fokus membaca rangkuman dokumen kasus yang ia tangani saat tahu-tahu pengacara muda itu merangsek masuk. “Tidak.” Bara menggelengkan kepala berulang kali. “Kali ini, beneran kau yang gila, Delvin! Bisa-bisanya kau jatuh hati pada gadis yang sudah memiliki suami!” sergah Bara terang-terang. Wajah dan gesturnya terlihat tenang sejak tadi dan Bara telah mencoba menghubungi Delvin sejak semalam untuk menanyakannya, tetapi pria itu seperti biasa mengabaikan pesan dan panggilannya. Mendengar itu, tangan Delvin seketika be
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Satu Kejutan

Yuna pernah melihat pemandangan yang jauh lebih buruk. Beberapa bulan lalu, ia melihat Sean, kekasihnya sendiri, bersama gadis lain di kamar hotelnya. Namun, rasa sakit yang muncul saat itu tidak sehebat ini. Ratusan jarum terasa menusuk jantungnya dan dunia Yuna seakan runtuh saat itu juga. Seharusnya Yuna maju dan langsung menghajar wanita itu dengan tasnya. Namun, otot di sekujur tubuhnya seakan membeku dan tidak bisa diajak bergerak maju. Seakan memiliki firasat sedang diperhatikan, tahu-tahu gadis itu melepas cumbuannya dan menoleh. Saat itu, Yuna segera memutar tubuh dan kakinya seakan berjalan sendiri menjauhi tempat itu. Langkah Yuna terhenti saat menemukan Delvin masih berada di koridor itu. Pria berambut hitam itu seketika menegakkan punggung dengan terkejut melihat Yuna yang sudah berlinang air mata. Pria itu bergegas menghampirinya. “Apa yang terjadi?” tanya Delvin dengan cemas. Kedua tangannya refleks hendak meraih bahu ringkih Yuna, tetapi satu suara dalam pikiran
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Yuna Berubah

Hari Minggu itu seharusnya bisa Morgan manfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama Yuna sepanjang hari. Namun, perasaannya masih diliputi kecurigaan dan rasa tak senang saat tahu Yuna diantar Delvin tempo hari. Di luar dugaan, Yuna menunjukkan raut masam yang sama saat keduanya duduk di meja makan untuk sarapan. Gadis itu kembali menjadi hening dan tidak menatap Morgan sedikit pun. “Bagaimana kamu pulang kemarin?” Pertanyaan Morgan berhasil memecahkan dinding di antara mereka. “Delvin.” Yuna menjawab, singkat dan jujur. Entah mengapa, kejujuran itu sedikit melegakan Morgan, tanda bahwa gadis itu tidak menyembunyikan apa pun darinya. “Seharusnya kamu menghubungiku. Aku akan mengirim sopir untukmu.” Morgan berkata lagi. Yuna tidak banyak bereaksi dan wajahnya masih datar menatap makanan di hadapannya. “Kamu tidak bisa dihubungi,” jawab gadis itu singkat. Alasan itu membuat Morgan kian tak bisa menyalahkannya. Seharusnya Morgan yang memprotes karena gadis itu kembali bersama pria
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Mengundurkan Diri

Bukannya semakin tenang, pikiran Yuna justru bertambah cemas setelah menyaksikan semuanya. Kini, ia berada di tengah persidangan, tetapi pikirannya justru melayang ke tempat lain hingga kesadaran Yuna baru kembali saat semua orang di ruang sidang bertepuk tangan. Ia berkedip cepat dan menyadari jika Delvin telah berhasil memenangkan persidangan itu. Kini, pengacara itu tengah berjalan di antara para hadirin yang berdiri. Yuna cepat-cepat menyusulnya. “Selamat, Pak. Bapak kembali berhasil memenangkan pengadilan,” ucap Yuna, kembali berkumpul dengan bosnya itu. “Saya menang, tetapi sepertinya kamu tidak terlihat senang,” komentar Delvin, menatap lurus ke arah Yuna. Beberapa kali dalam sidangnya, Delvin sempat melihat Yuna yang duduk di bangku penonton dan gadis itu hampir melamun sepanjang waktu.“Ma—maaf,” ucap Yuna, merasa canggung sekaligus malu karena tertangkap basah. Delvin meraih satu botol air mineral yang disediakan untuknya dan memberikannya kepada Yuna. “Apakah masala
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Kepercayaan Yang Goyah

“Apakah Morgan belum kembali?” Yuna bertanya kepada Nita. Hari ini, Yuna pulang terlambat karena harus membereskan sisa pekerjaannya dengan Delvin. Gadis itu baru kembali mendekati pukul tujuh, tetapi belum mendapati pria itu di rumahnya. Gadis itu menggelengkan kepala. “Belum, Nyonya.” Yuna mengembuskan napas panjang dan mengedarkan pandangan ke sekitar dengan cemas. Belakangan ini, Morgan memang sering pulang terlambat. Dahulu, Yuna yakin hal itu disebabkan pekerjaannya. Kini, setelah kedatangan Evelyn, pikiran Yuna menjadi terpecah. “Kalau begitu, aku akan ke kamar mandi dahulu,” ucap Yuna. Dia menaruh ponselnya di meja makan, kemudian beranjak ke arah kamar mandi. Nita melanjutkan pekerjaannya dan tak lama setelah Yuna memasuki kamar mandi, ponselnya berdering tanda pesan masuk. Awalnya, Nita mengabaikan, tetapi ponsel itu kembali berdering hingga Nita mulai penasaran. Rupanya dari Morgan. “Ibu mengajakku bertemu hari ini.” “Aku akan pulang terlambat.” Nita melirik ke ar
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Rahasia Evelyn

“Anda baik-baik saja, Tuan?” Sopir Morgan bertanya dari tempat duduknya. Mereka telah berada di dalam kendaraan yang melaju di jalan raya, tetapi raut wajah Morgan masih terlihat terganggu.Ia tidak heran jika ibunya akan berpihak pada Evelyn, bahkan terang-terangan meminta Morgan untuk berpihak pada Evelyn. Kini, hatinya berdenyut nyeri tiap kali membayangkan Yuna berada di tempatnya. Seorang diri. Tanpa ada seorang pun yang membelanya. Mengabaikan pertanyaan sang sopir, Morgan mengembuskan napas panjang dan melirik ponselnya. Masih tidak ada jawaban dari gadis itu. “Berhenti,” titah Morgan secara tiba-tiba. Mereka berada tepat di depan sebuah toko yang menjual roti dan makanan manis. Entah mengapa, pikirannya langsung tertuju pada sang istri. Morgan belum pernah membawakan sesuatu untuk Yuna. Akhirnya, pria itu benar-benar membeli satu. Terlepas dari berbagai masalah yang mengancam pernikahan mereka, Morgan memasuki kediamannya dengan wajah berseri. Kebetulan sekali, sang is
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more
PREV
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status