Home / Rumah Tangga / Pernikahan Kontrak Satu Milyar / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Chapter 191 - Chapter 200

202 Chapters

Kembalinya Sang Pewaris

Seperti pangeran yang lama tidak kembali ke istananya, kini Morgan muncul di hadapan mereka dengan wajah dan perangai yang lebih berwibawa. Beberapa anggota keluarga itu seketika terlihat senang menyambut kedatangan salah satu putra emas mereka. Sementara itu, wajah Dimas dan Lina justru terlihat tegang sekaligus pucat. Seperti disambar petir di siang hari, keduanya tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Seharusnya Morgan sekarat, berdarah-darah, dan dilarikan ke rumah sakit sekarang. Mengapa pria itu justru muncul di hadapan mereka semua tanpa lecet sedikit pun? Morgan berdiri dengan tegak, kemudian menunjukkan gestur hormat kepada sang kakek dan keluarga yang lebih tua darinya. “Maaf karena saya datang terlambat. Ada gangguan kecil di perjalanan.” Morgan berkata dengan nada sopan, kemudian melirik ke arah Dimas seakan tengah menyindir pria itu yang menjadi penyebab ‘gangguan’ itu. “Tidak masalah! yang penting kamu datang,” ucap Katherine, kemudian langsung berdiri dan men
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Pembalasan

“Apa katamu?” Alis Dimas menukik tajam dan wajahnya seketika dipenuhi rasa kesal yang terpendam. Morgan masih menatap lurus ke arahnya. Iris hitam pria itu terlihat sulit untuk dibaca. “Aku tidak akan merebut apa pun darimu,” Morgan bergumam lagi, “Kau sendiri yang akan menemui kehancuran, Paman,” tuturnya. Jantung Morgan sudah bertalu-talu. Tiap kali melihat wajah angkuh Dimas, ia kembali teringat akan narasi Nita dan hal itu membuat Morgan ingin menghajarnya habis-habisan sekarang juga. Akan tetapi, rencananya akan hancur berantakan jika Morgan melakukan itu sekarang juga. Mendengar itu, Dimas justru tergelak. Pria itu tergelak begitu keras hingga kesulitan bernapas. “Sepertinya, kau masih belum mengerti keadaannya,” ucap Dimas, “Sekarang, aku tidak seperti dulu, Keponakanku. Aku berada di langit, sementara kau berada di lumpur. Kini kau berusaha mengotori singgasanaku? Jangan bermimpi!” sergah Dimas dengan seringai ganas di wajahnya. Morgan tidak terpancing. Raut waja
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Calon Ibu Mertua

Beberapa saat sebelumnya …. Dewi menatap gedung rumah sakit di hadapannya dengan sorot setengah takjub.Meski memiliki anak seorang dokter, Dewi sangat jarang mendatangi rumah sakit. Selama ini, wanita itu jarang sakit dan hanya dirawat seorang diri. Dewi lebih senang menghindari rumah sakit selagi ia bisa. Namun, kali ini ia memberanikan diri untuk mendatangi rumah sakit demi menemui sang putri. Yuna belum datang berkunjung beberapa minggu ini. Sekalipun wanita itu rutin menghubunginya melalui telepon, Dewi ingin melihat sang putri secara langsung. Untuk itu, ia memutuskan untuk mengunjungi Yuna meski hanya sebentar. “Saya ingin bertemu dengan Dokter Yuna,” ucap Dewi kepada seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis. Wanita itu berkedip bingung dan menatapnya dengan sorot tak mengerti. “Dokter Yuna?” Dia bertanya, “Ah, maksud Anda Dokter Mira?” Kini, giliran Dewi yang berkedip bingung. Mira memang nama sang putri, tetapi ia ataupun Yuna sangat jarang menggunakannya. Apak
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Kehidupan tanpa Nhonha

Semuanya menjadi kacau. Dengan amat hati-hati, Morgan berusaha membereskan kekacauan dan merangkai situasi sempurna agar mereka benar-benar bisa menikah. Kini, tepat setelah kasus sang putra berhasil tuntas, Yuna justru lepas dari genggamannya. Dewi terlihat sangat kecewa dan marah terhadap mereka. Ia tak mendengarkan Morgan sedikit pun dan langsung membawa Yuna pergi. Persis seperti lima tahun lalu. Kini, wajah Morgan terlihat pucat dan tak bersemangat meski ia telah berhasil mencapai tujuannya. “Pagi ini, Paman Anda akan menjalani pemeriksaan pertama, Tuan. Ketua eksekutif perusahaan DreenCo juga ikut terseret—” Laporan Benny terhenti saat pria itu menyadari Morgan terlihat tidak fokus. Pria itu tidak mendengarnya sedikit pun. Iris hitamnya terlihat kosong, tampak jelas pikiran Morgan tak berada di sana. “Bagaimana kondisi Nyonya Yuna, Tuan?” Benny mengganti topik pembicaraan. Mendengar itu, Morgan berkedip satu kali dan seketika jiwanya seakan kembali ke tubuh pria i
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Pria Berengsek

“Kau sudah memeriksa seluruh CCTV di sana?” Morgan bertanya melalui telepon. Pria itu telah berada di mobilnya dan mengenakan sebuah earphone. Sejak tadi, ponselnya tak berhenti menghubungi ke sana kemari. Jika benar Dimas berperan dalam hilangnya Yuna, maka Morgan harus bertindak secepat mungkin. Kali ini, Morgan kembali meminta bantuan Bara dan Erik. “Sudah, Tuan, dan memang benar Nyonya Yuna tengah berangkat bekerja saat sebuah mobil hitam mendekatinya. Tapi, pria itu tidak melakukan apa-apa.” Bara memberitahu. Alis Morgan mengernyit seketika. Pria itu terlihat tidak kesulitan membagi konsentrasi antara setir kemudi di depannya dengan percakapan di telepon itu. “Apa maksudmu?” sergah Morgan. “Dia tidak memukul atau menyeret Nyonya Yuna. Pria di dalam mobil sepertinya mengajak Nyonya Yuna bicara, kemudian Nyonya Yuna memasuki mobil itu tanpa paksaan.” Bara menjelaskan sembari menatap layar komputer yang menampilkan hasil rekaman CCTV salah satu toko terdekat. Morgan membungka
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Amarah dan Kasih Sayang

Benny kewalahan saat mencoba menahan tubuh sang bos. Wajah Dimas sudah babak belur dan berdarah. Pria itu benar-benar akan habis di tangan Morgan andai tak ada satu pun orang yang menghentikan. Selama ini, Morgan selalu menahan diri dan tak sekalipun menggunakan kepalan tangannya. Namun, sebagai orang terdekatnya, Benny tahu bahwa sekali Morgan memukul seseorang, pria itu bisa benar-benar kritis. “Hentikan ini, Tuan. Anda bisa membunuhnya!” Benny berkata dengan tegas. Iris hitam Morgan masih dikuasai oleh kemarahan. Seakan suaranya tak dapat mencapai akal sehat Morgan. Sementara itu, Dimas berhasil kembali berdiri. Wajahnya terasa berdenyut sakit dan amarah juga menguasai dirinya. Ia menatap lurus ke arah Morgan, kemudian menyeringai tipis. Hal itu membuat kegeraman Morgan semakin meledak-ledak. “Brengsek!” sergah Morgan, kemudian kembali merangsek maju. Kekuatannya begitu besar hingga berhasil menembus pertahanan Benny. Ia melangkah cepat mendekati Dimas dan kembali men
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Sebuah Permintaan Terakhir

Morgan dan Yuna mempersiapkan dengan lebih matang kali ini. Tidak seperti pernikahan pertama mereka yang dilakukan secara mendadak, tertutup, dan setengah hati. Kali ini Morgan benar-benar mencurahkan pikirannya dengan maksimal. Di sela-sela kesibukan pria itu dalam menjalankan dua perusahaan sekaligus, Morgan masih mencicil keperluan dan menggali informasi untuk vendor pernikahan yang sesuai. Kemarin, Morgan dan Yuna telah memilih sebuah aula tempat pernikahan akan digelar. Tempatnya berada di luar ruangan di kawasan elite yang khusus untuk menggelar pernikahan. Awalnya, Yuna tampak ragu, khawatir perayaan itu akan terlalu banyak. Namun, Morgan berkata mereka hanya akan melakukannya satu kali dan tentu hal itu harus sempurna. Kali ini, pria itu baru selesai rapat dan berjalan beriringan dengan Benny menuju mobil. “Kau sudah membayar untuk tempat kemarin?” Morgan bertanya kepada sekretarisnya. Benny mengangguk satu kali. “Sudah lunas dan tanggal itu dipersiapkan hanya u
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Penyesalan Terbesar

“Morgan menemui Ibu?” Yuna bertanya dengan raut wajah penasaran. Sesuai janji, Morgan dan Yuna sepakat untuk bertemu setelah Yuna selesai bekerja. Kini, setelah Yuna datang ke ruangan pria itu, Morgan justru tidak ada di ruangannya. Benny mengangguk satu kali. “Benar, Nyonya. Setelah rapat selesai, tiba-tiba Nyonya Dewi mengajak Morgan untuk mengobrol,” tutur pria itu. Alis Yuna mengernyit bingung. Dewi tak mengatakan apa pun kepadanya. “Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?” Yuna bertanya lagi. Sayangnya, Benny menggelengkan kepala. “Tuan Morgan tidak memberitahu apa pun kepada saya, Nyonya,” lanjut pria itu. Yuna mengangguk mengerti dan meminta Benny untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yuna akan menunggu di ruangan Morgan. Wanita itu sudah mencoba menghubungi Morgan, tetapi tidak mendapat jawaban apa pun. Hingga selang beberapa menit, pintu terbuka dan Yuna refleks berdiri. Akan tetapi, alih-alih Morgan, ia justru mendapati sosok Katherine yang berdiri di ambang pintu.
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Wedding Days

“Maksudmu, Morgan akan menikah? Cucuku akan segera menikah!?” Kakek Morgan berseru tegas. Pria tua itu tengah membaca di ruang baca saat salah seorang pelayan datang dan membawakan surat undangan. Matanya nyaris terbelalak keluar saat melihat nama sang cucu di sana. “Itu benar, Tuan Besar. Sepertinya, Tuan Morgan merahasiakan hal ini dari keluarga besar.” Pelayan sekaligus asisten pribadinya itu menjelaskan. Mendengarnya, raut wajah pria itu itu menjadi campur aduk. Senang dengan kabar menggembirakan ini sekaligus setengah kesal karena dirahasiakan dari peristiwa penting seperti ini. “Bocah tengik!” umpatnya, “Berani-beraninya dia merencanakan pernikahan ini tanpa sepengetahuanku. Siapa pengantin wanitanya?” sergah pria tua itu. “Dia—” “Tentu saja calon istriku.” Satu suara menyela. Kakek Morgan, Louis, dan asistennya refleks menoleh ke arah sumber suara. Di ambang pintu, sudah berdiri Morgan dengan Yuna di sisinya. Raut wajah pria itu terlihat penuh semringah. “Tentu saja
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

The First Night

Sekujur tubuh Yuna seketika bereaksi mendengar suara Morgan. Ia menelan saliva dengan gugup. Bahkan lehernya terlihat kaku saat Yuna menoleh perlahan ke arah Morgan. “A … apa?” tanya wanita itu seraya berkedip canggung. Pria itu tersenyum tipis dan menegakkan tubuhnya. Satu tangannya masih berada di dalam saku, sementara sudut bibir Morgan tertarik membentuk senyum miring. “Kakek sudah menyiapkan ini semua. Hanya untuk kita. Tidak mungkin kita membuat dia kecewa, bukan?” tutur pria itu dengan nada lirih setengah berbisik. Seluruh bulu di tubuh Yuna seakan bergidik seketika. Belakangan, ia terlalu fokus menyiapkan diri untuk pernikahan hingga Yuna lupa ia masih memiliki kewajiban tepat setelah pernikahan itu berakhir. Kewajiban melalui malam pertama bersama Morgan. Pria itu tersenyum tipis melihat wajah Yuna yang mendadak gugup dan canggung. Cup Ia melabuhkan satu kecupan ringan pada salah satu pipi Yuna. “Aku akan membersihkan diri sebelum melakukannya,” ucap Morgan
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status