Semua Bab Pernikahan Kontrak Satu Milyar : Bab 121 - Bab 130

202 Bab

Masuk Kandang Singa

Yuna tidak langsung mematuhi perkataan Morgan. Alih-alih beranjak masuk, ia justru kembali menatap ke arah pria itu. “Ini bukan jam kerjaku, Tuan. Aku tidak harus mematuhi Anda dan tidak akan pergi jika aku tidak tahu tujuannya,” jawab Yuna, mengutarakan pendapatnya. Mendengar itu, Morgan mendengkus pendek dan menutup kembali pintu mobilnya. Iris hitam pria itu terlihat lebih tegas saat ia berjalan menghampiri Yuna. “Ini keadaan darurat, Dokter Mira. Kau mau masuk atau melepaskan tanggung jawabmu sebagai seorang dokter?” tanya Morgan dengan sorot menuntut. Mata Yuna yang semula terlihat santai seketika menegang mendengar kata ‘darurat’. Tanpa dikomandoi lebih lanjut, wanita itu bergegas memasuki mobil Morgan. Nara yang sejak tadi mengamati keduanya pun seketika membelalak tak percaya. Sebelum Yuna menemui Morgan, mereka setuju untuk menolak ajakan Morgan dengan alasan apa pun. Kini, Yuna justru memasuki mobil itu tanpa paksaan sedikit pun. “Mungkinkah mereka sudah kembali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-09
Baca selengkapnya

KETAHUAN

Belum sampai tiga menit berlalu sejak Yuna tiba di kediaman Morgan, dan kehadirannya sudah mengundang kecurigaan Lastri. Kini, wanita paruh baya itu menatap lurus ke arah Yuna yang menyita perhatiannya. “Nyonya?” Morgan mengulang dengan bingung dan menatap keduanya bergantian. “Nyonya?” Katherine ikut mengernyitkan alis. “Nyonya?” Yuna turut bersuara, berusaha membaur untuk menyamarkan diri di antara yang lain. Mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu rupanya berhasil membuat Lastri goyah. Wanita itu mengerjap cepat dan kehilangan keyakinannya. “Maksud saya, Nyonya Katherine.” Dia membenarkan. “Nyonya Katherine, Tuan Will sudah menunggu.” Jawaban itu masih menyisakan tatapan aneh dari Katherine dan Morgan, tetapi nyonya di rumah itu akhirnya mengangguk dan menatap Morgan serta Yuna bergantian. “Mari masuk,” sapanya dengan ramah. Yuna masih merasa tidak terbiasa dengan keramahan Katherine. Dahulu, wanita itu selalu memandangnya rendah dan menggunjingnya, tetapi kini ia disam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-10
Baca selengkapnya

Morgan Menyesal?

“Dia terlihat sangat dingin, bahkan bersikap baik-baik saja, tapi aku mendengar isak tangis dari kamarnya setiap malam. Pernah, satu waktu, Tuan Morgan sedang sarapan sendirian dan tiba-tiba dia menangis tanpa suara. Tuan Morgan pun menjadi lebih sering melamun. Keadaan jadi semakin buruk saat Tuan Morgan kehilangan jabatannya di perusahaan. Dia jadi sering mengunjungi makam bayinya.” Lastri bercerita seraya bergidik ngeri. “Sepertinya, saat itu Tuan masih sangat mencintai Nyonya. Tahukah Nyonya, Tuan masih menyimpan seluruh pakaian bayi yang telah Nyonya beli? Dia memiliki banyak foto Nyonya. Sekarang pun, Tuan Morgan tidak berkencan dengan perempuan mana pun.”Yuna berkedip dan napasnya entah mengapa menjadi lebih berat. Perasaannya meragu, bimbang ingin mempercayainya atau tidak. Penuturan Lastri terdengar meyakinkan, tetapi amat berbeda dengan apa yang Yuna lihat di kelab malam tempo hari. Terlihat bahagia dan menikmati kehidupannya sekarang. Jelas-jelas Morgan yang menggugat c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-10
Baca selengkapnya

Kesempatan Kedua untuk Yuna

Yuna tak tahu apa perasaan ini. Perasaannya seakan dibanjiri kehangatan melihat sosok Morgan. Ia merasa aman dan lega hingga ia hampir lupa bahwa pria itu tetaplah mantan suaminya. “Masuklah,” pinta Morgan. Yuna menelan saliva yang terasa berat. Jantungnya mulai bertalu-talu. Bohong jika Yuna merasa tidak senang dengan tawaran Morgan. Dahulu, Morgan tidak pernah berbalik ke arahnya setiap sudah bersama Evelyn. Bahkan tidak menoleh sedikit pun. Kini, pria itu justru menyusulnya. Ia merasa diperhatikan. Namun, wanita itu menekan kuat keinginannya dan menggelengkan kepala. “Anda tidak perlu melakukan ini, Tuan. Aku akan pulang sendiri. Aku sudah memesan taksi,” tutur Yuna, setengah berbohong. Ia bahkan ragu masih ada taksi pada jam selarut ini. Meski demikian, wanita itu tetap melanjutkan langkahnya, mengabaikan mobil Morgan yang sudah menunggu. Di luar dugaan, pria itu justru kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan lembut menyesuaikan langkah kaki Yuna. “Masuklah, Dokter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-11
Baca selengkapnya

Jangan Melakukan Itu Di Sini!

“Ada apa, Tuan?” Benny bertanya. Keduanya sudah berada di dalam lift, tetapi pria itu masih terkekeh seakan menertawakan hal yang lucu. Morgan menarik napas dan kembali menegakkan punggung, berusaha kembali menjadi dirinya yang tegas dan berwibawa. Namun, tiap kali mengingat wajah mengantuk dokter Mira, bibirnya kembali tertarik membentuk senyum tipis. “Tidak apa-apa,” jawabnya. “Omong-omong, di mana Dokter Mira belajar? Mengapa dia lebih hebat daripada dokter lainnya?” Pria itu bertanya. Benny berkedip satu kali. Sampai sekarang, Morgan belum menyadari bahwa dokter Mira tidak lain adalah Yuna, mantan istrinya. “Setahu saya, di Amerika Serikat, Tuan,” jawab Benny, tidak berbohong. Alis Morgan seketika mengernyit. Entah mengapa, ia selalu sensitif tiap seseorang menyebutkan nama negara itu. “Universitas apa?” tanyanya lagi. Benny terlihat berpikir sebelum menjawab. Satu kali ia menyebutkan namanya, ia tahu Morgan akan menjadi curiga. “Universitas Illinois, Tuan, juru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-11
Baca selengkapnya

Itu Yuna! Kejar Dia!

Baik Morgan dan Yuna, keduanya membelalakkan mata. Seakan tak cukup setelah diinterogasi, kini Yuna justru terjebak dalam situasi paling buruk yang bisa ia bayangkan. Wajah wanita itu terlihat pucat, seakan baru saja tersambar petir di siang bolong, sementara Morgan justru terlihat bersemangat. “Benarkah? Dari mana kau mengetahuinya?” tanya pria itu. Hari ini, ia memang mengutus Benny untuk mengurus penyidikan Yuna, tetapi ia tidak menyangka jika kabar yang datang akan jadi sebaik ini. Yuna berusaha terlihat tidak mencolok, tetapi ia bahkan sulit menggerakkan tangannya saat menantikan jawaban Benny. “Salah satu informan kita mengakui mendengar Bu Dewi menyebut-nyebut Yuna yang telah kembali dan bekerja di negara ini. Aku juga sudah menugaskan seseorang untuk memantau rumah itu dua puluh empat jam.” Benny menjelaskan. Ia melirik ke arah Yuna di akhir kalimatnya. Awalnya, Benny ingin merahasiakan identitas wanita itu sampai akhir. Namun, salah satu orang suruhan mereka justru me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Menyelamatkan Diri

Yuna tidak pernah menyangka kalau proses melayatnya akan berubah menjadi teror karena kedatangan sang mantan suami. Begitu berhasil menuruni bukit makam sang putra, Yuna langsung berlari tunggang langgang seperti kuda yang ketakutan. Ia berlari dengan penuh kehati-hatian. Berusaha menjaga keseimbanan kakinya di antara makam-makam yang tidak bisa diinjak. “Yuna!” “Yuna! Kamu di mana!?” Wajah Yuna menjadi panik. Pergerakannya tambah tergesa saat dia mendengar orang memanggil-manggil namanya di belakang. Wanita itu terus mengambil langkah seribu menuju bagian makam yang lebih jauh ke dalam, ke area yang lebih ramai. Paling tidak, busana serba hitamnya akan membaur dengan pelayat lain yang mengenakan pakaian dengan warna serupa. Di tengah pelariannya, Yuna menyempatkan diri menoleh ke belakang dan terperanjat kaget melihat Benny sudah berlari ke arahnya dalam jarak yang tidak terlalu jauh. “Gawat,” gumam Yuna, kemudian berlari lebih jauh. Tidak ada jalan untuk tersembunyi. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Berbagi Rahasia

Jason hampir tidak percaya mendengarnya. Stereotipe yang selalu melekat pada dokter baru adalah bahwa mereka kalangan muda yang tidak memiliki pengalaman dalam hal pernikahan. Namun, Dokter Mira …. Umumnya, Jason terkenal paling tenang sekaligus kalem di jurusannya. Kali ini, pemuda itu nyaris tidak bisa menyembunyikan raut tercengang. Siapa yang menyangka jika wanita di hadapannya sudah memiliki anak? “Kau pasti terkejut,” gumam Yuna seraya terkekeh. Yuna sendiri tak menyangka jika pengakuan itu akan meluncur begitu saja dari bibirnya. Awalnya, Yuna tidak ingin memberitahu Jason atau siapa pun. Ia ingin hal itu tetap menjadi rahasia yang ia pendam. Namun, hatinya merasa sedih dan Yuna ingin berbagi cerita tentang Aaron kepada orang lain. Pikirnya, Jason adalah orang yang tepat, mengingat pria itu tidak banyak bicara. Jason berkedip untuk menetralisir keterkejutannya, kemudian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Aku tidak pernah mendengar apa pun tentang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

Pria Yang Merepotkan

“Ini adalah alamat Nara, sahabat Nyonya Yuna, Tuan,” ucap Benny, melaporkan hal terakhir yang Morgan minta untuk hari ini. Jam sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh dan Morgan masih berada di tempat kerjanya. Pria itu masih terlihat serius dan segar saat Benny memasuki ruangannya. “Alamatnya berada di jalan—” “Tidak perlu disebutkan.” Pria itu menyela, kemudian menatap ke arah Benny. “Kau sudah mengirim orang untuk mengamati rumahnya?” Ia langsung bertanya. “Sudah, Tuan,” jawab Benny, kembali merapatkan bibirnya. Padahal, ia sengaja ingin menyebutkannya agar Morgan menyadari bahwa itu adalah alamat yang sama dengan tempat dia menjemput Dokter Mira. “Bagus,” ucap Morgan, kemudian tersenyum tipis, “Mulai sekarang, dia bergerak selangkah pun pasti akan kita ketahui,” tuturnya dengan raut puas. *** *** “Apa? Aku tidak bisa kembali ke sana?” Yuna nyaris berteriak di telepon saat mendengar pemberitahuan Nara. Raut wajahnya terlihat terkejut. Kini, Yuna sudah berada di taks
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

Jason Mengetahui Semuanya

“Kau sudah mendapat kabar dari mereka?” Morgan bertanya tepat ketika ia bertemu dengan Benny pagi itu. Sepanjang malam, hampir tiga kali Morgan menelepon sekretarisnya untuk menanyakan hal yang sama. Rasanya pria itu ingin langsung meluncur jika mendengar kabar kemunculan Yuna. Sayangnya, Benny kembali menjawab dengan gelengan kepala, persis seperti tadi malam. “Masih belum, Tuan,” jawab Benny, jujur. Awalnya, pria itu mengira Yuna akan kembali ke rumah Nara seperti biasanya. Kali ini, ia pun terkejut karena tak ada salah satu pun dari orang suruhannya yang melaporkan keberadaan Yuna. “Ck, kau yakin sudah mengirim orang yang kompeten? Bagaimana mungkin tidak ada kabar sama sekali?” Morgan memprotes. Pria itu selalu bersumbu pendek jika sudah menyangkut kabar tentang Yuna. “Sudah, Tuan,” jawab Benny, “Tapi, di rumah Nona Senna maupun Nara tidak kedatangan siapa pun hari ini. Mereka pun sudah memastikan kalau Nyonya Yuna tidak ada di dalam.” Dia menjelaskan. “Mungkinkah Yun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status