Setelah pria bertopeng itu pergi, Zhang Jiawu menyarungkan pedangnya dan kembali duduk untuk memetik senar guqinnya. Nada-nada yang mengalun dari alat musik itu membawa ingatannya kembali ke masa lalu. Saat kakak perempuannya, Nanggong Yue, mengajarinya lagu ini. Tiba-tiba saja terbesit rindu muncul merebak di sudut hatinya. "Jiejie, apakah kau pernah merasa rindu akan masa lalu? Merindukan diriku, adik lelakimu," gumamnya nelangsa. Jauh di lubuk hatinya, Zhang Jiawu tidak pernah melupakan Nanggong Yue sedikit pun. "Meskipun kau yang telah menorehkan luka dalam hatiku, tetapi aku tidak pernah membencimu. Aku hanya ingin berbicara denganmu seperti dulu meski hanya satu hari saja." Tanpa sadar air mata menetes di pipinya dan jatuh di atas senar guqinnya. "Anak laki-laki tidak boleh menangis, Didi." Sebuah ucapan dari sang kakak kembali terngiang di benaknya. Kata-kata yang selalu diucapkan Nanggong Yue setiap kali dia menangis. "Aku hanya menangis jika rindu padamu, Jie," bisikny
Read more