Home / Fantasi / Penguasa Sembilan Pintu Kematian / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Penguasa Sembilan Pintu Kematian : Chapter 91 - Chapter 100

174 Chapters

Jenderal Duan Sakit Kepala

"Jadi Lady Jing telah tiada?" Jenderal Duan tercenung menatap Mu Rong Yan. Sorot matanya tampak muram dan sedih. Pria yang kini menjadi penguasa Negeri Kaili itu seketika menjadi muram. Beberapa kabar yang kurang bagus diterimanya dari utusan yang dikirim ke pertemuan di Tanah Bebas. Selain keributan yang dipicu Nanggong Ningli, yang akhirnya menimbulkan kekacauan di Wisma Lonceng Naga, kabar kematian Lady Jing mungkin merupakan kabar yang paling mengguncang bagi Jenderal Duan. "Lady Jing, aku belum sempat bertemu dengannya lagi setelah sekian lama." Kembali Jenderal Duan bergumam pelan. Dia mengangkat kepalanya dan menatap para utusan yang baru kembali dari Tanah Bebas. Ditatapnya mereka satu persatu. Selain Mu Rong Yan, yang merupakan orang kepercayaan Ao Yu Long dalam pengelolaan tanahnya di barat daya, Nanggong Ningli dan Li Feng Hai, kini menundukkan kepala dalam-dalam dan tidak berani menatapnya. "Apakah ada sesuatu yang Zhao Lu Yang ingin sampaikan padaku berkaitan dengan
Read more

Lembah Lotus

"Dia baik-baik saja?" Tetua Oey menatap Xiao Che yang masih bermeditasi di sebuah ruangan tertutup dan suram. "Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Dia akan baik-baik saja setelah chi-nya pulih." Bai Hua tersenyum tipis, melirik wanita cantik bercadar ungu tipis di sebelahnya. "Baiklah! Aku tidak akan mengkhawatirkannya lagi. Namun, aku tidak menyangka jurus ilusi Kupu-kupu benar-benar luar biasa efeknya." Tetua Oey menoleh dan menatap kakak seperguruannya. "Jurus itu memang sangat berbahaya. Seandainya, berhadapan dengan Lady Jing seorang diri, aku pun belum tentu menang melawannya." Bai Hua mendesah pelan. "Wanita dari Istana Bunga selalu saja lebih berbahaya dari pada wanita mana pun di seluruh wilayah Kaili bukan?" Tetua Oey tersenyum sinis. Bai Hua hanya terdiam. Dia memberi isyarat pada Tetua Oey untuk tidak berbicara lagi karena sepertinya kehadiran mereka telah mengganggu meditasi Xiao Che. Anggota termuda dari dua belas tetua sekte Lotus Hitam itu masih berkonsentrasi
Read more

Sekte Lotus Hitam

"Tuan Muda Zhang, seharusnya kau tidak perlu memikul beban dalam hati dan hidupmu. Kau adalah orang yang bebas, tetapi kau memilih untuk terikat pada dendam." Yang Cheng berbisik dalam hati sembari memejamkan matanya. Menikmati irama qugin yang merdu, merayu kalbu. Seakan-akan mengajak siapa pun yang mendengarnya untuk merasakan kesyahduan yang disampaikan sang pemetik qugin. Berbeda dengan para tetua sekte lainnya, Yang Cheng adalah orang di bawah Zhang Jiawu langsung. Bukan murid dari ketua sekte dan para tetua sebelumnya. Meski begitu, dia memiliki guru dari sekte Lotus Hitam juga. Keberadaannya sebagai salah satu tetua dari dua belas tetua pada awalnya menimbulkan pro dan kontra. Mengingat dia hanya murid dari tetua yang tidak bergabung dalam dua belas tetua atau pun tetua yang berpengaruh di sekte. Namun, lambat laun para tetua lainnya dapat menerima kehadirannya. Yang Cheng menjadi anggota dua belas tetua setelah kematian Gu Fei. Namun, dia tidak mewarisi pedang ataupun j
Read more

Perjalanan Menuju Ke Selatan

Lembah selatan merupakan sebuah wilayah di pegunungan selatan. Sebuah wilayah yang subur, tetapi sunyi dan tenang karena hanya ada sedikit yang menghuninya.Selain Istana Bunga yang ada di Lembah Selaksa Bunga yang berbatasan dengan Hutan Kematian dan Kaili Selatan, hanya Lembah Ular, Lembah Lotus, Lembah Persik dan Lembah merah yang memiliki penghuni cukup padat. Itu pun hanyalah para anggota sekte. Hanya di Lembah Merah dan Lembah Persik saja ada beberapa desa yang dihuni oleh penduduk desa biasa.Selebihnya, wilayah di tempat ini hingga ke puncak pegunungan selatan, sunyi semata. Di puncak pegunungan selatan saat ini hanya ada Ao Yu Long, Dong Xiu Bai, Tuan Wu, Jenderal Won dan Pasukan Mo Yu.Wajar saja jika Xie Jing Cuan mempersiapkan cukup banyak orang-orang dari sekte Sembilan Pintu Kematian dan juga Wisma Lonceng Naga untuk mengawal perjalanan Lady Wang kembali ke Lembah Selaksa Bunga. Mengingat situasi di wilayah itu yang cukup berbahaya.
Read more

Latihan Di Malam Hari

"Tian Min, tidurlah!" Yu Xue menatap pemuda yang masih duduk di atas sebuah batu, tak jauh darinya.Pemuda tampan itu mengabaikan ucapan Yu Xue, menatap nanar api unggun yang menyala terang. Sepertinya dia tengah melamun."Aku tahu, kau pasti masih bersedih atas kematian Lady Jing." Yu Xue berdiri, melepaskan jubahnya.Dengan hati-hati diselimutkannya jubah tebal itu ke tubuh Tian Min. Kemudian dia duduk di sebelahnya. Turut memandang api unggun yang masih menyala menerangi suasana di sekeliling yang gelap."Tidak, aku tidak bersedih Tuan Yu." Tian Min menyahut pelan. Dia menoleh dan menatap pria yang duduk di sebelahnya.Mengamatinya dengan seksama. Yu Xue jelas berusia lebih tua dari Kaisar Ao Yu Long ataupun Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan. Namun, tidak setua Paman Gu di Pondok Willow.Yu Xue hanya sedikit lebih tua dari beberapa pria yang dikenalnya dengan baik selama ini. Dia tampan dan berwibawa meski penampilannya sangat sederhana. Hanfu berwarna hitam terbuat dari bahan kasa ka
Read more

Ketua Ren

"Bangunlah!" Yu Xue membuang ranting kayu dan mengulurkan tangannya.Tian Min meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat. Tangan yang terasa hangat. Seperti tangan Lady Jing yang selalu menggenggam erat-erat tangannya saat mereka melewati malam bersama. Sesuatu yang tidak setiap saat dapat mereka rasakan setiap waktu."Tuan Yu, sekarang aku mengerti alasan ibuku memintamu menjadi guruku." Tian Min tersenyum dan melepaskan genggaman tangan pria itu.Dia kemudian berlutut di tanah dan menjura memberi hormat pada pria yang masih berdiri tegak di depannya."Murid memberi hormat pada Guru!" Tian Min hendak bersujud di tanah."Eh!" Yu Xue mencegahnya dan membantunya untuk berdiri. "Tidak perlu seperti itu! Lupakan hal-hal yang bersifat formal seperti itu. Bagiku itu tidak penting." Yu Xue terkekeh dan mengajak pemuda itu kembali duduk di depan api unggun."Tuan Yu! Dia cocok menjadi muridmu!" Tiba-tiba salah seorang dari anggota sekte Sembilan Pintu Kematian menghampiri mereka."Ah Ketu
Read more

Lembah Selaksa Bunga

"Huah!" Tian Min meregangkan kedua tangannya saat terbangun keesokan paginya.Suasana pagi di lembah sunyi tak berpenghuni ini sungguh sangat menyegarkan. Sinar matahari pagi menerobos dedaunan yang rimbun. Sedangkan burung-burung beterbangan dan berkicau dengan riang."Kemarilah! Kita sarapan dahulu sebelum melanjutkan perjalanan!" Bao Yu memanggilnya dengan riang.Tian Min tersenyum melihat tingkah wanita yang seharusnya dia panggil sebagai Da Jie karena mereka berdua adalah murid sang Pemabuk Sakti, Yu Xue. Bao Yu lebih dulu berguru pada pria pemabuk itu dibandingkan dirinya dan usianya juga jauh lebih tua darinya."Baik Da Jie!" Tian Min berseru dan melompat turun dari kereta."Syukurlah dia sudah bersemangat lagi," gumam Lady Wang, tersenyum tipis melirik putra adik seperguruannya itu.Wanita cantik itu sedari kemarin selalu terlihat murung dan tidak pernah bersikap ramah pada Tian Min."Duduklah!" Yu Xue meminta Tian Min untuk duduk di sebelahnya bersama Ketua Ren.Tian Min meng
Read more

Dua Bocah Perempuan

Pintu gerbang terbuka perlahan-lahan. Beberapa orang gadis cantik berhanfu hijau muda menyambut mereka."Selamat datang di Istana Bunga!" Mereka serentak memberi hormat dengan gerakan yang anggun dan kompak."Ketua!" Salah satu dari gadis-gadis itu maju dan menundukkan kepalanya menjura memberi hormat pada Lady Wang."Lan Ling, antarkan para tamu ke Paviliun Bisikan Peony!" Perintah Lady Wang pada gadis itu."Baik Ketua! Tuan dan Nona silakan!" Lan Ling mempersilakan Yu Xue dan yang lainnya untuk mengikutinya.Gadis-gadis yang lain segera mengambil alih kereta untuk mengurus jenazah Lady Jing. Lady Wang sendiri bersama dua pelayan setianya pergi ke kediamannya.Paviliun Kabut Anggrek merupakan kediaman pribadi Lady Wang. Paviliun ini terletak di bagian tengah Istana Bunga. Tepatnya di belakang aula utama yang biasa disebut Aula Anggrek Emas.Pusat dari Istana Bunga ini memang dikelilingi oleh aneka bunga anggrek yang langka. Salah satunya adalah anggrek emas yang hanya bisa hidup dan
Read more

Suara Seruling Di Malam Bulan Purnama

Setelah pemakaman dan kremasi Lady Jing selesai, Lembah Selaksa Bunga kembali tenang dan damai seperti sebelumnya. Para tamu, seperti Fu Rui memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Pegunungan Selatan. Sedangkan Ketua Ren dan anggota sekte Sembilan Pintu Kematian telah kembali ke Tanah Bebas, beserta orang-orang dari wisma Lonceng Naga meninggalkan lembah segera setelah itu.Hanya tiga orang yang masih bertahan. Mereka adalah Yu Xue, Bao Yu, dan Tian Min. Yu Xue memutuskan untuk tinggal sedikit lebih lama saat melihat keengganan Tian Min untuk meninggalkan lembah. Pemuda itu masih belum sepenuhnya menerima kepergian sang ibunda. Dia ingin memberi kesempatan pada pemuda itu untuk menghabiskan waktu lebih lama di tempat peristirahatan terakhir Lady Jing.Suatu malam, ketika bulan purnama menggantung rendah di langit, Tian Min merasakan kerinduan mendalam akan sang ibunda, Lady Jing. Kenangan tentang wajah lembut ibunya, yang kini beristirahat dalam guci abu di rumah doa, memenuhi hatinya
Read more

Musim Semi Di Malam Musim Gugur

Tian Min masih meniup serulingnya dengan penuh perasaan. Dia sama sekali tidak menyadari perubahan situasi di sekelilingnya. Kelopak-kelopak bunga liar di sekelilingnya terbuka dengan lembut, bermekaran dan rerumputan kembali menghijau, seperti musim semi baru saja tiba. Bahkan pohon pear tua yang selama ini hanya berdaun hijau tanpa bunga, bahkan meranggas di musim gugur kali ini, kini tiba-tiba berbunga mekar. Putih dan harum, bunga-bunga pear menari-nari di bawah sinar bulan. Saat aroma harumnya menyeruak menyergap hidungnya, dia membuka matanya perlahan-lahan. "Aroma harum bunga pear?" Gumamnya dalam hati tanpa menghentikan meniup seruling. Pohon pear biasanya mulai berbunga di awal musim semi dan mekar sempurna di akhir musim semi menjelang musim panas. Kemudian buah mulai bermunculan dan panen hingga menjelang musim gugur. Meski ada juga beberapa jenis yang berbuah hingga menjelang musim dingin. Di saat musim gugur seperti ini daun-daun pohon pear biasanya akan berguguran
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status