Semua Bab Menikahi Pria Asing: Bab 91 - Bab 100

144 Bab

Pengakuan

Karena tak ada seorang pun yang bisa Amanda mintai bantuan, terpaksa ia meminta tolong pada Zane untuk mendekor ruang makan dengan beberapa printilan ulang tahun. Balon, bunting flag serta tirai rumbai kertas dengan warna biru dan pink adalah serangkaian dekorasi yang harus Zane selesaikan secepatnya sebelum si kembar pulang sekolah. Sambil mengobrol ringan dengan Amanda yang bergulat di dapur, Zane akhirnya menyelesaikan dekorasi itu dua jam kemudian. "Aku pulang dulu. Nanti sore aku kembali lagi," pamit Zane sembari membuang sampah sisa-sisa pembungkus balon. Amanda menengok ke arah Zane dan mengikuti pria itu dari belakang. "Terimakasih banyak, Mas Zane. Datanglah jam 4 nanti, kami akan memulai acaranya setelah kamu datang," ujar Amanda setelah Zane bersiap untuk membuka pintu. Sebagai respon, Zane hanya mengangguk. Amanda terus mengikutinya hingga Zane keluar dari apartemen. Membuat Zane salah tingkah sendiri karena Belle tak pernah memperlakukannya demikian. Jangankan menga
Baca selengkapnya

Menunggu Sampai Kamu Siap

Bukan main bahagianya Zane mendengar janji yang Belle ucapkan. Bagai gayung bersambut, setelah sekian lama akhirnya Zane bisa memiliki Belle seutuhnya. "Apa itu berarti perjanjian kita sudah tidak berlaku lagi?" tanya Zane ragu, karena selama ini kontrak itu telah membatasi ruang geraknya. Dengan senyuman tipis, Belle mengangguk. "Kita akan memulai semuanya dari awal lagi, Zane. Maaf kalo aku terlambat menyadari kebaikanmu." Usai Belle menyelesaikan ucapannya, Zane beringsut maju dan merengkuh istrinya itu dalam pelukan. Belle miliknya! Akhirnya Belle seutuhnya menjadi istrinya! Tak apa meskipun Belle tak perawan, Zane akan menerimanya dengan tulus apapun keadaannya. "Terimakasih, Belle. Aku janji tidak akan mengecewakan kamu. Aku janji--"Belle mengurai pelukan mereka dan mencium bibir Zane untuk menghentikan ocehan suaminya. Ciuman itu kini lebih lepas, Zane bahkan tak lagi terganggu oleh ingatannya tentang ciuman Belle dan Bryan. Zane berusaha menikmati setiap hembusan napas B
Baca selengkapnya

Tamu Tak Diundang

"Tunggu, Zane!" tahan Belle ketika Zane hendak memencet bel di apartemen Amanda. Dengan cekatan, Belle merapikan rambutnya dan mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas yang ia jinjing. Setelah memastikan make up-nya masih 'on', Belle segera mengembalikan cermin itu ke dalam tasnya lagi. "Silahkan." Belle mempersilahkan Zane --yang sejak tadi tercengang mengamati gerak-geriknya, untuk memencet bel itu. Sambil tersenyum geli, Zane lantas menekan tombol kecil di gagang pintu itu. Meskipun Zane sudah tahu sandinya, tetapi posisinya saat ini adalah sebagai tamu. Tak sopan jika Zane ngeloyor masuk begitu saja.Tak berapa lama, handle itu bergerak dan pintunya terbuka. Belle sudah bersiap untuk menyapa, tetapi rupanya yang menyambut mereka adalah seorang bocah kecil. "Om Zane!!"Bocah itu sontak melompat dan memeluk Zane setelah pintu terbuka lebar. Tentu saja Belle tersentak kaget melihat keakraban Zane dengan bocil itu, ia melepas gandengannya pada lengan Zane dan mundur selangkah. Mer
Baca selengkapnya

Berita Mengejutkan

Di depan pintu kamar berwarna putih itu, Zane mengetuknya perlahan. "Hans, ini Om Zane. Bisa buka pintunya untukku?" bujuknya lembut.Briana ikut menunggu dan berdiri di samping Zane dengan wajah harap-harap cemas. Ia tahu mengapa Hans sangat membenci momen pertambahan umurnya. Dan setiap tahun kakaknya itu selalu bertingkah seperti ini."Hans, open the door, please." Zane mengetuk lagi pintu itu dengan sedikit keras, khawatir Hans tak mendengarnya. "He won't open it, Om. Hans sangat benci acara ulang tahun."Zane mengernyit heran mendengar penuturan Briana, sepanjang yang ia tahu, semua anak pasti akan bahagia saat momen ulang tahunnya tiba. Mengapa Hans justru sebaliknya?"Kenapa dia benci ulang tahun? Tell me, Bri."Zane duduk di samping gadis kecil itu dengan bertumpu pada satu kakinya."Because--"Cklik.Zane dan Briana menoleh secara bersamaan ke arah pintu, Hans tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan muncul dengan wajah muram. Zane kembali berdiri dan masuk ke kamar si kembar y
Baca selengkapnya

Tinggalkan Putriku

Hening. Belle menyetir mobilnya dengan kalap sementara Zane tak hentinya menghela napas panjang berulang kali. Belle tak memperbolehkan Zane menyetir karena kali ini ia mengebut menuju rumah sakit. Berita tentang acara liburan Bryan dan Belle muncul di banyak media gosip. Bahkan foto Belle saat masuk ke cottage bersama Bryan terekspos pula di laman internet. Ronald yang saat itu tengah menonton televisi sontak terkejut bukan kepalang. Penyakit jantungnya kambuh saat itu juga.Pesan yang dikirim Zara pada Zane juga memberitahukan hal yang sama. Kini semua media tengah mencari keberadaan Belle. Rasa bahagia karena seharian tadi Belle telah mengungkapkan perasaannya, kini berubah kecewa. Zane mulai gamang, berita-berita itu membuatnya meragukan ketulusan Belle. Tiba di Rumah Sakit, Belle langsung berjalan cepat menuju ruangan tempat papanya dirawat. Belle sangat terkejut ketika Zane mengabari keadaan papanya yang kolaps, sesaat setelah mereka terburu-buru pulang dari apartemen Amanda.
Baca selengkapnya

Pertengkaran Sengit

"Zane,tunggu!" paksa Belle saat suami kesayangannya itu terus melangkah tanpa mempedulikan dirinya.Bukannya menurut, Zane tak menggubris perintah Belle dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Hatinya masih terluka mengetahui kenyataan bila Belle tidur sekamar dengan Bryan sebelum mereka putus. Sempat-sempatnya mereka bermesraan dan bahkan mungkin melakukan hubungan terlarang itu sebelum pulang ke Jakarta. Merasa diabaikan, Belle menghela napasnya geram. Dengan tertatih-tatih, ia menyusul Zane ke kamar mandi.Brak.Zane tersentak kaget dan menoleh. Ia baru saja hendak melepas arm sling yang menggantung di lehernya saat kemudian tatapannya dan Belle bertemu. Dua sorot mata penuh kebencian sama-sama menatap sengit dan tak ingin mengalah."Kamu tuli, ya? Atau mulai teracuni sama masakan janda itu?!" sentak Belle marah.Zane menghembuskan napasnya berat sembari membuang muka, Belle rupanya cemburu pada Amanda, padahal sudah jelas-jelas Zane tak melakukan apapun. Mereka hanya berteman, be
Baca selengkapnya

Mari Kita Bercerai

"Ini hanya artikel jebakan, Zane. Aku nggak melakukan apapun bersama Bryan!!""Aku tidak bilang kalo kamu melakukan sesuatu dengan pria itu.""Tapi foto ini yang membuatmu marah, kan? Kamu meragukan aku gara-gara foto sialan ini, kan!" Belle mengusap wajahnya dengan frustasi.Apakah Zane akan percaya? Tentu saja tidak! Cara Belle berpakaian saja sudah menunjukkan jika tak ada rasa malu di diri istrinya itu. Akhirnya Zane merebut ponselnya kembali dan melemparnya ke wastafel. Ia lantas menatap Belle lekat-lekat."Bila memang ucapanmu benar, harusnya kalian berhati-hati sebelum paparazi menemukan kalian. Aku sudah muak denganmu, Belle," keluh Zane lirih.Belle sontak membalas tatapan mengintimidasi suaminya. "Kamu menganggap aku murahan, lalu bagaimana denganmu sendiri, huh? Bukankah kamu dan Amanda sudah pernah tidur bersama?""Jangan mengalihkan topik permasalahan!""Amanda tahu tentang luka di perutmu! Lantas apakah aku masih harus berpikir positif pada kalian?" sela Belle marah. "T
Baca selengkapnya

Aku Pergi

Flashback On Di Rumah Sakit yang sama, di mana nenek Lila kerapkali melakukan cuci darah, tubuh tua dan ringkih itu tergeletak lemah di ranjang pasien. Sejak semalam, nenek tua itu mengeluh sesak napas dan tak bisa mengonsumsi apapun. Semua yang dimakan dan diminum pasti dimuntahkan lagi beberapa menit setelahnya. "Zane, apa Ronald su-dah pulang?"Zane menoleh cepat pada sang nenek yang tergolek lemah di ranjang dengan selang oksigen terpasang di hidungnya. Beberapa jam yang lalu, Ronald datang membesuk nenek Lila. Dari suster yang berjaga di ruang cuci darah, Ronald diberitahu jika kondisi nenek Lila drop dan dirawat di ICU."Sudah, Nek," sahutnya sembari beringsut duduk di kursi plastik, di samping ranjang pasien.Wajah keriput yang mulai redup itu menarik kedua ujung bibirnya saat Zane menatapnya. Zane ingin menyimpan setiap lekukan kulit itu dalam ingatannya, ia sangat takut kehilangan sosok renta ini dan tak bisa mengingat wajahnya suatu saat nanti."Kamu sudah tahu, kan, kal
Baca selengkapnya

Setelah Kau Pergi

"Mas Zane, bisa tolong bikinin kopi? Tanpa gula dan krimer, ya!" "Baik, Dokter." Zane meletakkan gagang telepon itu ditempatnya semula dan bergegas menyalakan kompor untuk memanaskan air. Sejak dua bulan yang lalu, Zane bekerja sebagai OB sekaligus penjaga malam di Clar's Beauty Clinic. Demi mendapat tempat yang nyaman untuk menepi dan bersembunyi dari permasalahannya, Zane rela bekerja apapun. Beruntung malam itu ia bertemu Amanda yang baru pulang dari kelab malam. Meskipun awalnya Zane menolak bantuan kawannya itu, tetapi akhirnya ia tak memiliki pilihan lain ketika Amanda menawarkan untuk tinggal di kliniknya. "Terimakasih, Mas Zane!" Dokter Fredo tersenyum lebar ketika Zane menyuguhkan kopi buatannya di meja praktek dokter itu. "Sama-sama, Dokter. Saya permisi." Zane buru-buru berbalik karena dokter Fredo terlihat sibuk. Sambil membawa nampan yang telah kosong, Zane bergegas kembali ke dapur yang menjadi kantornya selama bekerja di klinik ini. Kameramen senior yang sangat pe
Baca selengkapnya

Aku Merindukanmu

Sejak Zane pergi, Belle tak pernah berusaha untuk mencari tahu di mana suaminya itu berada. Pertengkaran hebat yang terjadi di malam itu telah menyisakan luka dan trauma, Belle merasa telah ditipu dan dimanfaatkan oleh Zane dan juga papanya. Namun, kedatangan Zara yang tiba-tiba, membuat Belle oleng. Dengan gamblangnya, Zara bercerita jika saat ini Zane bekerja sebagai office boy di sebuah klinik. Belle yakin jika tempat itu adalah klinik kecantikan milik Amanda, karena Zara menjelaskan alamat yang sama persis dengan alamat di kartu nama milik Amanda. "Salah satu teman yang sekantor denganku, waktu itu melihat Mas Zane membersihkan dan mengepel lantai yang kotor karena ketumpahan ice cream. Tadinya temenku nggak yakin kalo itu Mas Zane yang satu divisi dengan kami, tapi setelah staf resepsionis di sana menyebut namanya, baru temanku percaya kalo dia nggak salah lihat." Belle memperhatikan bangunan klinik kecantikan milik Amanda dari seberang jalan. Sepuluh menit yang lalu, semua s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status