All Chapters of Dikhianati Kekasih, Dinikahi Bos Galak: Chapter 81 - Chapter 90

141 Chapters

Bab 81 : Liburan Setitik

“Selalu menyenangkan kalau ada di pantai,” ucap Khayra saat mereka menuruni mobil. Kaivan menggandeng tangan Khayra menuju pantai yang telah direncanakan sebelumnya. Udara pantai di pagi hari begitu segar dan deburan ombak yang lembut membawa suasana tenang bagi keduanya. Kaivan menatap Khayra dengan penuh kasih sayang, dia tidak ingin melihat istrinya terus murung dan terbebani dengan masalah yang ada. “Kamu menyukainya?” tanya Kaivan dan Khayra menoleh ke arah Kaivan. “Ya, terima kasih karena sudah mengajakku ke sini,” ucap Khayra. “Berhenti mengatakan terima kasih. Aku melakukan ini bukan karena mau menerima ucapan terima kasih darimu, tapi aku ingin melihatmu bahagia. Melihatmu murung seperti kemarin, jujur saja aku terus mengkhawatirkanmu,” ucap Kaivan membuat tatapan mereka terpaut satu sama lain. “Um ... ayo kita rasakan ombaknya,” ucap Khayra yang dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Baiklah
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 82 : Kebebasan Ziya

“Akhirnya aku bisa keluar dari tempat terkutuk itu!” seru Ziya menghela napas lega. Akhirnya, dia bisa menghirup udara segar setelah terbebas dari tuduhan yang menjeratnya. Jaminan yang telah dibayarkan membuatnya bisa keluar dari tahanan. Langkahnya terasa ringan saat meninggalkan penjara, dengan perasaan campur aduk antara bahagia dan khawatir. Saat keluar dari gerbang utama tahanan, seorang pria berbadan tegap dengan setelan jas rapi berdiri di samping sebuah mobil SUV hitam. “Apa pria itu datang untuk menjemputku?” gumam Ziya berjalan mendekati pria tersebut. Pria itu tersenyum simpul dan meminta Ziya untuk naik. "Ziya, bos besar sudah menunggu anda. silakan naik, saya akan mengantarmu menemui beliau," ujar pria tersebut dengan suara berat. Ziya menatap pria itu dengan rasa curiga, namun dia memutuskan untuk mengikuti saja. Dia tak memiliki pilihan lain saat ini. Dia pun menaiki mobil SUV hitam itu dan duduk di kursi penumpang. Pri
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 83 : Bagai Mendapat Harta Karun

“Akhirnya sampai di rumah juga,” seru Khayra merasa lega saat mereka sudah memasuki rumah. “Pasti pegal, berendam air hangat untuk membuat tubuhmu lebih nyaman. Aku akan siapkan makan malam untuk kita,” ucap Kaivan. “Tunggu, Mas.” Khayra menahan lengan Kaivan. “Ada apa?” tanya Kaivan. “Kamu juga pasti kelelahan setelah menyetir lama. Sebaiknya kita pesan saja untuk makan malam, jangan memasak.” Khayra memberi usul. “Baiklah. Kamu mau makan apa?” tanya Kaivan. “Um, sebenarnya aku ingin makan ayam goreng crispy dengan pizza dan minuman soda. Sepertinya cukup lezat,” ucap Khayra. “Baiklah, tapi aku tidak akan membeli minuman soda. Kamu baru saja sembuh, bagaimana kalau jus saja?” usul Kaivan. “Baiklah, Pak penasehat,” gurau Khayra. “Siapa yang pak penasehat?” tanya Kaivan menaikkan sebelah alisnya menghadap ke arah Khayra. “Siapa lagi kalau bukan Bapak Kaivan Dirgantara,” kekeh Khay
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 84 : Hukuman yang diterima Andi

“Kamu sudah siap? Tidak merasa takut lagi?” tanya Kaivan. “Ya, aku siap dan tidak merasa takut apa pun,” jawab Khayra. “Bagus,” ucap Kaivan menautkan jemari mereka. Khayra dan Kaivan duduk berdampingan di ruang sidang, kali ini mereka kembali menghadiri persidangan Andi yang kedua. Wajah Khayra terlihat tegang dan cemas, saat Andi di bawa masuk ke ruang sidang. Sementara Kaivan mencoba untuk tetap tenang dan memberikan dukungan kepada Khayra. Dan elusan jempol Kaivan di punggung tangannya membuat Khayra merasa lebih tenang. Dia merasa ada seseorang yang akan melindunginya. Setelah beberapa menit Andi masuk ruangan, semua orang di ruang sidang diminta untuk berdiri karena hakim akan memasuki ruangan. Setelahnya mereka duduk kembali dan persidangan pun di mulai. “Hakim, saya meminta izin untuk mendatangkan seorang saksi,” ucap pengacara Andi yang bernama Ery. “Diizinkan,” ucap Hakim. Beberapa saat kemudian,
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 84 : Kebahagiaan Ziya

“Tidak ada hal yang paling menyenangkan di dunia ini, selain belanja,” gumam Ziya tersenyum merekah. Ziya berjalan dengan langkah ringan di pusat perbelanjaan, matanya menangkap beberapa barang branded yang menjadi kesukaannya. Dengan semangat, dia membeli beberapa barang tersebut dan merasa puas. Tak lama kemudian, Ziya melihat sosok yang dia kenali. Pria itu terlihat sedang bersitegang dengan seorang wanita yang Ziya yakini sebagai kekasihnya. “Itu Noval dengan kekasihnya yang waktu itu,” gumam Ziya. Karena rasa penasaran, Ziya berjalan mendekati mereka berdua dengan langkah anggun dan elegan. Noval tampak kesal, suaranya terdengar menggelegar ketika dia marah ke arah pacarnya. “Kamu bilang mau belikan sepatu yang kumau, tapi kok malah bilang nggak ada uang, sih?” tanya Noval dengan kesal. Wanita itu tampak bingung, “Aku baru saja kehilangan pekerjaan, kamu tahu kan? Aku akan membelikannya nanti, sabar d
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 85 : Pesan Singkat yang Manis

“Semoga dia baik-baik saja dan Ziya tidak mencoba mencelakai dia di kantor,” gumam Kaivan berjalan mondar-mandir. “Apa aku siapkan bodyguard untuknya. Apa dia akan menerimanya? Apa dia akan setuju? Bagaimana kalau tidak?” keluhnya. Kaivan berdecak kesal sekali lagi. Tatapannya tidak lepas dari layar ponsel yang terus menyala sedari tadi. Jemarinya kembali menari dengan lincah di atas ponsel, dengan decakan sekali lagi dia mengirim pesan itu. Tidak lama kemudian, akhirnya orang di seberang sana menanggapi. “Iyaa astaga, aku baru saja akan mulai mengerjakan pekerjaanku.” Itulah isi pesan dari Khayra. Pesan singkat, tetapi memunculkan sebuah senyuman di wajah Kaivan. Wajah yang semulanya tertekuk itu sekarang menjadi cerah, sungguh perubahan emosi yang cepat. Sebelumnya, wajah Kaivan memancarkan aura dingin yang kental, kedua matanya menyorot tajam, jidatnya sedikit berkerut dengan aura mencekam dan intimidasi yang mampu membuat beberapa
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 86 : Perhatian Kaivan

“Khayra?” Khayra lupa membalas pesan Kaivan tadi, dan lihatlah betapa tidak sabarannya pria itu. Khayra mendengus geli, Kaivan benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk mengetik. Sangat tidak sabaran, tetapi Khayra suka. “Aku ingin ayam fillet.” Itulah jawaban Khayra. Khayra membalas singkat dan baru ingin melanjutkan pesannya saat Kaivan tiba-tiba menyerbunya dengan balasan yang menyetujui keinginan Khayra. Wanita itu terkekeh, lucu sekali suaminya yang di kenal dingin oleh orang-orang itu. Setelah itu tidak ada lagi pesan yang masuk, Khayra juga melihat Kaivan sudah tidak aktif. Wanita itu akhirnya dapat melanjutkan pekerjaannya dengan tenang, dia kembali mengetik pada laptopnya. “Argh, akhirnya tiba waktu istirahat,” seru Nita. “Kalian mau makan apa?” “Ke Warung nasi Padang saja,” ucap Rizal. “Ck, kamu doyan banget makan nasi padang, apa karena yang jualnya janda cantik?” tanya Nita menyipitkan kedu
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 87 : Rencana Ziya

“Benar-benar menyebalkan,” keluh Yuda. Malam itu, Yuda merasa begitu emosional setelah bertengkar dengan Danang. Tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk pergi ke sebuah klub malam demi melupakan sejenak masalah yang ada. Begitu sampai di sana, dia melihat berbagai lampu berkedip dan musik yang menghentak keras. Yuda pun langsung terbuai dalam suasana tersebut, dan melupakan perkataan dan tamparan Danang. “Halo, Tampan. Kau datang sendirian?” goda seorang wanita malam yang begitu menggoda. Yuda tersenyum merekah dan merengkuh pinggang ramping wanita itu. Dia pun terpikat dan tak mampu menolak ajakan wanita itu untuk bersenang-senang bersama. Yuda mengikuti ajakan wanita itu untuk duduk di salah satu sofa dan dengan manjanya, wanita itu terus bergelayut manja di lengan Yuda. “Siapa namamu?” tanya Yuda. “Namaku Sisca,” jawab wanita berpakaian minim itu. “Nama yang cantik, secantik orangnya,” puji Yuda m
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 88 : Acara Makan Malam

“Mas, pulang kerja nanti, aku ada acara makan makan dengan rekan divisi. Mas tidak perlu menjemputku.” Itulah isi pesan yang dikirim Khayra pada Kaivan. “Oh, dalam rangka apa? tumben sekali ada acara makan malam bersama?” itu balasan dari Kaivan yang merasa heran. Khayra terdiam membaca pesan Kaivan. Dia tahu kalau Kaivan tidak cocok dengan Aditya. Sampai wanita itu teringat akan golnya salah satu pekerjaan mereka di bulan kemarin. “Karena pekerjaan kami bulan kemarin telah gol, jadi ada acara makan malam ini.” Khayra menjawab demikian pada Kaivan. Rasanya kurang pas kalau alasannya memberi semangat untuk Khayra. “Baiklah. Beritahu aku di mana kamu makan malamnya, aku akan menjemputmu,” ujar Kaivan dari seberang sana. “Baiklah.” Khayra menjawab demikian. “Ingat! Jaga hati kamu, Kura-kura kecilku.” Khayra tersenyum membaca pesan dari Kaivan itu. Semakin ke sini, pria itu seakan tidak menahan dirinya untuk m
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 89 : Joel dan Aerline

"Line?" Freyya memanggil. Tidak ada sahutan, hanya ada Aerline yang terus mengikuti tubuh Joel dengan pandangannya. Aerline benar-benar tenggelam di dalam pikirannya sendiri, dia tersadar kala Freyya sedikit mengguncangnya. Tatapannya kini berubah menatap Freyya dengan bingung. "Kenapa?" Freyya sedikit terbata menyampaikan pesannya. Tatapan Aerline benar-benar penuh akan berbagai emosi, Freyya saja sampai merinding melihat nya. Aerline menggelengkan kepalanya, dia kembali berbalik ke sofa tadi dan kali ini meminum minumannya langsung dengan sekali tembakan. Freyya tertegun, dia segera menyusul Aerline kembali. "Aerline, jangan terlalu banyak," Freyya berujar saat Aerline kembali meneguk hingga dua gelas dengan cepat. Aerline menaruh gelasnya dengan kasar membuat temannya itu sedikit tersentak. Entahlah, suasana hati Aerline benar-benar kacau. Bayangan bagaimana Joel menatapnya sangat menyayat hati, terlebih dengan sikapnya y
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status