All Chapters of Dikhianati Kekasih, Dinikahi Bos Galak: Chapter 71 - Chapter 80

141 Chapters

Bab 71 : Kehancuran Ziya

“Arghhhh!” Ziya menjerit dari dalam ruang perawatan setelan mendengar kabar kalau anaknya tidak bisa diselamatkan. Dia belum tahu kalau Ratna sudah meninggal dunia, karena takut kondisinya semakin drop. “Ziya,” panggil Khayra yang masuk ke dalam ruang rawat Ziya karena merasa sangat iba pada sepupunya itu. “Kamu!” Ziya melotot penuh amarah saat melihat Khayra yang baru saja memasuki ruangan. “Ini semua gara-gara kamu, sialan! Ini semua karena kamu!” teriak Ziya dan melemparkan semua benda yang ada di sekitarnya ke arah Khayra. “Sialan! Semua karena kamu, semuanya karena kamu, Jalang sialan!” jerit Ziya. Mendengar itu, Kaivan langsung masuk dan melindungi Khayra dengan tubuhnya. “Sebaiknya kamu keluar dari sini, aku khawatir dia mencelakai kamu,” pinta Kaivan. “Keluar kalian semua! Kalian, orang-orang munafik sialan!” Ziya berteriak histeris dan menangis. Kaivan membawa Khayra keluar dari ruangan.
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 72 : Pemakaman Ratna

“Apa maksud kamu, Khay?” tanya Sarah saat dia dan Iwan baru saja sampai di rumah sakit. Khayra baru saja menjelaskan hal yang menimpa Ratna. “Aku dan Mas Ivan menemukannya sudah tergantung. Menurut pihak medis, jenazahnya sudah lewat dari 24 jam. Dan ini, ada surat yang ditinggalkan oleh mendiang Tante Ratih. Aku tidak berani membukanya,” ucap Khayra menyerahkan kertas yang dilipat pada Sarah. “Ya Tuhan, Ratna.” Sarah tidak sanggup berdiri tegak. Dia terduduk dengan lesunya di kursi dan menatap nanar kertas di depannya. Tidak kuasa menahan tangisnya lagi. Iwan berusaha menguatkan Sarah yang sudah ditinggalkan oleh dua orang saudara perempuannya. Khayra duduk di samping Sarah dan memegang tangannya, membuat wanita paruh baya itu menoleh ke arah Khayra dengan tatapan sendu. “Kedua adikku telah pergi lebih dulu menghadap Tuhan. Dan sebagai gantinya, ada dua orang keponakan perempuan yang harus aku jaga. Kamu dan Ziya, mungkin sebagai peng
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 73 : Rasa Iri Ziya

“Kenapa kamu kemari?” tanya Yuda menghadang Ziya yang akan masuk ke kamarnya. Dia baru saja kembali dari rumah sakit, sebenarnya Sarah mengajak Ziya untuk pulang ke rumah orang tua Ziya, tapi wanita itu bersikukuh ingin kembali ke keluarga Dirgantara. “Aku tinggal di sini,” jawab Ziya. “Jangan lupa, aku masih menantu keluarga Dirgantara.” Yuda tertawa mengejek. “Ya, dan sebentar lagi akan segera terlepas dari status itu. Aku akan segera mengurus surat perceraian,” ucap Yuda dan Ziya hanya bisa bungkam. Dia sebenarnya membutuhkan dukungan dari keluarga Dirgantara, tapi dia sudah mau hidup bersama pria kejam seperti Yuda. “Kamu tidak lebih dari seorang iblis, Yuda. Setelah membunuh anak kandungmu sendiri, sekarang mau menceraikanku? Kamu yang sudah menghancurkan masa depanku. Dasar iblis biadab, gak punya perasaan!” Ziya memukuli dada Yuda dengan kedua tangannya yang mengepal. Yuda menahan pergelangan tangan Ziya di sana dan mencengkeram
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 74 : Kondisi Khayra

“Bertahanlah, Khayra,” ucap Kaivan memegang tangan Khayra yang berada di atas brankar dan sedang di dorong menuju ruang penanganan medis. “Anda tidak bisa ikut masuk, Tuan.” Seorang perawat menahan Kaivan saat brankar dibawa masuk ke sebuah pintu ruangan. Akhirnya Kaivan berdiri di luar ruangan dengan sangat gelisah dan khawatir. Kedua tangan dan pakaiannya penuh dengan darah Khayra. “Tuhan, tolong, selamatkan mereka,” gumam Kaivan benar-benar gelisah. Kaivan berjalan mondar-mandir menunggu kabar sampai sahabatnya datang. “Kaivan?” Lyman dan Joel datang bersama. Mereka berdua yang tadi dihubungi Kaivan untuk mengurus masalah yang terjadi, sedangkan Aldric, mengurus kasus Ziya. Dia langsung mengamankan Ziya. “Gimana keadaan istri lu?” tanya Joel. “Masih ditangani Dokter,” keluh Kaivan terlihat lesu dan sangat gelisah. “Tenang, semoga semuanya baik-baik saja,” ucap Lyman menepuk pundak Kaivan. “Gue
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 75 : Kesedihan Khayra

“Kenapa? kenapa harus pengacara yang disediakan pihak polisi?” tanya Andi sangat marah sambil menggebrak meja. Di depannya ada seorang pengacara yang akan menangani kasus Andi dalam persidangan yang sudah ditentukan tanggalnya. “Menantuku seorang pengacara hebat! Di mana dia? Biarkan aku bicara dengan istriku!” seru Andi sangat marah. “Tolong tenang dulu, Pak Andi. Aku di sini untuk membantu anda. Jadi tolong kerja samanya,” ucap pria bernama Ery yang memiliki badan tambun. Dia menyeka wajahnya beberapa kali dengan sapu tangan. “Bagaimana aku bisa tenang. Aku tidak bisa tenang, apalagi aku tidak tahu bagaimana kinerjamu. Bagaimana kalau aku kalah dan semakin mendekam di tempat busuk ini!” seru Andi berkacak pinggang. “Hei, di luar sana, cepat hubungi istriku. Aku perlu bicara dengannya, aku butuh pengacara, mana mungkin istri dan anakku tidak ada yang menolongku!” seru Andi terlihat kesal. “Istri anda sudah meningga
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 76 : Terasa Hampa

“Makan dulu, aku sendiri yang memasak buburnya,” ucap Kaivan. “Pihak rumah sakit sudah menyediakan makanan. Kamu pasti lelah, tidak usah memasak apa pun untukku,” jawab Khayra. “Kenapa? kamu sudah bosan dengan masakanku?” tanya Kaivan. Khayra masih menatap ke arah lain, dia tidak mau melihat ke arah Kaivan. Dan Kaivan sendiri pun sudah merasakan perubahan sikap Khayra itu, tetapi sekali lagi Kaivan hanya bisa membiarkan dan memakluminya. Memang tidak mudah menerima kenyataan pahit ini. “Bukan begitu, aku hanya tidak mau merepotkanmu,” jawab Khayra. “Aku sama sekali tidak repot,” jawab Kaivan. “Makan dulu.” Kaivan duduk di sisi brankar menghadap Khayra. Dia menyendokkan bubur itu dan mendekatkannya ke ujung bibir Khayra. “Buka mulutmu,” ucap Kaivan. Khayra menatap ke arah Kaivan di depannya. Pria itu terlihat pucat dan cukup berantakan, bawah matanya terlihat lingkaran hitam. Khayra tahu kalau Kaivan p
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 77 : Para Penyemangat

“Khayra, bagaimana keadaanmu?” tanya Adit yang datang bersama teman satu divisinya. “Keadaanku sudah lebih baik, Pak,” jawab Khayra. “Terima kasih karena kalian sudah mau datang ke sini.” “Kami sangat terkejut mendengar kabar tentangmu, Ra,” ucap Sunny. “Aku turut sedih, mendengar kabar tentang janinmu.” “Iya, Ra. Kamu harus kuat, ya,” seru Nita. “Ya, mungkin kami belum diberi kesempatan untuk mendapat momongan,” jawab Khayra. “Kakak iparku juga pernah mengalami keguguran saat hamil anak pertama. Dan kamu tahu, selang beberapa bulan dia hamil, bahkan setiap tahun terus hamil, sampai krucil-krucil itu harus dititip padaku,” tutur Nita berusaha menghibur Khayra. “Benar, biasanya seperti itu. Kalau keguguran, gak akan lama lagi langsung isi. Kamu juga pasti akan begitu,” seru Sunny. Khayra tersenyum mendengar kata-kata temannya yang sedang menghiburnya. “Semoga saja,” jawab Khayra. “Yang p
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

78. Pulang ke Rumah

“Tante Sarah?” seru Ziya cukup terkejut saat melihat orang yang mengunjunginya. Mereka adalah Sarah dan Iwan. Ziya berjalan mendekati meja di mana Iwan dan Sarah menunggunya. Kemudian mengambil duduk di hadapan mereka tanpa mengatakan apa pun. Sarah dan Iwan terkejut melihat Ziya yang dulu anggun dan ceria kini kondisinya cukup berantakan, dan terpuruk dalam penjara. Tante Sarah memandang dengan tatapan tajam dan marah kepada Ziya yang hanya bisa menundukkan kepalanya. “Ziya, sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Bagaimana bisa kamu mencelakai Khayra dan merusak masa depanmu?” tanya Sarah dan Ziya masih juga bungkam. "Bagaimana bisa kamu tega menabrak Khayra hingga dia keguguran? Dia sepupumu sendiri!" teriak Tante Sarah dengan suara yang gemetar oleh amarah. Ziya menatap ke lantai, lalu mengangkat wajahnya yang pucat. "Aku membenci Khayra, Tante. Semua yang ada dalam hidupku hancur karena dia," ucap Ziya dengan nada penuh denda
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 79 : Persidangan Pertama Andi

“Bagaimana udaranya sejuk, bukan?” tanya Kaivan.          “Ya, cuaca sore ini sangat indah, warna langit pun begitu cantik.” Khayra tersenyum melihat langit.          Sore itu, Kaivan menggandeng tangan Khayra untuk berjalan menuju taman belakang rumah mereka.          Taman belakang yang indah dengan berbagai jenis bunga dan pohon yang rindang menjadi tempat favorit Khayra untuk menghabiskan waktu sorenya. Kaivan pun menyadari bahwa mengajak istrinya ke taman merupakan salah satu cara untuk menghibur dan membangkitkan semangat Khayra kembali.          Mereka duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu, sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka. Kaivan dengan penuh perhatian melepaskan jaketnya dan memasangkannya di punggung Khayra mem
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 80 : Sosok Misterius

Khayra berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah gontai. Pikirannya masih tertuju pada sosok wanita yang baru saja menyapanya. Wajah wanita itu seolah terpatri dalam ingatan, mengingatkannya pada seseorang yang begitu dekat dan hangat, namun sekaligus menyakitkan. Wajah Khayra tampak murung, kedua alisnya bertemu di tengah-tengah dahi, menandakan betapa bingungnya perasaannya saat ini. Sedikit demi sedikit, ia mencoba mengingat di mana ia pernah melihat wanita itu sebelumnya, namun semakin ia menggali ingatannya, semakin sulit baginya untuk menemukan jawabannya. Dalam kebingungannya, Khayra duduk di salah satu bangku yang ada di koridor pengadilan. Dia menghela napas panjang, menahan rasa sesak yang mulai menjalar di dadanya. Tangan kanannya bergerak ke arah jantungnya, mencoba meredakan rasa sakit tersebut, namun sia-sia. Tiba-tiba, seorang pria berjalan mendekati Khayra. Pria itu menatapnya dengan ekspresi prihatin, seolah merasakan apa
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status