Dalam perjalanan menuju rumah, Alexandra tidak berbicara sama sekali. Bahkan ketika William bertanya kepadanya setiap kali Alexandra menghela napasnya.“Masih marah?” tanya William.Alexandra menghela napasnya lagi. Matanya hanya memandang pemandangan di luar jendela.“Sepertinya jalanan lebih menarik daripada aku sekarang,” sindir William.“Maaf,” kata William. “Tadi malam, karyawan ingin merayakan ulang tahun bersama. Karena ini tahun pertamaku bekerja di sini. Aku harus mengenal mereka dengan baik, bukan? Aku gak mau jadi bos yang memiliki jarak yang jauh pada karyawanku.”“Ya, kalian sangat dekat sampai sekertaris baru tau sandi pintu apartemen Om.” Akhirnya Alexandra membuka suara.“Itu Evan yang memberitahu.”“Dan tadi pagi dia datang masuk? Membawakan sarapan?” sindir Alexandra.“Kalau aku menolaknya, itu pasti sangat menyakitinya, kan?”“Ya, sama menyakitkannya menunggu seseorang sampai ketiduran lalu melihat seseorang itu kembali dengan orang lain tanpa merasa bersalah.”Will
Read more