Setelah meninggalkan rumah Laras, Adhi mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, pikirannya dipenuhi oleh kepuasan dan rencana berikutnya. Dia tahu, di balik topeng simpati yang dia tunjukkan di hadapan ibu Laras, ada niat tersembunyi yang membuatnya semakin yakin akan tindakannya. Laras mungkin sudah tak bisa dia kendalikan lagi, tapi itu bukan berarti Adhi tak punya pilihan lain.Ketika sampai di kampus, Adhi langsung menuju ke area yang biasa menjadi tempat berkumpul teman-teman kuliahnya. Di sana, dia melihat Via, gadis cantik yang sejak lama menunjukkan ketertarikan padanya. Via tengah duduk di bawah pohon besar, tampak sedang membaca buku. Senyum kecil terukir di bibir Adhi saat dia melangkah mendekati Via.“Hei, Via,” sapanya dengan nada lembut yang membuat Via menoleh dengan cepat.“Oh, hai, Adhi,” balas Via, senyum manis langsung menghiasi wajahnya saat melihat Adhi berdiri di hadapannya. “Ada apa? Tumben kamu ke sini.”Adhi tersenyum simpul, duduk di sebelah Via dengan s
Read more