Share

bab 10. sebuah pelarian singkat

Penulis: Intan SR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 06:18:45

Setelah meninggalkan rumah Laras, Adhi mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, pikirannya dipenuhi oleh kepuasan dan rencana berikutnya. Dia tahu, di balik topeng simpati yang dia tunjukkan di hadapan ibu Laras, ada niat tersembunyi yang membuatnya semakin yakin akan tindakannya. Laras mungkin sudah tak bisa dia kendalikan lagi, tapi itu bukan berarti Adhi tak punya pilihan lain.

Ketika sampai di kampus, Adhi langsung menuju ke area yang biasa menjadi tempat berkumpul teman-teman kuliahnya. Di sana, dia melihat Via, gadis cantik yang sejak lama menunjukkan ketertarikan padanya. Via tengah duduk di bawah pohon besar, tampak sedang membaca buku. Senyum kecil terukir di bibir Adhi saat dia melangkah mendekati Via.

“Hei, Via,” sapanya dengan nada lembut yang membuat Via menoleh dengan cepat.

“Oh, hai, Adhi,” balas Via, senyum manis langsung menghiasi wajahnya saat melihat Adhi berdiri di hadapannya. “Ada apa? Tumben kamu ke sini.”

Adhi tersenyum simpul, duduk di sebelah Via dengan s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 11. niat jahat Adhi

    Laras masih mengurung diri di dalam kamar, suasana hatinya campur aduk. Hatinya terasa sakit, bukan hanya karena pertengkarannya dengan sang ibu, tetapi juga karena kenyataan bahwa ibunya lebih percaya pada Adhi, kekasihnya, daripada dirinya sendiri. Dia duduk di tepi ranjang, memandang kosong ke arah jendela kamar yang tertutup. Laras menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri meski hatinya terasa penuh sesak."Laras, makan malam dulu," suara ayahnya terdengar pelan dari balik pintu. Ketukan pintu itu terdengar ragu, seolah sang ayah tak ingin mengganggu, tetapi juga tak tega melihat putrinya berlarut-larut."Iya," sahut Laras singkat.Tak lama, dia melangkah keluar dari kamarnya dengan langkah berat. Saat tiba di meja makan, Laras melihat ibunya sudah duduk, menyendok nasi ke piringnya sendiri. Ekspresi wajah sang ibu tampak dingin, nyaris tak peduli. Laras menahan gejolak emosinya, mencoba bersikap tenang meski amarah masih membara di dadanya.Setelah semua anggota keluarga d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 12. kekhawatiran Laras

    "Duduk," perintah Adhi dengan nada datar sambil menunjuk kursi di depan meja belajarnya. Via menurut tanpa banyak bicara. Dia menarik kursi itu pelan dan duduk dengan gugup. Matanya sesekali melirik ke arah Adhi, yang kini berdiri di dekat ranjangnya, menatapnya dengan tatapan sulit ditebak."Ngapain tumben-tumbenan datang ke rumahku? Ada apa?" tanya Adhi santai, suaranya terdengar ringan, tetapi matanya tajam, menelisik setiap gerak-gerik Via.Via tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. "Nggak apa-apa. Cuma pengen lihat kamu aja," jawabnya jujur, suaranya pelan nyaris seperti bisikan.Adhi tersenyum miring. Tanpa peringatan, dia melangkah mendekat. Tangannya bertumpu pada sandaran kursi tempat Via duduk, tubuhnya membungkuk sedikit hingga wajahnya sejajar dengan wajah Via. Dalam sekejap, Adhi melumat lembut bibir Via tanpa aba-aba.Mata Via membelalak kaget, tetapi perlahan-lahan, rasa gugupnya mencair. Dia menutup matanya, membiarkan ciuman itu berlangsung. Ada sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   13. alasan Laras

    “Ras, kamu kenapa?” tanya Widuri dengan nada khawatir. Ia memperhatikan wajah Laras yang mendadak berubah muram, seolah-olah menahan tangis.Laras tersadar dari lamunannya. Ia menoleh pada Widuri, berusaha menyembunyikan kegundahan yang menghantui pikirannya. Ia tahu tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya. Bahwa saat ini, dirinya sudah memiliki seorang anak. Itu adalah hal yang tak mungkin ia bagi dengan siapa pun, bahkan kepada sahabatnya sendiri.“Nggak apa-apa,” jawab Laras sambil memaksakan senyum. Namun, matanya tak mampu berbohong.Widuri menatapnya tajam, mencoba membaca isi hati sahabatnya. “Gara-gara Adhi?” tebaknya dengan nada setengah mengejek, meski ada kekhawatiran di dalamnya.Laras langsung mendengus kecil, berusaha menutupi keresahan hatinya. “Aku nggak bakalan nangisin lelaki buaya seperti Adhi,” ujarnya dengan nada penuh penekanan. Tanpa menunggu respons Widuri, Laras berjalan menuju kelas, meninggalkan Widuri yang masih memandanginya dengan bingung.---Tian sed

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 14. rencana Laras

    “Wid, aku udah mutusin sesuatu,” kata Laras sambil menyandarkan sendok di mangkuk yang kini sudah kosong. Sisa kuah soto yang tersisa sedikit ia aduk pelan dengan ujung sendok, wajahnya menunjukkan keseriusan.“Mutusin apa?” tanya Widuri tanpa mengalihkan pandangannya dari bakso yang sedang ia suapkan ke mulut.“Aku bakalan deketin Tian,” jawab Laras mantap, menatap Widuri penuh keyakinan.Widuri yang baru saja menggigit bakso tiba-tiba tersedak. Refleks, ia memuntahkan potongan bakso yang nyaris meluncur ke tenggorokan, membuat Laras meliriknya dengan jijik sekaligus kesal.“Tunggu… apa?” Widuri mengelap mulutnya dengan tisu sambil menatap Laras dengan mata terbelalak. “Deketin Tian? Setelah kamu nolak dia mentah-mentah? Seriusan nih?” tanyanya penuh kaget.Laras mengangguk pelan namun pasti. “Aku udah mutusin. Aku bakalan deketin Tian. Aku tahu aku bisa bikin masa depanku berubah.”Widuri mengerutkan kening, merasa bingung dengan nada serius yang digunakan Laras. “Masa depan? Maksud

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   15. mulai dari awal

    Tian dan Laras akhirnya melangkah keluar dari bus yang mengantarkan mereka sejauh ini. Laras, yang masih setengah mengantuk, mengusap wajahnya dengan punggung tangan. Mereka berdiri di tepi terminal kecil yang ramai dengan suara klakson dan panggilan calo bus. Bau asap knalpot bercampur dengan aroma gorengan dari pedagang kaki lima yang berjejer di pinggir jalan. Tian menoleh ke Laras, yang kini mengerutkan dahi sambil mengatur tas selempangnya.“Kenapa Kakak nggak bangunin aku?” tanya Laras sambil meluruskan rambutnya yang berantakan.“Kamu tidur nyenyak banget,” jawab Tian sambil tersenyum kecil. “Kayaknya nggak tega kalau ngebangunin.”Laras hanya mengangguk pelan, menerima jawaban itu. Tian, tanpa sadar, merogoh saku celananya untuk mengambil uang yang ia lipat kecil-kecil tadi. Namun, sebuah kertas lain terjatuh ke aspal. Laras melirik kertas itu sekilas, yang ternyata sebuah amplop kecil berwarna merah muda. Tian segera membungkuk, mengambilnya, lalu memasukkan surat itu ke dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 16. pria manipulatif

    Laras melangkah masuk ke dalam rumah Tian, sebuah rumah sederhana dengan dinding bercat kusam dan beberapa furnitur tua yang terlihat sudah bertahun-tahun dipakai. Ia pernah ke sini sebelumnya, waktu Tian habis dipukuli Adhi hingga lebam-lebam. Laras datang saat itu untuk menjenguknya, bersama Widuri, teman dekat mereka di sekolah. Tapi kali ini, rumah itu terasa lebih sunyi. Tidak ada Widuri, tidak ada siapa pun selain dirinya dan Tian.“Ibu Kak Tian di mana?” tanya Laras pelan, mencoba memecah keheningan.“Mungkin masih kerja,” jawab Tian sambil meletakkan tasnya di sofa tua yang sedikit berderit. Ia melangkah ke dapur tanpa berkata banyak, mencari sesuatu untuk disuguhkan kepada Laras.Tak lama kemudian, Tian kembali dengan segelas air putih di tangannya. “Ini, minum aja dulu. Aku mau ganti baju,” katanya sebelum berlalu menuju kamarnya.Laras mengangguk sambil menerima gelas itu. Tapi tangannya sedikit gemetar. Ada sesuatu yang membuatnya gugup berada di sini, meski ia tahu diriny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   17. fitnah Adhi

    Hari itu berjalan seperti biasa sampai Tian tiba-tiba dipanggil ke ruang kepala sekolah.Laras yang baru saja keluar kelas melihat beberapa siswa berbisik-bisik di koridor. Beberapa tatapan aneh mengarah padanya, dan bisikan itu semakin jelas saat ia lewat.“Katanya Tian sama Laras semalam ngelakuin hal nggak bener di rumah Tian…”“Kepala sekolah manggil Tian buat klarifikasi, tapi katanya sih ada tekanan dari seseorang di luar sekolah.”Laras merasakan dadanya menegang. Ia segera bergegas menuju ruang kepala sekolah, tapi sebelum sampai, ponselnya bergetar di saku rok. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk:"Kamu pikir Tian bisa selamat dari ini? Lihat aja."Jantung Laras berdegup lebih cepat. Ia tahu betul gaya ancaman seperti ini. Adhi.Dia tidak akan membiarkan hidup Laras tenang. Ia tak tahu mengapa dulu dia melihat Adhi begitu hebat dan keren. Padahal yang sebenarnya Adhi lebih busuk dari yang ia kira. Adhi jahat sejak bahkan sebelum mereka menikah. ---Di Ruang Kepala Seko

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   18. mencari bukti

    Laras berdiri di depan sebuah kafe kecil dengan lampu neon redup. Tempat ini terkenal sebagai tongkrongan anak-anak kaya di kota ini—dan tentu saja, Adhi sering ke sini.Dari luar, ia bisa melihat sosok Adhi yang duduk santai di dalam, tertawa bersama beberapa temannya. Tapi matanya langsung terpaku pada seorang perempuan yang duduk di sebelah Adhi, terlalu dekat untuk hanya sekadar teman. Perempuan itu adalah teman kuliah Adhi. Laras pernah melihatnya sebelumnya, tapi malam ini, pemandangan itu terasa berbeda.Tangan Adhi melingkar santai di pinggang perempuan itu, sesekali berbisik di telinganya dengan senyum penuh godaan.Laras merasakan amarah membakar dadanya. Begitu mudahnya Adhi berpura-pura tak bersalah, begitu santainya dia merusak hidup orang lain.Laras menarik napas dalam, memastikan alat perekam suara di dalam sakunya sudah menyala. Di sudut lain, tanpa sepengetahuannya, Widuri bersembunyi di balik semak dengan handycam yang sudah merekam sejak tadi.Dengan langkah mantap

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   epilog

    Tahun 2007 – Hari Pertama Laras di SMAMatahari siang menyengat, membakar lapangan sekolah yang luas. Sekelompok siswa baru berdiri berjejer di tengah lapangan, wajah mereka memerah karena malu dan kepanasan. Mereka dihukum karena datang terlambat di hari pertama sekolah.Di antara mereka, seorang gadis berdiri dengan kepala tegak, meskipun keringat menetes di pelipisnya. Rambut hitam panjangnya dikuncir kuda, seragam putih abu-abunya sedikit kusut karena terburu-buru.Laras. Di tangga lantai dua gedung sekolah, seorang siswa kelas dua menyandarkan tubuhnya ke pagar besi, memperhatikan pemandangan di bawah dengan senyum tipis.Tian.Ia menyilangkan tangan di dadanya, matanya terpaku pada sosok gadis yang berdiri paling tegak di tengah lapangan. Ia tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu pada gadis itu yang membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangan.“Oi, kamu senyum-senyum sendiri kenapa?” suara Dani, teman sekelasnya, memecah lamunannya.Tian tetap tidak menjawab, masih memandangi gadi

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 32. Akhir Dari PELAKOR

    Laras berdiri di depan cermin besar, menatap pantulan dirinya dalam balutan kebaya putih yang sederhana namun elegan. Rambutnya disanggul rapi, dihiasi selipan melati kecil yang harum. Wajahnya terlihat tenang, tetapi hatinya berdebar kencang.Hari ini adalah hari pernikahannya.Ia mengangkat tangannya, meraba dadanya yang bergetar pelan. Setelah semua yang terjadi, setelah luka dan kehilangan, ia akhirnya menemukan seseorang yang tidak hanya mencintainya tetapi juga menerimanya apa adanya.“Laras.”Ia menoleh dan melihat Abi berdiri di ambang pintu, mengenakan setelan formal yang membuatnya terlihat lebih dewasa dari usianya.“Ibu sudah siap?” tanyanya lembut.Laras tersenyum, melangkah mendekat, lalu membetulkan kerah kemeja putranya. “Ibu siap.”Abi menatapnya lama, lalu mengangguk kecil. “Ayo.”Laras mengulurkan tangannya, dan Abi menggenggamnya erat, mengantarnya keluar menuju halaman belakang vila kecil yang mereka sewa untuk acara ini.Pernikahan ini bukan pesta besar dengan ra

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 31. hukuman untuk adhi

    Adhi duduk di kursi terdakwa dengan tubuh kaku, tangannya terkepal di atas meja. Wajahnya tampak lebih tirus dari sebelumnya, dengan lingkaran hitam di bawah matanya, pertanda malam-malam tanpa tidur yang ia lalui selama sidang berlangsung. Hari ini, putusan akan dijatuhkan.Ruangan sidang dipenuhi oleh pengunjung. Beberapa adalah wartawan yang siap mengabadikan momen kejatuhan seorang pria yang dulu begitu berkuasa. Sebagian lagi adalah orang-orang yang mengenal Adhi dan ingin melihat akhirnya.Di barisan kursi pengunjung, Laras duduk dengan punggung tegak. Ia mencoba tampak tenang, tetapi jemarinya yang saling meremas menunjukkan kegelisahannya. Di sebelahnya, Tian duduk dengan ekspresi profesional, tetapi tatapan matanya penuh kewaspadaan. Di sisi lain, Abi duduk dengan bahu tegap, tatapannya lurus ke depan. Ia tidak menghindar dari kenyataan.Hakim mengetukkan palunya, membuat seluruh ruangan terdiam.“Berdasarkan bukti yang telah diajukan serta kesaksian yang diberikan, pengadila

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 30. penangkapan adhi

    Bab 30. Adhi yang Puas, Lalu MurkaAdhi duduk di ruangannya, menyesap kopi dengan santai sambil membaca berita tentang kebakaran rumah Laras. Senyum penuh kepuasan terukir di wajahnya."Laras, lihatlah... Kamu kehilangan segalanya. Sekarang, kamu pasti menyesal meninggalkan aku," pikirnya puas.Baginya, ini adalah balasan atas semua rasa sakit dan penghinaan yang telah Laras berikan padanya. Kehilangan rumah akan membuatnya terpuruk, dan pada akhirnya, Laras akan kembali padanya dengan wajah penuh penyesalan.Namun, kebanggaan itu lenyap seketika ketika sekretarisnya masuk dengan wajah ragu.“Tuan… Saya baru saja mendengar kabar bahwa… Bu Laras tidak mencari rumah lain.”Adhi mengangkat alis. “Apa maksudmu?”Sekretarisnya menelan ludah sebelum menjawab, “Dia tinggal di rumahnya Pak Tian.”Cangkir di tangan Adhi langsung hancur di genggamannya. Kopi panas tumpah ke meja, tapi ia tak peduli.“Apa?” suaranya terdengar berbahaya.Sekretaris itu mundur sedikit, takut dengan ekspresi penuh

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 29. kebakaran

    Enam Bulan KemudianRestoran kecil di sudut kota itu dipenuhi cahaya lampu yang hangat, menciptakan suasana nyaman di tengah udara malam yang mulai mendingin. Di salah satu meja dekat jendela, tiga orang duduk bersama—Abi, Laras, dan Tian.Abi menyendok makanannya dengan santai, sesekali melirik ke arah ibunya dan Tian yang duduk di seberangnya. Laras tampak lebih tenang dibanding beberapa bulan lalu, sementara Tian terlihat nyaman berada di sana, meskipun tetap menjaga sikapnya.Setelah beberapa suapan, Abi meletakkan sendoknya dan menatap ibunya dengan ekspresi serius.“Bu,” panggilnya, suaranya tenang tapi penuh makna.Laras menoleh. “Ya?”Abi menghela napas pelan sebelum melanjutkan, “Aku nggak masalah kalau Ibu mau menikah lagi.”Laras terkejut. “Abi…”“Aku tahu,” Abi tersenyum tipis. “Aku tahu Ibu nggak pernah bahagia sama Ayah. Jadi kalau sekarang ada kesempatan buat Ibu bahagia, aku nggak akan menahan Ibu.”Laras terdiam, menatap putranya dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ters

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 28. kesempatan kedua

    Satu minggu kemudian. Tempat Rehabilitasi Remaja, Sore HariTian melangkah memasuki area rehabilitasi dengan perasaan campur aduk. Bangunan sederhana dengan halaman luas itu dikelilingi pagar tinggi, tapi suasana di dalamnya terasa lebih tenang dibandingkan penjara. Udara sore yang sejuk tidak bisa meredakan ketegangan dalam dadanya.Di taman belakang, di bawah pohon rindang, Tian akhirnya menemukan Abi duduk di bangku kayu. Pemuda itu mengenakan kaus putih polos dengan jaket tipis, rambutnya sedikit berantakan, dan matanya menatap kosong ke kejauhan.Tian menarik napas panjang sebelum berjalan mendekat. “Abi…” panggilnya pelan.Abi menoleh, ekspresinya datar, tapi sorot matanya menyiratkan ketegangan. “Ngapain ke sini?”Tian mengusap tengkuknya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Aku mau minta maaf.”Abi mendengus kecil. “Buat apa? Kamu nggak salah apa-apa.”Tian menghela napas. “Aku… juga baru tahu kalau kamu anakku beberapa waktu yang lalu. Waktu aku bertemu ibumu di biro huku

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 27. ayah kandung Abi

    Kafe, Senja MenjelangTian mengaduk kopinya perlahan, menatap cairan hitam itu sebelum akhirnya berkata, "Aku belum menikah."Laras sedikit tersentak, menoleh ke arahnya. "Belum?"Tian mengangguk. "Sejak dulu, aku terlalu sibuk membangun karier. Aku harus jadi orang yang hebat, Laras. Aku nggak mau diremehkan. Aku nggak mau dianggap cuma anak muda yang nggak bisa apa-apa." Ia terkekeh pendek, ada getir dalam suaranya. "Sampai-sampai aku lupa mencari kekasih."Entah mengapa, Laras merasakan sesuatu yang aneh di dadanya. Sebuah perasaan yang tak ingin ia akui—kelegaan.Tian belum menikah.Ada jeda hening di antara mereka. Laras menggigit bibirnya, menatap jalanan di luar jendela kafe. Ia tak boleh berpikir macam-macam. Keadaan terlalu rumit sekarang."Sudah malam," Tian tiba-tiba berkata. "Aku antar kamu pulang."Laras menoleh, sedikit ragu. "Kamu nggak sibuk?"Tian tersenyum samar. "Aku selalu punya waktu untuk hal yang penting."Di dalam mobil... Perjalanan pulang terasa tenang. Lara

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   bab 26. masih punya perasaan yang sama

    Tian melangkah masuk ke ruang kunjungan tahanan dengan ekspresi tenang. Di depannya, Abi duduk di balik meja besi, tangannya terborgol, sorot matanya penuh kebencian.Laras duduk di samping putranya, menggenggam tangan Abi dengan erat. Ia menoleh pada Tian, seolah meminta kepastian bahwa pria itu benar-benar bisa membebaskan putranya.Tian menarik kursi dan duduk di seberang mereka. Ia membuka mapnya, mengeluarkan beberapa dokumen. “Aku butuh kamu cerita dari awal. Apa yang terjadi malam itu?”Abi menatap Tian tajam. “Siapa Anda?”Tian menutup mapnya perlahan, lalu menatap langsung ke mata Abi. Ada sesuatu dalam tatapan itu—sebuah ketegangan yang aneh. Sejak pertama melihat anak itu, ada perasaan tak biasa yang menusuk dadanya.“Aku pengacara yang akan membelamu,” jawab Tian profesional.Abi mendengus, bersandar di kursinya dengan wajah sinis. “Jadi Ibu menyewa pengacara?”Laras menepuk tangan Abi, berusaha menenangkan. “Abi, dia pengacara terbaik. Percayalah.”Tian masih memperhatika

  • Perjalanan ke Masa Lalu Istri yang Diselingkuhi   25. Anak Tian

    Laras menggenggam tasnya erat, mengikuti langkah Widya yang berjalan cepat di depannya. Hatinya masih bergejolak, tapi ia memaksakan diri untuk tetap fokus. Ia harus menemukan pengacara yang bisa membantunya.“Kita hampir sampai,” kata Widya tanpa menoleh.Laras mengangguk. “Biro jasa hukum ini… beneran bisa dipercaya, kan?”Widya berhenti sejenak, menatapnya dengan serius. “Laras, ini bukan tempat sembarangan. Mereka menangani kasus-kasus besar. Aku yakin mereka bisa bantu kamu.”Laras menarik napas dalam, berusaha menguatkan dirinya. “Oke.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung kantor yang modern dan elegan. Resepsionis menyambut mereka dengan senyum ramah.“Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?”Widya mendekat. “Kami ingin bertemu dengan salah satu pengacara terbaik di sini. Ada janji dengan Pak Tian.”Laras mengernyit. Nama itu terdengar familiar, tapi pikirannya masih terlalu kacau untuk menyadarinya.“Silakan ke ruang 302. Beliau sudah menunggu,” kata resepsionis itu.Widya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status