Semua Bab Istri Berdosa si Bos Paranoid: Bab 81 - Bab 90

523 Bab

Bab 81

"Kakak sangat ringan," kata Michael. Dia tidak berbohong. Tinggi badan Irene memang 160-an cm, tetapi saat Michael menggendongnya seperti ini, sepertinya berat badannya tidak lebih dari 45 kg. Sepertinya, ke depannya, Irene harus makan lebih banyak.Irene menempelkan wajahnya di punggung Michael dan merasakan kehangatan dari tubuh Michael. Sudah lama sekali dia tidak digendong orang lain seperti ini. Dalam ingatannya, sepertinya, hanya saat dia masih kecil, ibunya pernah menggendongnya seperti ini.Hanya saja, ingatan dari saat itu sudah terlalu kabur."Mike, kamu baik sekali," gumam Irene."Terus Kakak mau bilang kalau aku orang baik?" tanya Michael."Aku mau bilang, kamu benar-benar adikku yang baik. Aku beruntung sekali bisa punya adik sepertimu," kata Irene.Mendengar kata "adik", mata Michael berkilau.Dulu, saat permainan ini dimulai, bukankah dia berada di sisi Irene dengan status seorang adik? Irene menyuruh Michael memanggilnya dengan sebutan "kakak".Namun, sekarang, Michael
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-09
Baca selengkapnya

Bab 82

Di dalam kamar kontrakan Irene, Michael menurunkan Irene dengan hati-hati di sebuah kursi, lalu dia memanaskan makanan yang sudah dingin.Melihat Michael yang sibuk, pandangan Leni terhadap Michael agak berubah. Sebelumnya, dia tidak begitu menyetujui Irene tinggal dengan orang asing, tetapi pria ini jelas-jelas sangat baik pada Irene.Jika ada orang yang menjaga teman baiknya seperti ini, Leni pun merasa lebih tenang.Setelah Leni pulang, Michael dan Irene pun makan malam dengan sederhana. Kemudian, Irene ingin beres-beres, tetapi Michael berkata, "Aku saja, Kakak jangan banyak gerak."Pada saat ini, Irene seperti menjadi tidak berguna.Setelah beres-beres, Michael bertanya pada Irene, "Kakak mau ke kamar mandi?""Hah?" Irene tercengang sesaat, lalu wajahnya memerah."Mau atau nggak?" tanya Michael lagi, seakan-akan ini pertanyaan biasa.Dengan ekspresi canggung, Irene akhirnya tetap mengiakan ucapan Michael dengan pelan.Oleh karena itu, Michael menggendong Irene dan berjalan ke kama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-09
Baca selengkapnya

Bab 83

Irene berkata, "Tapi, kalau aku dipecat dan nggak ada penghasilan, biaya kontrakan, biaya makan dan hidup ....""Ada aku!" kata Michael. "Aku bisa mendapatkan uang untuk menghidupimu, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini."Irene menatap pria di hadapannya dengan terkejut. Dia tahu bahwa Michael hanya melakukan pekerjaan kecil-kecilan dan tidak mendapatkan uang banyak. Namun, sekarang, ucapan Michael malah membuat Irene merasa tenang.Irene tidak sendirian dan tanpa bantuan, dia masih bisa bergantung pada Mike."Cepat telepon," kata Michael sambil menyodorkan ponsel Irene padanya.Irene mengerutkan bibirnya dan menghubungi ketua tim yang bertugas untuk mengatur para penyapu jalanan di Pusat Sanitasi Lingkungan.Awalnya, Irene mengira bahwa dia tidak akan bisa mengambil cuti panjang. Namun, tak disangka, begitu dia mengatakan bahwa dia mungkin akan cuti selama seminggu, ketua timnya malah langsung setuju. Ketua timnya bahkan mengatakan jika seminggu tidak cukup, Irene bisa cuti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya

Bab 84

Pada malam hari, Michael terbangun oleh suara seruan Irene. Saat dia menyalakan lampunya, dia menyadari bahwa Irene sedang tidur dengan gelisah sambil mengigau.Hanya saja, suara Irene terlalu samar, hingga Michael sama sekali tidak bisa mendengar apa yang sedang Irene katakan dengan jelas."Kak!" Michael memanggil Irene sambil memegang kening wanita itu. Dia menyadari bahwa kening Irene sudah bercucuran keringat dan terasa panas.Michael bergegas menyeka kening Irene dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat.Irene tetap memejamkan kedua matanya sambil terus menggumamkan sesuatu.Michael terus memanggilnya, tetapi mata Irene tetap saja tidak dibuka.Michael mengernyit, dia merasa khawatir dan gelisah. Bahkan, untuk sesaat, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat Irene merasa lebih nyaman.Sepertinya, ini pertama kalinya dia mengkhawatirkan seorang wanita seperti ini.Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Charles, sekretarisnya. Pada pukul dua tengah mala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya

Bab 85

Namun, Charles langsung menyingkirkan pikiran ini. Dia tidak seharusnya menebak-nebak hal ini.Charles pun menutup pintu kamar ini dengan pelan. Di dalam ruangan, Michael menatap Irene yang sedang terlelap. Dia menyodorkan obat demam ke bibir Irene yang agak kering sambil berkata, "Ayo minum obat."Tanpa disadari, Irene malah menutup mulutnya rapat-rapat. Obatnya tidak bisa dimasukkan ke dalam mulutnya, apalagi ditelan.Michael benar-benar habis pikir. Kemudian, dia memasukkan obat dan air ke dalam mulutnya sendiri, menundukkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Irene.Bibirnya menyentuh bibir Irene. Dia membuka bibir Irene dengan ujung lidahnya dan memasukkan obat itu ke dalam mulut Irene. Sebenarnya, masih ada cara lain untuk membuat Irene minum obat, tetapi entah mengapa dia menggunakan cara ini.Meskipun obatnya sudah berada di dalam mulut Irene, bibir Michael masih tetap menempel dengan bibir Irene.Michael merasakan sejenis keserakahan dan juga sejenis kecanduan. Makin l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya

Bab 86

Melvina terus mengeluh.Mendengar ucapan Melvina, Marco dan Susanna pun mengernyit.Bagi Keluarga Susanto, uang 9,6 miliar tidak termasuk banyak. Namun, bagi orang biasa, uang ini sangat besar."Martin, kamu ...." Susanna menatap putranya dengan tatapan heran."Coba tanyakan pada Melvina apa yang sudah dia lakukan." Martin berkata dengan kesal, "Dia bilang, dia akan membelikan satu baju untuk Irene. Akhirnya, Irene memilih satu gaun seharga 9,6 miliar. Aku hanya membereskan masalah yang dibuat Melvina.""Kalau dia pilih, memangnya kamu harus langsung kasih?!" Melvina berseru dengan kesal, "Kak, kenapa kamu nggak bilang saja kalau kamu masih menyukai Irene?!""Aku sedang menyelamatkanmu!" Martin benar-benar ingin sekali menampar adiknya lagi.Melvina berkata dengan amarah yang menggebu-gebu, "Apa yang bisa Irene lakukan padaku? Kak, ucapanmu benar-benar konyol.""Benar, Martin, kamu terlalu keterlaluan. Kamu malah menampar adikmu demi Irene. Wanita itu adalah pembawa sial. Kalau bukan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya

Bab 87

Martin ingin meminta maaf secara langsung pada Michael, tetapi dia sama sekali tidak bisa bertemu dengan Michael. Oleh karena itu, dia hanya bisa menunggu di depan daerah perumahan tempat Irene tinggal. Saat dia melihat sebuah mobil Bentley berhenti di dekat gerbang perumahan dan sebuah sosok turun dari mobil, dia langsung pergi menyapa orang tersebut."Tuan Michael, kejadian sebelumnya terjadi karena adik saya masih kurang bijak. Mohon Anda berlapang dada dan lepaskan Keluarga Susanto," kata Martin dengan sangat rendah diri."Melepaskan Keluarga Susanto?" kata Michael dengan cuek."Anda bisa mengatakan apa pun syarat yang Anda inginkan. Saya akan menyetujui yang bisa saya lakukan," kata Martin.Michael menatap pria di hadapannya ini dengan tatapan dingin. Pada saat ini, Martin merasa seakan-akan seluruh darahnya membeku. Tatapan Michael membuatnya merasa seakan-akan dia sedang diawasi oleh binatang buas, hingga dia bahkan tidak berani bernapas dengan terlalu keras.Michael tiba-tiba b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya

Bab 88

Sebelum ancaman Melvina bisa diselesaikan, ucapannya dipotong oleh pria itu. "Baguslah, berarti kamu Nona Melvina."Seusai berbicara, pria itu berbalik dan berkata pada orang-orang di belakangnya, "Patahkan kaki kanannya. Di video, kaki yang dia ulurkan itu kaki kanan."Apa maksudnya?!Melvina pun terkejut. Apakah orang-orang ini bukan datang untuk memerasnya?Sesaat kemudian, terdengar suara teriakan yang menyedihkan di dalam ruangan ini .......Keesokan paginya, saat Irene bangun, demamnya akhirnya sudah mereda. Michael berkata, "Syukurlah demammu sudah reda. Kalau nggak, hari ini aku harus menggendongmu ke rumah sakit, Kak.""Semalam ... aku demam?" gumam Irene."Ya, kamu demam. Selain itu, kamu mengucapkan banyak hal," kata Michael.Irene langsung terkejut. "Apa ... apa yang sudah kubilang?" Dia tidak mengucapkan hal-hal aneh, 'kan?"Kak, katamu, kamu akan patuh, akan menjadi anak yang patuh, terus kamu memintaku untuk menemanimu," kata Michael dengan usil.Wajah Irene seketika me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya

Bab 89

Astaga, apa yang sedang Irene pikirkan?! Mengapa dia bisa memikirkan hal seperti ini?!"Rasanya aneh kalau kedekatan," kata Irene."Baiklah kalau begitu," kata Michael sambil melepaskan pegangannya. Dia mundur selangkah dan mulai membereskan barang di atas meja.Irene membuang napas dengan lega, lalu memegang pipinya yang terasa panas."Oh ya, Kak, tadi, saat kita sedekat itu, apakah kamu ingin menciumku?" tanya Michael tiba-tiba, membuat Irene langsung tercengang.Irene mengedipkan matanya, dia hanya merasa pipinya makin panas."Apakah pertanyaan ini sangat sulit dijawab?" tanya Michael lagi dengan alis terangkat."Aku .... Tentu saja aku hanya ....""Kalau itu Kakak, aku bersedia." Michael memotong ucapan Irene, dia berkata, "Aku nggak suka kalau wanita lain menciumku, tapi kalau itu Kakak, aku bersedia."Melalui jendela kaca yang kecil, cahaya matahari menyinari Michael yang berada di dalam kamar.Ekspresi Michael sangat tulus, seakan-akan dia sedang memberi tahu Irene bahwa dia tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya

Bab 90

Irene menggigit bibirnya dan berkata, "Daripada bergantung pada orang lain, sebaiknya aku bergantung pada diriku sendiri. Dengan begitu, aku nggak akan kecewa pada siapa pun."Kalau tidak, makin besar ekspektasinya, kekecewaannya juga akan makin besar."Tapi aku ingin sekali menjadi penyokong Kakak. Bagaimana, dong?" kata Michael sambil menatap Irene dengan tatapan santai."Kalau Mike ...." Irene tersenyum dan berkata, "Baiklah. Aku akan menunggu saat Mike menjadi penyokongku.""Kenapa Kakak tiba-tiba bersedia?" tanya Michael."Karena Mike nggak akan membuatku kecewa, karena ...." Irene terdiam sesaat, lalu berkata, "Apa pun yang terjadi, kamu nggak akan meninggalkanku. Benar, nggak?"Mendengar ucapan Irene, Michael tertawa kecil dan berkata, "Benar, aku nggak akan meninggalkan Kakak."...Pada malam hari, setelah Michael melihat Irene terlelap, dia berjalan keluar dari kamar kontrakan itu dan langsung pergi ke sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal Irene.Hanya saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
53
DMCA.com Protection Status