Martin ingin meminta maaf secara langsung pada Michael, tetapi dia sama sekali tidak bisa bertemu dengan Michael. Oleh karena itu, dia hanya bisa menunggu di depan daerah perumahan tempat Irene tinggal. Saat dia melihat sebuah mobil Bentley berhenti di dekat gerbang perumahan dan sebuah sosok turun dari mobil, dia langsung pergi menyapa orang tersebut."Tuan Michael, kejadian sebelumnya terjadi karena adik saya masih kurang bijak. Mohon Anda berlapang dada dan lepaskan Keluarga Susanto," kata Martin dengan sangat rendah diri."Melepaskan Keluarga Susanto?" kata Michael dengan cuek."Anda bisa mengatakan apa pun syarat yang Anda inginkan. Saya akan menyetujui yang bisa saya lakukan," kata Martin.Michael menatap pria di hadapannya ini dengan tatapan dingin. Pada saat ini, Martin merasa seakan-akan seluruh darahnya membeku. Tatapan Michael membuatnya merasa seakan-akan dia sedang diawasi oleh binatang buas, hingga dia bahkan tidak berani bernapas dengan terlalu keras.Michael tiba-tiba b
Sebelum ancaman Melvina bisa diselesaikan, ucapannya dipotong oleh pria itu. "Baguslah, berarti kamu Nona Melvina."Seusai berbicara, pria itu berbalik dan berkata pada orang-orang di belakangnya, "Patahkan kaki kanannya. Di video, kaki yang dia ulurkan itu kaki kanan."Apa maksudnya?!Melvina pun terkejut. Apakah orang-orang ini bukan datang untuk memerasnya?Sesaat kemudian, terdengar suara teriakan yang menyedihkan di dalam ruangan ini .......Keesokan paginya, saat Irene bangun, demamnya akhirnya sudah mereda. Michael berkata, "Syukurlah demammu sudah reda. Kalau nggak, hari ini aku harus menggendongmu ke rumah sakit, Kak.""Semalam ... aku demam?" gumam Irene."Ya, kamu demam. Selain itu, kamu mengucapkan banyak hal," kata Michael.Irene langsung terkejut. "Apa ... apa yang sudah kubilang?" Dia tidak mengucapkan hal-hal aneh, 'kan?"Kak, katamu, kamu akan patuh, akan menjadi anak yang patuh, terus kamu memintaku untuk menemanimu," kata Michael dengan usil.Wajah Irene seketika me
Astaga, apa yang sedang Irene pikirkan?! Mengapa dia bisa memikirkan hal seperti ini?!"Rasanya aneh kalau kedekatan," kata Irene."Baiklah kalau begitu," kata Michael sambil melepaskan pegangannya. Dia mundur selangkah dan mulai membereskan barang di atas meja.Irene membuang napas dengan lega, lalu memegang pipinya yang terasa panas."Oh ya, Kak, tadi, saat kita sedekat itu, apakah kamu ingin menciumku?" tanya Michael tiba-tiba, membuat Irene langsung tercengang.Irene mengedipkan matanya, dia hanya merasa pipinya makin panas."Apakah pertanyaan ini sangat sulit dijawab?" tanya Michael lagi dengan alis terangkat."Aku .... Tentu saja aku hanya ....""Kalau itu Kakak, aku bersedia." Michael memotong ucapan Irene, dia berkata, "Aku nggak suka kalau wanita lain menciumku, tapi kalau itu Kakak, aku bersedia."Melalui jendela kaca yang kecil, cahaya matahari menyinari Michael yang berada di dalam kamar.Ekspresi Michael sangat tulus, seakan-akan dia sedang memberi tahu Irene bahwa dia tid
Irene menggigit bibirnya dan berkata, "Daripada bergantung pada orang lain, sebaiknya aku bergantung pada diriku sendiri. Dengan begitu, aku nggak akan kecewa pada siapa pun."Kalau tidak, makin besar ekspektasinya, kekecewaannya juga akan makin besar."Tapi aku ingin sekali menjadi penyokong Kakak. Bagaimana, dong?" kata Michael sambil menatap Irene dengan tatapan santai."Kalau Mike ...." Irene tersenyum dan berkata, "Baiklah. Aku akan menunggu saat Mike menjadi penyokongku.""Kenapa Kakak tiba-tiba bersedia?" tanya Michael."Karena Mike nggak akan membuatku kecewa, karena ...." Irene terdiam sesaat, lalu berkata, "Apa pun yang terjadi, kamu nggak akan meninggalkanku. Benar, nggak?"Mendengar ucapan Irene, Michael tertawa kecil dan berkata, "Benar, aku nggak akan meninggalkan Kakak."...Pada malam hari, setelah Michael melihat Irene terlelap, dia berjalan keluar dari kamar kontrakan itu dan langsung pergi ke sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal Irene.Hanya saja
Tepat pada saat ini, Michael mengakhiri panggilan itu dan berkata pada Charles, "Selesaikan sisa rapatnya untuk hari ini. Besok, berikan notulen rapatnya padaku.""Bagaimana dengan Tuan Michael?" tanya Charles."Irene tiba-tiba bangun dan tanya aku ke mana. Sekarang, aku harus pulang," kata Michael. "Lagi pula, arah utama rapat hari ini sudah ditentukan, hanya tersisa beberapa detail kecil."Seusai berbicara, Michael berjalan keluar dari ruangan. Begitu melihat bos mereka pergi, sekumpulan petinggi luar negeri yang masih menanti seketika mulai berdiskusi lagi.Charles pun menyalakan mikrofonnya."Pak Charles, ada apa ini?""Kenapa Pak Michael pergi?""Tadi, siapa yang menelepon Tuan Michael?""Oh, dari ekspresi Pak Michael saat bertelepon tadi, Pak Michael pasti sedang berpacaran," kata seorang petinggi luar negeri dengan penuh perasaan.Charles hanya bisa tersenyum dengan canggung dan berkata, "Sudah, ayo kita lanjutkan rapatnya." Berpacaran? Apakah Michael sedang berpacaran?Untuk se
Tatapan Michael terlihat tidak berperasaan.Namun, Charles malah pernah melihat sepasang mata ini tampak lembut saat Michael sedang bertelepon dengan Irene.Sedangkan pada saat itu, dia baru mengerti bahwa ternyata sepasang mata bosnya ini tidak selalu dingin, ada pengecualiannya."Tuan Michael, mobilnya sudah menunggu di luar," kata Charles."Ayo jalan," kata Michael dengan santai. Malam ini, ada jamuan pertunangan antara Keluarga Susanto dan Keluarga Moiras. Awalnya, Michael sebenarnya tidak tertarik untuk pergi, tetapi sekarang, perasaannya berubah.Martin adalah pria yang pernah berpacaran dengan Irene. Meskipun Irene juga sudah tidak lagi menyukai pria ini dan kemungkinan mereka untuk kembali bersama sudah tidak ada, Michael menginginkan sebuah kepastian.Dia tidak menginginkan adanya kemungkinan sama sekali bagi Irene dan Martin untuk kembali bersama. Malam ini adalah hari untuk memusnahkan kemungkinan itu.Jadi, tentu saja hari ini sangat berarti bagi Michael....Setelah Irene
Sejak kecil, untuk mendapatkan pujian ayahnya dan supaya ibu tirinya tidak membencinya, Irene selalu berusaha untuk menyesuaikan dirinya pada semua orang. Meskipun dia mendapatkan banyak penghargaan, hidupnya sangat melelahkan.Martin membuatnya mengerti bahwa seorang penyokong sama sekali tidak bisa diandalkan.Namun, Mike malah mengatakan bahwa dia ingin menjadi penyokong Irene. Sambil memikirkan Mike, seulas senyuman tersungging di bibir Irene. Setelah Irene dibebaskan dari penjara, hal yang membuatnya merasa paling beruntung mungkin adalah bertemu dengan Mike.Sambil berpikir, dia sambil membaca berita. Tiba-tiba, di sebuah unggahan, seseorang berkata bahwa dia melihat Michael yang menghadiri jamuan pertunangan ini di depan pintu hotel. Hanya saja, Michael dikerumuni oleh pengawal dan sama sekali tidak memperbolehkan orang-orang dan bahkan para wartawan untuk mengambil fotonya.Siapa pun yang mengambil fotonya Michael harus langsung menghapus foto tersebut di tempat.Meskipun Micha
"Kalau begitu, sepertinya dia akan kalah telak," kata Kris sambil melihat sekilas ke sebuah sosok yang sedang melihat ke sekeliling aula jamuan ini. "Pacarku sudah datang. Mau kenalan, nggak?"Michael memandang ke arah Kris menatap. Tiba-tiba, dia tersenyum sinis dan berkata, "Elena Linardo?""Kamu kenal dengannya?" tanya Kris dengan heran. Bagaimanapun, Elena dan Michael sepertinya sama sekali tidak berhubungan."Termasuk kenal, deh." Michael berkata dengan penuh arti, "Kalau kamu peduli dengan pacar barumu ini, jangan biarkan dia membuat masalah. Kalau nggak, kamu pun nggak akan bisa melindunginya.""Dia pernah menyinggung kamu, ya?" tanya Kris sambil menatap Michael."Menurutmu, kalau dia benar-benar pernah menyinggungku, apakah sekarang dia masih bisa berjalan sebaik itu?" kata Michael. "Tapi, ke depannya, mari kita lihat apakah dia pintar atau nggak."Seusai berbicara, Michael berbalik dan pergi. Pada saat ini, Elena kebetulan melihat Kris. Dia pun bergegas berjalan menghampiri Kr