“Sebaiknya Anda istirahat yang cukup Tuan, nanti saya akan berikan vitamin agar tidak mual-mual kembali. Dan mungkin ini karena kehami—” “Dokter Meyda, maaf menyela ucapan Anda. Apa Tuan Aron perlu dibawa ke rumah sakit?” timpal Bimo cepat, ia menyorot dokter cantik itu dalam. Seolah berbicara lewat tatapan mata. “Ah, tidak perlu.” Dokter Meyda tersenyum canggung, melirik kembali pada Bimo yang menatapnya tajam.“Jika sudah selesai, mari saya antarkan keluar, Dokter,” ungkap Bimo. “Kau ini agresif sekali, apa kau mulai tertarik dengan lawan jenis, Bimo? Jika, iya. Mandilah terlebih dahulu, baumu sangat menyengat,” sindir Aron dengan wajah yang sangat menjengkelkan. Jika membunuh majikan tak mendapat hukuman, ingatkan Bimo untuk menyekap Aron dan membuangnya ke sarang buaya. ”Baik, Tuan,” balasannya kalem. Berbanding terbalik dengan jeritan hatinya. Setelah kedua orang itu pergi, Kamila yang sejak tadi diam menatap ke arah Aron. “Saya permisi dulu, Tuan. Karena masih ada pekerjaan
Baca selengkapnya